Langsung ke konten utama

ihsg per Juni + Bulan Puasa, sebuah ekspektasi POSITIF NAEK (Selamat Iedul Fitri)

TREN IHSG saat BULAN PUASA (55:45)



ID: Berpalinglah sejenak daari hiruk pikuk pesta demokrasi karena Ramadan telah tiba dan tentu ancaman inflasi musiman menyambutnya. Inflasi pra Ramadan pada April 2019 mencapai 0,44% karena pengaruh tiket pesawat 0,03% dan bawang putih 0,04% yang berdampak terhadap inflasi Januari– April 2019 sebesar 0,8%.

Mengapa inflasi musiman selama Ramadan cenderung terus meningkat tiap tahun? Mengapa pemerintah tidak dapat menekan inflasi Ramadan? Mengapa konsumerisme cenderung meningkat setiap Ramadan? Bagaimana daya beli mereduksi konsumerisme?



Semua pertanyaan itu seharusnya menjadi isu pembahasan penting setiap Ramadan, terutama bagi pemerintah dan pihak terkait dalam mengambil langkah taktis mereduksi berbagai kemungkinan terjelek.

Ironisnya, inflasi musiman Ramadan dan Lebaran selalu menjerat daya beli masyarakat. Data BPS menegaskan bahwa inflasi Ramadan Mei 2018 mencapai 0,21% dan laju inflasi Lebaran pada Juni 2018 mencapai 0,59%. Bandingkan dengan inflasi Lebaran 2017 yang mencapai 0,69%, sementara Lebaran 2016 sebesar 0,69% dan pada Lebaran Juli 2014 dan 2015 mencapai 0,93%.



Di satu sisi, lonjakan inflasi musiman selama Ramadan–Lebaran memang menjadi fenomena riil yang tidak bisa lagi ditoleransi berkepanjangan, terutama dikaitkan dengan daya beli yang semakin sekarat.

Di sisi lain, ulah para spekulan dan pemodal besar yang mencari margin dari penimbunan sembako juga tidak pernah ditangani secara tuntas. Oleh karena itu, pembentukan satgas pangan pada Ramadan–Lebaran kemarin terbukti efektif meredam gejolak harga yang terlihat dari laju inflasi terendah dalam 5 tahun terakhir Ramadan–Lebaran pada 2018.

Teoritis

Adanya fenomena inflasi musiman selama Ramadan sampai Idul Fitri, pemerintah juga tidak mau disalahkah begitu saja. Bahkan, setiap menjelang Ramadan, pemerintah telah mengumumkan bahwa stok bahan kebutuhan pokok selama Ramadan-Idul Fitri tersedia dalam jumlah yang aman dan mencukupi.

Stok beras yang selalu membingungkan sudah diatasi sedemikian rupa sehingga kecil kemungkinan terjadi gangguan yang berar ti. Arti penegasan ini tidak lain dimaksudkan agar masyarakat tidak berspekulasi. Meski di sisi lain, fakta menunjukkan bahwa harga cabai sudah naik menjelang Ramadan, termasuk berbagai bahan pokok lainnya seperti bawang putih, telur, dan minyak goreng curah.

Terlepas dari penegasan pemerintah tentang nilai jaminan ketersediaan bahan kebutuhan pokok yang memadai selama Ramadan-Idul Fitri, yang pasti, lonjakan harga sembako telah terjadi sejak menjelang Ramadan. Bahkan jika ditarik lagi ke belakang, sebenarnya lonjakan harga kebutuhan pokok telah terjadi pada masa kampanye pemilu dan secara kumulatif kenaikannya berkisar 10-15%. Hal ini akan menjadi lebih tinggi lagi menjelang Idul Fitri. Versi pemerintah, bahwa toleransi kenaikan harga yang wajar yaitu 5-10% dan ini memang berimbas pada inflasi musiman, meskipun kenaikannya masih bisa ditoleransi sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan terhadap perekonomian.



Lonjakan harga sembako selama Ramadan telah juga dimulai dengan harga beras pada awal triwulan pertama tahun ini. Belum reda kenaikan harga beras, disusul juga lonjakan harga minyak goreng di sejumlah daerah. Hal ini adalah sesuatu yang sangat dramatis, sementara di sisi lain daya beli kian menurun.

Selain itu, harga cabai juga ikutan semakin pedas sehingga muncul kritik tentang kacau balaunya penanganan di semua sektor akibat lambannya sikap pemerintah. Hal ini juga tidak bisa terlepas dari konsentrasi pemerintah terkait pelaksanaan pesta demokrasi, belum lagi dampak bencana dan cuaca ekstrim di sejumlah daerah sehingga mengganggu produksi, panen dan distribusi.

Belum reda kasus kenaikan minyak goreng dan cabai, kemudian disusul kenaikan sejumlah harga komoditas pangan lainnya. Tanpa bermaksud menuding biang kerok kasus inflasi musiman selama Ramadan, pastinya lonjakan harga sembako selama Ramadan memicu dampak sosial-kemasyarakatan. Bahkan, bukannya tidak mungkin jika inflasi musiman ini tidak secepatnya ditangangi bisa memicu ancaman yang lebih kronis.

Fakta ini tentu sangat beralasan sebab statistic kejahatan selama Ramadan selalu meningkat dibanding hari-hari biasanya. Dari berbagai temuan kasus terkait kejahatan selama Ramadan selalu berujung pada upaya untuk pemenuhan di Idul Fitri, yaitu mulai dari kebutuhan pakaian baru sampai kebutuhan aktualisasi diri, sementara kebutuhan sembako kian mendesak.



Merujuk temuan fakta tersebut maka salah satu aspek utama yang harus dipikirkan oleh pemerintah selama Ramadan yaitu stabilitas harga. Bagaimanapun, dalam kondisi kerentanan masyarakat yang hidup di bawah himpitan kemiskinan dan tekanan daya beli, maka jaminan stabilitas harga menjadi sesuatu yang sangat didamba rakyat.

Di sisi lain, wakil rakyat yang diharapkan lebih peduli atas nasib rakyat ternyata kurang responsif. Oleh karena itu, dalam situasi yang demikian, seharusnya wakil rakyat dan pemerintah lebih peduli terhadap nasib rakyat agar rakyat bisa sedikit terhibur di tengah impitan kemiskinan dan isu kesejahteraan yang dilematis.

Inkonsistensi harga pada Ramadan yang memicu inflasi musiman tidak bisa sepenuhnya disalahkan ulah spekulan, tapi masyarakat pun harus disalahkan karena selama Ramadan sangat konsumtif. Bahkan, makin menjamurnya mal dan pusat-pusat perbelanjaan pada akhirnya memicu masyarakat untuk menghabiskan waktu sembari menunggu maghrib di mal dan pusat perbelanjaan.

Padahal, perilaku ini memicu impulse buying (pembelian yang tidak terencana), dan impulse buying yang berkelanjutan bisa memicu inflasi. Beralasan jika agama menghendaki pelaksanaan ibadah Ramadan tidak perlu berlebihan karena hakikat Ramadan adalah menahan hawa nafsu, bukan justru mengumbar nafsu konsumtif yang memicu inflasi musiman Ramadan-Lebaran. Edy Purwo Saputro, Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Solo

Sumber: Investor Daily

🍓

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal pekan, umat muslim secara serentak menjalankan ibadah puasa karena per 6 Mei 2019, sudah memasuki bulan Ramadan. Ramadan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu umat muslim karena dipercaya membawa berkah. 

Lalu, apakah bulan puasa juga membawa keuntungan bagi pelaku pasar modal?

Jika dilihat dari pergerakan Indeks Harga Sagam Gabungan (IHSG) dalam 5 tahun belakang, umumnya IHSG selalu berhasil membukukan cuan sepanjang ramadan. Tahun 2015 adalah pengecualian karena kondisi perekonomian tanah air sedang lambat-lambatnya.


Lalu, hingga hari ke-4 bulan puasa tahun ini IHSG juga senasib seperti 2015. Bursa saham domestik mendapat tekanan karena sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS)-China berpeluang memasuki babak perang tambahan. 

Pasalnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menaikkan bea masuk impor produk asal China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%.



Lebih lanjut, faktor utama yang memantik aksi beli selama bulan puasa adalah meningkatnya pola konsumsi masyarakat Indonesia.Pola konsumsi masyarakat meningkat karena pare pekerja memperoleh bonus tambahan atau biasa disebut Tunjangan Hari Raya (THR).

Sektor yang dianggap menikmati manfaat dari distribusi THR adalah sektor produk konsumen dan sektor perdagangan ritel. 

Selama bulan puasa konsumsi makanan dan minuman masyarakat Indonesia naik. Tingginya permintaan inilah yang umumnya menyebabkan harga bahan makanan pokok seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai selalu meroket sepanjang bulan Ramadan. Belum lagi ada permintaan untuk parcel Ramadan.

Sementara itu untuk sektor ritel biasanya dihubungkan dengan kebiasaan masyarakat untuk belanja pakaian baru menjelang hari raya Idul Fitri.

Dikarenakan sentimen tersebut, terdapat anggapan bahwa indeks yang paling diuntungkan selama bulan puasa adalah indeks barang konsumen dan perdagangan. Namun, apakah persepsi tersebut terbukti benar?
Selama Ramadan Saham Sektor Mana yang Paling Cuan?Foto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Dari tabel di atas terlihat bahwa persepsi tersebut terbukti tidak benar. Dalam 5 tahun ke belakang, indeks sektor yang mencatatkan imbal hasil paling besar selama bulan puasa berbeda-beda tiap tahunnya.

Contohnya, tahun lalu indeks sektor pertambangan (JKMING) dan indeks sektor infrastruktur (JKINFA) membukukan cuan tertinggi, masing-masig sebesar 9,12% dan 8,22%. 

JKMING melesat karena pada periode bulan puasa tahun lalu, harga batu bara dunia dan harga minyak dunia menunjukkan penguatan yang cukup signikan. Oleh karena itu, wajar saja jika emiten-emiten tambang banyak diburu pelaku pasar



Di lain pihak, indeks sektor infrastruktur tahun 2018 dan 2017 melonjak karena ada sentimen positif dari Pemerintah Indonesia. 

Seperti yang diketahui, proyek-proyek infrastruktur termasuk program yang diprioritaskan olah Presiden Joko Widodo. Tahun Lalu, pemerintah mengalokasikan anggaran infrastruktur mencapai Rp 410,7 triliun (naik 5,8% YoY) dan di tahun 2017 tercatat Rp 388,3 triliun (naik 44,3% YoY). 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pergerakan indeks sektoral di pasar modal selama bulan puasa tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat Indonesia. Akan tetapi lebih disebabkan dorongan sentimen eksternal, seperti pergerakan harga komoditas, nilai investasi, isu geopolitik, dan sebagainya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)


🍑

bisnis.com: Pukul 16.00 WIB: IHSG Ditutup Naik 0,19% ke 5.829,71

Menutup perdagangan hari ini, Kamis (22/6/2017), indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,19% atau 11,16 poin ke level 5.829,71.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham jelang libur panjang Lebaran. Akan tetapi, IHSG mampu berbalik arah ke zona hijau.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (22/6/2017), IHSG naik 11,15 poin atau 0,19 persen ke level 5.829,70. Indeks saham LQ45 melemah 0,10 persen ke level 977,62. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 159 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 164 saham melemah, dan menahan penguatan IHSG. 130 saham diam di tempat.

Pada perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG sempat ke level tertinggi baru di 5.831,34 dan terendah 5.804,60.

Transaksi saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 230.886 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 12,2 triliun.

BACA JUGA
Sektor Aneka Industri Bawa IHSG Menguat
IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan
IHSG Berpeluang Lanjutkan Kenaikan, Simak Saham Pilihan Ini
Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,96 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.316.


Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham pertanian memimpin penguatan dengan naik 2,63 persen. Disusul sektor saham industri dasar 1,03 persen dan perdagangan 0,76 persen.

Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham MABA naik 69,64 persen ke level harga Rp 190 per saham, saham YULE mendaki 26,47 persen ke level Rp 172 per saham, dan saham SIMA menguat 25 persen ke level Rp 450 per saham.

Sedangkan saham-saham yang masuk top losers antara lain saham KMTR turun 18,32 persen ke level Rp 535 per saham, saham ALKA merosot 17,18 persen ke level Rp 135 per saham, dan saham ETWA susut 16 persen ke level Rp 63 per saham.

Bursa Asia pun bervarisi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,08 persen ke level 25.674, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,14 persen ke level 20.110, dan indeks saham Shanghai turun 0,28 persen ke level 3.147.

Selain itu, indeks saham Singapura menguat 0,43 persen ke level 3.215 dan indeks saham Taiwan mendaki 0,48 persen ke level 10.399.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menilai pelaku pasar menunggu data-data ekonomi baru mengingat usai libur Lebaran memasuki semester kedua 2017. Emiten juga masih akan membagikan dividen pada awal semester kedua juga membayangi pergerakan IHSG. Selain itu, pergerakan harga komoditas terutama harga minyak juga turut mempengaruhi.

"Belum terlalu banyak sentimen. Pelaku pasar akan menyambut rilis data baru usai libur Lebaran," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Jakarta detik - Transaksi saham bisa menjadi alternatif untuk mencari tambahan Tunjangan Hari Raya (THR). Namun hanya saham-saham di sektor tertentu yang berpotensi menguat jelang Lebaran.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memprediksi saham-saham di sektor konsumer akan terus menguat selama Ramadan. Sebab konsumsi masyarakat terjadi peningkatan secara drastis dari awal puasa hingga Lebaran.

"Kita lihat justru bulan puasa itu lebih banyak ke saham-saham makanan dan minuman. Walaupun gerai ritel dipenuhi, tapi pelaku pasar melihat produknya yang akan meraup untung besar," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (12/6/2017).

Sedangkan, Kepala Analis Universal Broker Satrio Utomo justru melihat sektor ritel akan menguat. Sebab pasca Lebaran biasanya perusahaan ritel akan mengumumkan data penjualan selama Ramadan.

"Tapi ini bukan sesuatu yang pasti, ya istilahnya saham yang peluangnya bagus," tuturnya.

Selain ritel, Satrio juga memperkirakan saham transportasi, otomotif dan perbankan akan menguat. Untuk perbankan didorong meningkatnya transaksi yang menggunakan kartu kredit.

Kendati begitu Satrio mengimbau agar berhati-hati dalam melakukan perdagangan saat ini. Sebab selama bulan puasa transaksi perdagangan cenderung sepi.

Dia merekomendasikan untuk mengambil posisi beli saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun melewati level 5.600. Sementara support IHSG jelang Lebaran diperkirakan pada level 5.577. (dna/dna)
👄
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga akhir perdagangan Selasa (6/6). IHSG ditutup kehilangan 40,4 poin atau 0,7% menjadi 5.707,83.
Sebanyak 219 saham yang melemah menyeret IHSG hari ini. Sedangkan 115 saham menguat dan 95 lainnya stagnan.
Transaksi hari ini melibatkan 9,14 miliar saham dengan total nilai Rp 6,3 triliun. 
Investor domestik melakukan pembelian Rp 4,13 triliun dan pembelian Rp 3,49 triliun. Sedangkan investor asing mencatat net sell Rp 291,86 miliar di pasar reguler dan lebih besar lagi yaitu Rp 647,29 miliar di pasar keseluruhan.
Delapan dari sepuluh sektor IHSG mengalami penurunan. Sektor konstruksi memimpin dengan penurunan 2,28%, diikuti sektor aneka industri sebesar 1,66% dan finansial 1,09%. Dua sektor yang masih menguat adalah pertambangan yang naik 0,81%, serta perdagangan yang naik tipis 0,04%. 
Tiga saham LQ45 yang menjadi top losers sore ini berasal dari sektor properti, antara lain PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang turun 5,62% menjadi Rp 1.260, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 5,11% menjadi Rp 650, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang turun sebesar 4,72% menjadi Rp 605 per saham.
Saham top gainers LQ45 sore ini antara lain PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang naik 4,05% menjadi Rp 3.340 per saham, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) sebesar 3,99% menjadi Rp 1.955 per saham, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 3,88% menjadi Rp 1.605 per saham.

💤💤
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak di sektor makanan minuman (mamin) dan perdagangan eceran masih menjadi primadona untuk ditransaksikan selama bulan ramadan tahun ini. Pada tahun lalu, dalam periode tersebut, kedua sektor ini sebagian besar mencatatkan penaikan harga saham.
Peluang tersebut, tentu saja layak untuk dimanfaatkan, sehingga pelaku pasar pun bisa mendapatkan ‘tunjangan hari raya’ dari penaikan harga saham di kedua sektor itu selama bulan ramadan.
William Surya Wijaya Vice President of Research PT Indosurya Mandiri Sekuritas mengatakan saham barang-barang konsumsi, ritel dan telekomunikasi akan lebih menarik bagi investor.
"Biasanya kinerja sektor konsumsi naik di musim-musim seperti itu [Lebaran]," ungkapnya Sabtu, (13/5/2017).
William merekomendasikan saham INDF, ICBP, UNVR dan MAPI yang layak dikoleksi menjelang Lebaran. Aktivitas konsumsi masyarakat jelang Lebaran, katanya, selalu meningkat.
Peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran akan terlihat dari meningkatnya kinerja penjualan triwulan. Menurutnya, pembaikan kinerja dari efek musiman itu juga bakal mengkerek harga saham emiten-emiten peritel dan consumer goods.
Selain itu, William juga merekomendasikan saham-saham yang bergerak di bidang telekomunikasi dan infrastruktur. Dia menilai sektor infrastrutur sangat berkaitan dengan telekomunikasi, khususnya bila ingin meraih return yang menarik pada jangka panjang.
Adapun rekomendasi saham dari sektor telekomunikasi dan infrastruktur adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).
Dia menilai di era digital, masyarakat yang dulu mengirimkan surat dan kartu pos untuk keluarga yang jauh, kini cukup mengirim pesan singkat dan berkomunikasi via suara serta visual. Menurutnya, aktivitas itu juga akan menyumbang kinerja yang baik bagi emiten telekomunikasi.
Konsumsi Rokok
Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su menjelaskan, selama bulan Ramadan konsumsi rokok cenderung turun karena puasa. Pada bulan Ramadan, maskapai penerbangan juga cenderung turun, tetapi otomotif dan transportasi akan naik karena penggunaan untuk pulang kampung.
Dia menilai karena lebaran maka biasanya retail akan naik banyak karena banyaknya orang berbelanja. Selain itu, telekomunikasi juga akan meningkat karena penggunaan data juga naik.
Namun, untuk maskapai penerbangan meski akan meningkat karena libur tetapi biaya bahan bakar saat ini tengah tinggi sehingga earning juga akan terdampak.
“Secara overall, kami melihat kuartal II/2017 pertumbuhan earning dan GDP akan meningkat karena aktivitas lebaran,” katanya, Jumat (12/5/2017).
Senior Analyst Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengungkapkan harga saham-saham makanan olahan juga menarik untuk dilirik oleh pelaku pasar selama ramadan.
Dia menilai saham ritel tidak seramai makanan minuman serta maanan olahan saat bulan ramadan. “Mungkin karena puasa ramadan identik dengan peningkatan konsumsi makanan daripada belanja konsumsi pakaian dan barang lainnya,” katanya, Minggu (14/5/2017).
Analis First Asia Capital David Sutyanto mengungkapkan saham-saham yang selalu diburu menjelang bulan puasa berasal dari sektor ritel dan consumer goods. Menurutnya, meningkatnya konsumsi masyarakat hingga dua kali lipat berpotensi mempengaruhi kinerja saham sektor tersebut.
Untuk emiten dari sektor ritel, David merekomendasikan, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), PT Matahari Departmen Store Tbk. (LPPF), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Sementara itu, saham emiten barang-barang konsumsi yang layak diperhatikan yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR).
"Saham yang diburu dari ritel dan consumer goods, karena konsumsi naik dua kali lipat. Jadi kinerja emiten sektor akan berpengaruh juga," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (12/5/2017).
Selain itu,, emiten-emiten sektor ini juga akan mempromosikan brand yang dimiliki saat puasa. Selain kedua sektor di atas, David juga memproyeksikan sektor otomotif juga akan terkena imbas positif seperti PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO).

💃
Jakarta kontan- Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan masih dalam tren positif meski pada perdagangan kemarin berkurang 42 poin.
"IHSG memasuki tren bullish jangka panjang yang baru," kata riset PT Mandiri Sekuritas yang dipublikasikan, Selasa (23/5).
Riset Mandiri menyatakan, setiap penurunan yang terjadi merupakan koreksi sehat selama masih berada di support.
Pergerakan IHSG hari ini diestimasi akan bergerak dengan rentang perdagangan berada di 5.726 sampai dengan 5.868.
Dari global, indeks bursa AS ditutup positif. Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 89,99 poin atau 0,43 persen menjadi 20.894,83 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 bertambah 12,29 poin atau 0,52 persen menjadi 2.394,02 poin, dan indeks komposit Nasdaq naik 49,92 poin atau 0,82 persen menjadi 6.133,62 poin.
Indeks saham di Eropa ditutup bervariasi. Indeks FTSE di Inggris naik 0,34 persen, DAX di Jerman turun -0,15 persen dan CAC di Prancis melemah -0,33 persen. Dari Asia, indeks Nikkei di Jepang naik 0,45 persen dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,86 persen dan indeks SSE di Shanghai melemah -0,48 persen.
Emas ditutup di US$ 1.261 per troy ounce atau naik 0,62 persen. Minyak mentah (Oil WTI) ditutup di US$ 49,46 per barel atau naik 0,91 persen.
IHSG melemah 0,73 persen (42,44 poin) ke level 5.749,45 pada perdagangan Senin (22/5). Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 turun 0,47 persen ke 412,99, indeks LQ45 turun 0,98 persen ke 960,84, JII turun 0,59 persen ke 738,15.
Untuk rekomendasi saham adalah:
1. PT Bank Danamon Tbk (BDMN) ditutup melewati resistance.
Kami merekomendasikan BUY untuk trend trade, dengan target harga di 6.500 dan stop loss jika harga ditutup di bawah 4.900
2. PT Aneka Tambang Tbk ANTM, MA 5 memotong MA 20 .
Kami merekomendasikan BUY untuk day trade, dengan target harga di 795 dan stop loss jika harga ditutup di bawah 640.
3. PT Bank Jatim Tbk (BJTM) MA 5 memotong MA 20.
Kami merekomendasikan BUY untuk day trade, dengan target harga di 750 dan stop loss jika harga ditutup di bawah 640.



Whisnu Bagus Prasetyo/WBP
BeritaSatu.com

MEI 2017 - JUNI 2017: tren positif naek diekspektasikan terjadi @ ihsg bulan puasa 2017:


Juni 2015 menjadi saksi 2 tren, yaitu tren ihsg saat bulan Juni (menurut data 2011-2014) dan tren ihsg saat bulan PUASA (2001-2011) ... tampaknya tren ihsg bulan puasa secara rerata memang TETAP POSITIF naek, namun secara taon per taon rasio kenaekan tren : penurunan tren ihsg dalam bulan puasa = 55:45 ... sedangkan tren bulan Juni tampaknya lebe mungkin untuk POSITIF NAEK ... well, liat aza
... well, tren IHSG MASEH DALAM DORONGAN NAEK, saat DOLLAR INDEX MENGUAT neh :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk