Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 09 Juni 2017

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Rilis cadangan devisa Mei dan harga komoditas warnai laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terlihat betah di rentang konsolidasi wajar. Pergerakan IHSG ini terjadi di tengah gejolak harga komoditas dan aliran dana investor asing keluar dari pasar saham meski tidak terlalu besar.
Selain itu, William menuturkan, rilis cadangan devisa Indonesia tercatat stabil juga menjadi sentimen positif untuk IHSG. Tercatat cadangan devisa Mei naik menjadi US$ 124,95 miliar.
"IHSG akan berpeluang menguat. Kisaran IHSG di 5.676-5.797," ujar William dalam ulasannya, Jumat (9/6/2017).
Hal senada dikatakan Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi. Ia menuturkan, IHSG masih akan bergerak variasi dengan mencoba untuk menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 5.683-5.750.
Lanjar menuturkan, pergerakan IHSG cenderung kembali konsolidasi secara teknikal. Saat ini level IHSG masih tertahan pada level support moving average atau pergerakan rata-rata (MA) 25 harian. "IHSG masih akan bervariasi dengan mencoba rebound (menguat) pada support MA 25," ujar dia.
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Sedangkan Lanjar memilih saham JSMR, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Securities memproyeksi hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  akan mencoba rebound dari level konsolidasi
Analis Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG cenderung kembali konsolidasi secara teknikal. Dimana level saat ini masih tertahan pada support MA25 dan support fracta dengan kata lain pergerakan IHSG flat jangka pendek.
Dia menyebutkan indikator stochastic bergerak liar menurun dengan momentum flat yang terjadi pada indikator RSI
"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed dan mencoba rebound pada support MA25 dengan range pergerakan 5683-5750,"tulisnya dalam riset
Adapun Saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya AKRA, BBNI, BBTN, JSMR, LPKR, ROTI, WKST, AISA, ISAT, LPCK
Dalam perdagangan hari ini IHSG terpukul mundur setelah dibuka cukup optimis pada zona hijau dengan ditutup turun 14.4 poin sebesar -0.25% dilevel 5702.92 tekanan terbesar pada saat pre closing. Sektor industri dasar memimpin pelemahan disaat sektor konsumer mulai menahan naik 0.2%.
Data cadangan devisa yang naik sesuai ekspektasi gagal mengirim Indeks lebih tinggi. Aksi jual investor asing masih terlihat pada hari ini terjadi net sell sebesar 55.34 Miliar rupiah. Proyeksi BI pada pertumbuhan Indonesia yang dinilai konservatif membuat investor cenderung berhati-hati terhadap segala kemungkinan efek ekonomi global yang dapat mempengaruhi.
Seperti kemarin bursa Asia ditutup bervariasi dengan Indeks Saham jepang kembali menekan di sesi kedua dan Indeks saham tiongkok naik lebih dari 0.5% pada perdagangan hari ini. Akititas eksport Tiongkok berkontraksi dengan ekspektasi dimana rilis naik menjadi 8.7% YoY dari 8.0% diperiode sebelumnya. Sehingga neraca perdagangan Tiongkok surplusnya meningkat hingga sebesar $282.0 B dari $262.3 B.
Data tersebut mampu menjadi dalang dorongan penguatan indeks saham Hangseng dan Shanghai. Sedangkan Yen menguat mengirim posisi indeks saham di jepang kembali lebih rendah pada perdagangan hari ini.
Bursa Eropa mayoritas dibuka rebound pada perdagangan hari ini seiring data yang cukup baik menjadi signal positif. Data GDP zona Eropa Quartal 1 dirilis naik 1.9% YoY dan 0.6% QoQ lebih tinggi dari ekspektasi.
Hal tersebut menjadi sentimen positif akan kebijakan ECB pada hari ini dimana ECB bisa saja menurunan risiko pelemahan terhadap pertumbuhan ekonomi namun dengan inflasi yang kembali rendah. Sentimen selanjutnya diakhir pekan Investor akan merefleksikan hasil kebijakan ECB, Data Tingkat inflasi dan indeks harga produksi di tiongkok dimana Inflasi diproyeksikan meningkat menjadi 1.5% dari 1.2% melihat pertumbuhan import yang diatas ekspektasi. Aktifitas eksport dan Neraca perdagangan di German.


Bisnis.com, JAKARTA - Binaartha Securities memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan bergerak menguat menuju level support 5.695 dan 5.688.
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG ditutup melemah 0.25% di level 5702.922 pada 8 Juni 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5695.268 dan 5687.615.
Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5718.229 dan 5733.537. Berdasarkan indikator, MACD membentuk pola dead cross di area positif, sementara Stochastic dan RSI masih berada di area netral. Terdapat pola black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi sehat pada pergerakan indeks.
"Dengan demikian, IHSG akan berpeluang menuju ke level support di area 5695 dan 5688," demikian menurut risetnya.
 Adapun saham-saham yang perlu dicermati adalah sebagai berikut.
*BJTM, Daily (690) (RoE: 45.20%; PER: 3.01x; PBV: 1.36x; Beta: 1.86):* Saat ini, harga bertahan di atas garis tengah bollinger dan candle membentuk pola bullish spinning top yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 680 – 690, dengan TP di level 720 dan 750. Support: 670 & 630.
*SMMT, Daily (133) (RoE: 4.53%; PER: 22.55x; PBV: 1.04x; Beta: 0.17):* Saat ini, harga bertahan di atas garis tengah bollinger dan candle membentuk pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Apalagi indikator MACD menunjukkan pola golden cross. “Akumulasi Beli” pada level 125 – 133, dengan TP di level 146 dan 169. Support: 123 & 113.
*TOTL, Daily (730) (RoE: 24.23%; PER: 9.80x; PBV: 2.38x; Beta: 2.25):* Terdapat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, harga masih bertahan di atas garis bawah dari Bollinger. “Buy on Weakness” pada level 715 - 725, dengan TP di level 765 dan 815. Support: 710.
*SIMP, Daily (575) (RoE: 7.42%; PER: 6.80x; PBV: 0.50x; Beta: 0.77):* Harga berpotensi menyentuh garis psikologis fibonacci 38,2% terlebih dahulu sehingga peluang untuk menuju ke resisten masih terbuka. “Buy on Weakness” pada level 560, dengan TP di level 585, 610 dan 645. Support: 560 & 530.
*INAF, Daily (3160) (RoE: -3.02%; PER: -566.07x; PBV: 17.06x; Beta: 1.52):* Terdapat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, harga masih bertahan di atas garis bawah dari Bollinger. “Buy on Weakness” pada level 3130 - 3150, dengan TP di level 3440. Support: 2800.

*AKRA, Daily (6400) (RoE: 12.09%; PER: 24.48x; PBV: 2.95x; Beta: 0.88):* Terdapat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 6300 – 6400, dengan TP di level 6675 dan 6975. Support: 6125

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk