Langsung ke konten utama

ISU fundamental saham transportasi : BLTA (2019)

BLTA: papan pemantauan khusus


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun 2020, PT Buana Lintas Lautan (BULL) akan tetap fokus dalam pengembangan usaha tanker minyak. Selain itu, perusahaan juga berniat menambah delapan kapal di tahun ini,. 
Investor Relations Buana Lintas Lautan Gerryaldi Matio mengatakan, walau begitu BULL juga mulai menjajaki penyewaan kapal tanker minyak di luar negeri. Untuk penambahan kapal anyar, BULL akan memantau perkembangan kebutuhan kapal untuk pasar domestik dan internasional mulai semester II-2020. 
Apabila sesuai dengan strategi pengembangan usaha perusahaan, sangat dimungkinkan untuk dialokasikan tambahan belanja modal untuk pembelian kapal.
Untuk itu, BULL tengah menjajaki beberapa kontrak baru di dalam maupun di luar negeri. Salah satu kontrak yang dibidik adalah dari PT Pertamina, yakni untuk penyewaan kapal tanker minyak dan gas dengan berbagai ukuran.
Guna merealisasikan rencana pembelian 8 kapal pada tahun ini, total belanja modal atawa capital expenditure (capex) yang dialokasikan mencapai US$ 160 juta.
"Sebenarnya untuk tahun 2020 jumlah kapal yang akan dibeli masih belum ditentukan tetapi minimal 8 kapal tanker minyak dengan total capex sekitar US$ 160 juta," kata Gerry kepada Kontan.co.id, Kamis, (2/1).
Sumber capex pada tahun ini berasal dari pinjaman perbankan baik dari dalam negeri maupun lembaga keuangan luar negeri. Selain itu, BULL juga akan mengkombinasikan dengan modal ekuitas perusahaan.
Sejalan dengan menambah armada baru, BULL juga terus berupaya mengerek tingkat utilisasi, yang mana pada tahun ini target utilisasi rata-rata di atas 95%.
Hingga saat ini BULL mencatatkan memiliki 24 kapal dengan jumlah kapasitas angkut 1,383,304 DWT.

Alhasil, Gerry pun memproyeksikan pendapatan dan laba bersih BULL di tahun ini bisa meningkat signifikan setelah adanya penambahan armada dari total bobot mati sebesar 1,383,304 DWT di 2019 menjadi minimal 2,268,256 DWT di 2020.


🍉

JAKARTA okezone – Dongkrak kapasitas angkutan muat barang, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) berencana untuk menyewa dua kapal dengan tonase 5.000 DWt hingga 17.000 DWT. Nantinya, dua kapal tersebut akan digunakan untuk mengangkut Crude Palm Oil (CPO). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/5).
Direktur Independen BLTA, Benny Rachmat mengatakan, perseroan menangkap peluang dari program B20 dari pemerintah, dengan mengikuti tender pengangkutan CPO.”Pada kuartal II ini, kami akan menyewa dua kapal dengan tonase 5.000 DWT hingga 17.000 DWT untuk kontrak pengangkutan program B20,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, saat ini empat dari delapan kapal milik perseroan telah mengangkut CPO, tapi permintaan untuk pengangkutan bertambah. Sayangnya, perseroan belum punya alternative pendanaan untuk pengadaan kapal baru.“Kalau pinjaman dari bank, kami masih dalam kol 5 sehingga kami putuskan untuk menyewa kapal,” kata dia, seperti dikutip dari Neraca, Jumat (10/5/2018).
Upaya tersebut, lanjut dia, sejalan untuk mempertahankan target pendapatan tahun 2019 yang diharapkan tak jauh berbeda dengan tahun 2018. Berhasil mencatatkan untung sepanjang tahun lalu, perseroan akan terus mengoptimalkan delapan kapal milik sendiri dan dua kapal milik joint venture untuk beroperasi mengangkut biodisel sebagai unit usaha utama perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menjaga performance kinerja keuangan lebih baik lagi.
Benny Rachmat pernah bilang, hal ini seturut dengan kebutuhan pengangkutan biodiesel dalam negeri yang meningkat hingga 6 juta kiloliter seiring dengan implementasi kebijakan program B20. Hingga kini, BLTA sudah memperoleh kontrak time charter dengan pihak ketiga sebesar USD11,1 juta untuk tahun 2019 dan sebesar USD2,8 juta untuk tahun 2020 nanti.
Asal tahu saja, pasca disuspensi selama tujuh tahun, perseroan belum akan melakukan aksi korporasi baik penerbitan obligasi, rights issue, maupun buyback saham pada tahun ini. “Kami akan lebih fokus meningkatkan kinerja dengan sumber daya yang ada dari kami,” kata Benny Rachmat.
Tercatat di kuartal pertama 2019, BLTA membukukan pendapatan USD5,45 juta, turun 15,76% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD6,47 juta. Penurunan pendapatan pada kuartal I-2019, menurut Benny, karena ada dua kapal yang tidak beroperasi karena dalam perawatan. "Saat maintenance tidak menghasilkan pendapatan dan memakan beban," ungkapnya.
Per 31 Maret 2019, BLTA memiliki delapan unit kapal dan seluruh kapal BLTA terikat kontrak sehingga memiliki utilisasi penuh seandainya tidak sedang dalam perawatan. Tahun ini, BLTA berencana untuk meningkatkan pendapatan lewat non asset based. Pendapatan non asset based bakal itu salah satunya bakal memanfaatkan kapal sewa untuk meningkatkan pendapatan.

(rhs)
🍐

JAKARTA ID– PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menjajaki diversifikasi usaha di luar bisnis utama perseroan sebagai emiten logistik pelayaran. Ini merupakan upaya perseroan meningkatkan apresiasi pasar setelah lepas dari sangsi suspensi perdagangan saham yang sempat berlangsung selama tujuh tahun.
Direktur Independen Berlian Laju Tanker Benny Rachmat mengatakan, diversifikasi usaha merupakan langkah perseroan meningkatkan kinerja keuangan, sehingga nantinya perseroan memiliki modal cukup untuk melakukan ekspansi. Namun, saat ini perseroan belum dapat mengungkapkan secara rinci dari rencana tersebut.
“Kita perkuat dari sisi fundamental. Sementara dari sisi nilai saham, kami belum ada rencana yang spesifik seperti reverse stock. Karena di beberapa kasus, reverse stock malah membuat harga saham emiten kembali ke bottom,” jelas Benny, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (22/4).
Seperti diketahui, pada 25 Maret 2019, perseroan melaporkan hasil penilaian harga efek ke Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga BEI memutuskan untuk mencabut suspense perdagangan efek pada 28 Maret 2019. Saham perseroan pun mulai diperdagangkan kembali pada 29 Maret 2019. Namun, hingga penutupan kemarin, saham BLTA masih berada di posisi Rp 50.
Berlian Laju Tanker dikenai suspensi oleh bursa pada 25 Januari 2012. Suspensi ini didasari oleh permintaan perseroan yang ketika itu mengalami kendala sehingga tidak mampu melakukan pembayaran atas seluruh fasilitas pinjaman bank dan obligasinya. Perusahaan ini pun kemudian diajukan ke pengadilan dengan gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh salah satu kreditornya.
Dalam proses restrukturisasi utang, perseroan melakukan konversi utang menjadi saham baru seri A yakni sebanyak 11,93 miliar saham dengan nilai nominal Rp 62,5 per saham. Konversi utang tersebut sesuai dengan hasil rapat kreditor pada 14 Agustus 2015.
Hingga saat ini, pihak Berlian Laju Tanker mengklaim sekitar 90% kreditor telah mengkonversi utang menjadi saham. Namun, status kolektibilitas perseroan masih di tingkat 5 (default) hingga saat ini.
Menurut Benny, mengacu pada peraturan Bank Indonesia No 14/15 Tahun 2012, seharusnya status perseroan sudah lancer lantaran perseroan rutin membayar pokok pinjaman dan bunga secara tepat waktu
“Kalau menurut persepsi kami, status kolektibilitas seharusnya berada di tingkat 4 atau tiga. Kami rutin berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai hal ini. Karena dengan status tersebut kami sulit mendapatkan pinjaman dana,” jelas Benny.
Tahun ini, kata Benny, perseroan berupaya meningkatkan kinerja melalui penambahan armada melalui penyewaan kapal dari pihak ketiga, penyediaan jasa penerimaan kru kapal, dan penyediaan jasa manajemen kapal.
Selain itu, perseroan juga fokus pada optimalisasi delapan kapal milik perseroan yang beroperasi di Indonesia, terutama untuk pengangkutan biodiesel dalam negeri. Tahun ini, kebutuhan pengangkutan biodiesel diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2019 menjadi 6 juta kilo liter, seiring dengan implementasi program B20, yang mewajibkan pencampuran biodiesel dalam minyak solar menjadi 20%.
Berlian Laju Tanker juga menambah porsi pendapatan dari fixed income pada tahun ini. Perseroan telah memperoleh kontrak time charter dengan pihak ketiga sebesar US$ 11,1 juta dan sebesar US$ 2,8 juta untuk tahun 2020. (c01)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk