Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 11/11/2015...14/01/2016 (Bank INDONESIA BANGGA LAH JADI PENYELAMAT EKONOMI RAKYAT INDONESIA skarang juga, turunken BI RATE!)

JAKARTA. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7,25%.

Siaran Pers yang dirilis BI hari ini menyatakan Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menetapkan BI Rate sebesar 7,25% dengan suku bunga deposit facility 5,25% dan lending facility sebesar 7,75%.

Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan meredanya gejolak di pasar keuangan global setelah Fed Fund Rate dinaikkan pada Desember.

Pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan setelah penilaian atas kondisi ekonomi domestik dan global sambil mempertimbangkan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BI menyatakan keyakinan pasar atas prospek perekonomian Indonesia semakin membaik seiring berkurangnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Keyakinan pasar ditunjukkan oleh peningkatan arus investasi portofolio dalam bentuk obligasi pemerintah, termasuk minat investor atas global bond pada yang diterbitkan Desember lalu.

http://finansial.bisnis.com/read/20160114/9/509665/bi-rate-ketidakpastian-reda-dorong-bank-indonesia-pangkas-suku-bunga-




Sumber : BISNIS.COM





TEMPO.COJakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan bunga kredit perbankan yang mencapai "double digit" atau kdi atas 10 persen bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan realisasi investasi di Indonesia.

"Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah tingginya bunga kredit perbankan yang mencapai double digit atau di atas 10 persen, kita harap bisa diturunkan sehingga bisa menggairahkan investasi di Indonesia," kata Wapres di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.

Dia berharap bunga perbankan bisa turun sampai dengan lima persen, seperti halnya yang terjadi dengan banyak negara maju di dunia, sehingga Indonesia bisa terlepas dari anggapan mahalnya sektor jasa keuangan. "Kami harap 5 persen bunganya. Tidak ada negara yang maju, jika bunganya tidak rendah," ujarnya.

Wapres mengatakan dirinya telah membicarakan hal tersebut dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk bisa mencari sisi yang bisa mendorong bunga kredit lebih rendah.

"Kita sudah bicara panjang dan akan kami evaluasi. Karena memang keinginan investor untuk berinvestasi selalu dibandingkan dengan Vietnam atau negara lain," ucapnya.

Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran bahwa biaya untuk menanam investasi di Indonesia lebih tinggi. "Asing bisa memberikan bunga 1 persen sementara kita 12 persen, mana mungkin kita bisa bersaing," tuturnya.

Sementara itu, terkait Usaha Kecil Menengah (UKM), tambah Wapres, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dengan penambahan subsidi bunga, sehingga dari bunga yang tadinya 22 persen, saat ini turun menjadi 12 persen dan tahun depan ditargetkan menjadi 9 persen. "Kalau UKM, kami pastikan 9 persen untuk tahun depan," ucapnya.

ANTARA
JakartaCNN Indonesia -- Badan Pusat Statitsik (BPS) kembali menilai Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) setelah melihat kecilnya angka inflasi komponen inti (core inflation) pada November 2015.

BPS mencatat core inflation selama November turun menjadi 0,16 persen secara bulanan (month to month) dibandingkan Oktober lalu yang mencapai 0,23 persen.

Secara tahunan (year on year/yoy) inflai inti tercatat 4,77 persen atau terendah sepanjang 2015. Turun dibandingkan inflasi komponen inti Oktober yang sebesar 5,02 persen.

"Kalau kami lihat dari data inflasi inti lumayan bandel bertengengger di level 5 persen cukup lama, akhirnya kami lihat bisa mengecil saat ini. Saya kira bisa membuka ruang bagi otoritas moneter untuk mengantisipasi ke depannya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantor BPS Pusat, Selasa (1/12).


Sasmito menyebut dari 883 objek survei inflasi, sebanyak hampir 600 lebih masuk dalam perhitungan inflasi komponen inti. Kendati demikian ia mengatakan hak untuk menurunkan BI Rate merupakan hak independen bank sentral sebagai otoritas moneter.


Menurutnya BI mengambil kebijakan penetapan suku bunga dengan memperhatikan inflasi dan faktor-faktor lain.

"Inflasi yang rendah saya kira membuka ruang, bagaimana ruang itu dipergunakan tentu ada perhitungan sendiri kalau katakanlah pengusaha ingin diturunkan, BI menurunkan BI rate-nya sehingga bisa mendorong pertumbuhan. Tapi BI juga pasti kalkulasi dampaknya terhadap nilai tukar," katanya. (gen)
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2015 ini masih dibayangi beberapa sentimen dari dalam negeri dan salah satunya penyerapan anggaran belanja pemerintah.”Kamis IHSG BEI bergerak di area positif di level 4.600 poin, kita optimistis indeks BEI akan merangkak naik seraya menanti tiga hal di antaranya penyerapan anggaran pemerintah," ujar Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (26/11). Selain itu indeks BEI juga dipengaruhi harapan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sehingga jaraknya tidak terlalu lebar dengan inflasi, dan hasil kinerja emiten kuartal III tahun ini. Dirinya mengharapkan bahwa penyerapan anggaran belanja pemerintah pada tahun 2015 ini dapat lebih dari 80-85%. Saat ini, peranan penyerapan anggaran masih menjadi salah satu indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran penting agar tercipta 'multiplier effect' terhadap ekonomi.”Semoga penyerapan anggaran belanja pemerintah lebih dari 80-85 persen, saya masih percaya pemerintah komitmen dan memiliki akselesari tinggi dan tepat sasaran," katanya. Terkait suku bunga, Tito Sulistio mengharapkan Bank Indonesia dapat menurunkan level BI rate sehingga jarak dengan inflasi tidak terlalu lebar. Inflasi pada tahun ini diperkirakan dibawah 3% sementara BI rate berada di level 7,5% dengan demikian Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan BI rate. Secara teoritis, Tito Sulistio mengatakan bahwa penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap investasi. Investor akan mencari alternatif yang memberikan hasil investasi lebih tinggi dibandingkan deposito yaitu saham dan obligasi."Saat ini jarak BI rate dengan inflasi sekitar 3,5%, sementara di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan negatif. Kenapa di Indonesia jaraknya lebar, semoga BI mau menurunkan 'interest rate'," ujarnya. Kendati demikian, Tito Sulistio mengatakan bahwa kebijakan BI rate merupakan sepenuhnya independensi Bank Indonesia, pihak lain dilarang ikut campur terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia."Kita hanya bisa menghimbau, semoga jarak BI rate dengan inflasi tidak terlalu jauh. Kita tidak boleh ikut campur," ucapnya. Mengenai kinerja emiten, Tito Sulistio mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 70 persen hasil kinerja emiten pada kuartal III mencatatkan hasil positif dan berpotensi membaik hingga akhir tahun 2015. "Jadi, kalau penyerapan anggaran pemerintah mencapai target serta ada penyesuain jarak BI rate dan kinerja emiten membaik, maka IHSG BEI pelan-pelan bisa naik sampai kuatal I tahun 2016 depan," kata Tito Sulistio. (bani)   http://www.neraca.co.id/article/62098/ihsg-akhir-tahun-dipengaruhi-bi-rate-disamping-penyerapan-anggaran Sumber : NERACA.CO.ID

... tampaknya investor asienK lage mengincar support harga saham UNVR ... gw lumayan sukses dengan FLDTT karena menyadari bahwa HMSP dah selese diburu ... well, liat aza
Tokyo, Nov 11, 2015 (AFP) 
 The dollar retreated in Asia on Wednesday after rallying on last week's US jobs data, as analysts said the latest economic figures from China failed to ease international anxiety over its economy.

High-yield, or riskier, emerging market currencies, including Indonesia's rupiah and Malaysia's ringgit, rose against the greenback throughout the day.

The dollar fell to 122.95 yen from 123.19 yen Tuesday in New York. 

Official Chinese data on industrial production, retail sales and investment on Wednesday afternoon did not mean worries about the world's number two economy are over, analysts said.

Growth in China's industrial production fell to a six-month low of 5.6 percent in October, government data showed. 

But retail sales, a key indicator of consumer spending, held up well for the month, jumping 11.0 percent from a year earlier.

Fixed asset investment, a measure of spending on infrastructure, expanded 10.2 percent year-on-year in the January-October period, official figures showed.

"The US dollar has retraced some of its post nonfarm-payroll strength, but this is likely due to profit-taking and the US holiday rather than a reassessment of dollar strength," Khoon Goh, a senior currency strategist at Australia and New Zealand Banking Group, told Bloomberg News.

Wednesday's China data did "not show any pick-up in China's growth momentum," Goh added.

The US Federal Reserve has been widely tipped to hike borrowing rates as it looks to prevent bubbles appearing at home, despite ongoing weaknesses in global economy.

Last week's bumper US jobs report ramped up speculation that central bank policymakers will announce a boost before the end of the year, which sent the dollar surging Friday and Monday.

The rupiah added 0.19 percent against the dollar, while the ringgit rose 0.26 percent, the South Korean won gained 0.17 percent and the Taiwan dollar advanced 0.24 percent.

The Thai baht was up 0.03 percent, and the Singapore dollar traded 0.05 percent higher.

In other currency trading, the euro traded mixed at $1.0752 and 132.20 yen from $1.0727 and 132.15 yen in US trade.

bur-dhl/kgo/jv

<org idsrc="isin" value="AU000000ANZ3">ANZ - AUSTRALIA &amp; NEW ZEALAND BANKING GROUP</org>
JAKARTA - Sore ini, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution didatangi Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon dan perwakilan Kementerian Keuangan.

Kedatangan ini terkait koordinasi mengenai paket kebijakan ekonomi yang mengatur Devisa Hasil Ekspor (DHE). Kebijakan DHE ini diharapkan dapat menguatkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)

"Koordinasi hasil pelaksanaan devisa hasil ekspor yang mau dikonversi jadi deposito dan akan diberikan insentif," ucap Agus di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Agus menambahkan, koordinasi ini penting dilakukan agar implementasinya dapat dilakukan dengan baik.

"Dan bagaimana pelaksanannya dengan lembaga. Nanti ada pak Nelson," singkatnya.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan II untuk memperkuat perekonomian Indonesia. Paket ini diharapkan dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah yang saat ini terus melemah.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, salah satu aturan baru dalam paket kebijakan II yaitu mengenai pemangkasan pajak bunga deposito bagi eksportir yang menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) nya di Indonesia. Kebijakan ini diharapkan dapat menarik eksportir untuk menitipkan DHE di Indonesia.

"DHE itu baru, kalian mungkin ingat atau tahu dulu waktu saya Gubernur BI saya keluarkan PBI mengenai kewajiban memasukkan DHE. Rame pokoknya keras-kerasan," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Menurutnya, saat itu, 92 persen eksportir sudah menyimpan DHE nya di Indonesia. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung akibat besarnya pajak bunga deposito yang mengakibatkan suplai dolar menjadi berkurang kembali.
http://economy.okezone.com/read/2015/11/11/20/1247564/agus-marto-datangi-darmin-nasution-bahas-cara-penguatan-rupiah






Sumber : OKEZONE.COM

Bisnis.com, JAKARTA- Sucorinvest memperkirakan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Rabu (11/11/2015) bergerak di kisaran 4.402-4565.
Equity Analyst Sucorinvest Achmad Yaki Yamani mengemukakan muncul shooting star candle, MACD dan momentum bergerak turun, RSI melemah dengan stochastic bergerak turun, dan pelemahan harga hari ini diikuti dengan kenaikan volume perdagangan.
“Hari ini kami perkirakan IHSG masih akan berfluktuasi melemah, dengan potensi rebound menguji level resisten 4.498,” kata Yaki dalam risetnya.
Sentimen yang mempengaruhi gerak indeks adalah data inflasi china yang dirilis kemarin lebih rendah dari sebelumnya.
Selain itu, ujarnya, data ekonomi yang masih moderat serta data penjualan ritel yang meningkat dari sebelumnya. Meski masih di bawah ekspektasi. Selain itu penguatan nilai tukar menjadi pendorong indeks.
“Saham-saham yang bisa dipertimbangkan untuk trading ADHI, AKRA, BBTN, dan SCMA,” kata Yaki.
Bisnis.com, JAKARTA- HD Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Rabu (11/11/2015) bergerak di kisaran support 4.420-4.353-4.285, dan resisten 4.590-4.675-4.775-4.835.
“IHSG rebound, misi kembali ke 4.600-4.700 berlanjut,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya.
Dikemukakan imbas efek aksi jual dari volatilitas pasar regional, tidak banyak berpengaruh kepada tren medium term iHSG yang mulai membaik secara keseluruhan.
“Sehingga rekomen akumulasi untuk antisipasi reli kembali menuju 4.600-4.700,” kata Yuganur.
HD Capital mengemukakan saham yang dapat dipertimbangkan pada perdagangan hari ini adalah:
BUY. Trading target Rp2.350
Koreksi jangka pendek di dalam perbaikan medium term uptrend baru di emiten konstruksi BUMN ini dapat dijadikan sebagai kesempatan akumulasi untuk kontinuasi kenaikan berikutnya.
Entry (1) Rp2.195. Entry (2) Rp2.125. Cut loss point Rp2.095
  • Waskita (WSKT)
  • turunken BI RATE demi KEMAJUAN EKONOMI BANGSA SENDIRI, bukan DEMI KEPENTINGAN DIRI dewek
    NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2015 ini masih dibayangi beberapa sentimen dari dalam negeri dan salah satunya penyerapan anggaran belanja pemerintah.”Kamis IHSG BEI bergerak di area positif di level 4.600 poin, kita optimistis indeks BEI akan merangkak naik seraya menanti tiga hal di antaranya penyerapan anggaran pemerintah," ujar Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (26/11). Selain itu indeks BEI juga dipengaruhi harapan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sehingga jaraknya tidak terlalu lebar dengan inflasi, dan hasil kinerja emiten kuartal III tahun ini. Dirinya mengharapkan bahwa penyerapan anggaran belanja pemerintah pada tahun 2015 ini dapat lebih dari 80-85%. Saat ini, peranan penyerapan anggaran masih menjadi salah satu indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran penting agar tercipta 'multiplier effect' terhadap ekonomi.”Semoga penyerapan anggaran belanja pemerintah lebih dari 80-85 persen, saya masih percaya pemerintah komitmen dan memiliki akselesari tinggi dan tepat sasaran," katanya. Terkait suku bunga, Tito Sulistio mengharapkan Bank Indonesia dapat menurunkan level BI rate sehingga jarak dengan inflasi tidak terlalu lebar. Inflasi pada tahun ini diperkirakan dibawah 3% sementara BI rate berada di level 7,5% dengan demikian Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan BI rate. Secara teoritis, Tito Sulistio mengatakan bahwa penurunan suku bunga akan berdampak positif terhadap investasi. Investor akan mencari alternatif yang memberikan hasil investasi lebih tinggi dibandingkan deposito yaitu saham dan obligasi."Saat ini jarak BI rate dengan inflasi sekitar 3,5%, sementara di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Taiwan negatif. Kenapa di Indonesia jaraknya lebar, semoga BI mau menurunkan 'interest rate'," ujarnya. Kendati demikian, Tito Sulistio mengatakan bahwa kebijakan BI rate merupakan sepenuhnya independensi Bank Indonesia, pihak lain dilarang ikut campur terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia."Kita hanya bisa menghimbau, semoga jarak BI rate dengan inflasi tidak terlalu jauh. Kita tidak boleh ikut campur," ucapnya. Mengenai kinerja emiten, Tito Sulistio mengatakan bahwa sejauh ini sekitar 70 persen hasil kinerja emiten pada kuartal III mencatatkan hasil positif dan berpotensi membaik hingga akhir tahun 2015. "Jadi, kalau penyerapan anggaran pemerintah mencapai target serta ada penyesuain jarak BI rate dan kinerja emiten membaik, maka IHSG BEI pelan-pelan bisa naik sampai kuatal I tahun 2016 depan," kata Tito Sulistio. (bani)   http://www.neraca.co.id/article/62098/ihsg-akhir-tahun-dipengaruhi-bi-rate-disamping-penyerapan-anggaran Sumber : NERACA.CO.ID
BUY. Trading target Rp1.755
Emiten konstruksi BUMN ini menarik di akumulasi secara moderat dalam proses pembetukan kembali medium term uptrend yang sempat tertunda beberapa waktu lalu.
Entry (1) Rp1.655. Entry (2) Rp1.595. Cut loss point Rp1.515
  • Astra International (ASII)
Trading target Rp6.900
Kami melihat emiten big consumer auto konglomerat ini mulai mengalami proses perbaikan short dan medum term trend untuk kembali breakout dan
menuju resistance psikologis di Rp6.900.
Entry (1) Rp6.475. Entry (2) Rp6.375. Cut loss point Rp6.275
  • Bank BTN (BBTN)
BUY. Trading target Rp1.220
Proses perbaikan dalam medium term trend di emiten perbankan small cap BUMN ini sempat tertunda akibat proses koreksi jangka pendek yang kelihatan sudah mulai berakhir, rekomen akumulasi untuk pembalikan arah ke Rp1.220
Entry (1) Rp1.095. Entry (2) Rp1.075. Cut loss point Rp1.055

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk