JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Senin (12/6) dengan penguatan. IHSG enguat 6 poin atau 0,11% ke 5.681 pada pukul 9:15 WIB.
Sebanyak tujuh dari sepuluh sektor memperlihatkan tenaga. Sektor aneka industri menguat 1,01% diikuti pertambangan yang menguat 0,3%.
Analis OSO Sekuritas Riska Afriani memperkirakan, IHSG akan bergerak terbatas dengan kecenderungan menguat karena pasar masih menanti rapat The Fed.
Bank sentral AS, Federal Reserve dijadwalkan akan menggelar rapat dua hari mulai Rabu, dan diperkirakan mengumumkan kenaikan bunga pada Kamis.
Sementara itu, bursa Asia bergerak mix. Indeks Topix di Jepang naik 0,12% sementara Nikkei 225 di Jepang turun 0,46%.
Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 0,44%, sementara Indeks Shanghai di China menguat 0,11%.
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,79%. Indeks ASX 200 di Australia ditutup untuk hari libur nasional.
💃
Bisnis.com, JAKARTA - Oso Securities perkirakan hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 5.640 - 5.736.
Analis Oso Securities menyebutkan pelaku pasar asing nampaknya masih wait and see, menantikan rapat The Fed pekan ini.
BACA JUGA :
Adapun data ekonomi dari dalam negeri yang dapat diperhatikan pada yaitu rilisnya penjualan motor Indonesia bulan Mei dan pemesanan mesing Jepang bulan April.
News Economic & Industry News
· Inflasi Juni diperkirakan akan lebih tinggi Karena Bertepatan Puasa Dan Lebaran
· BI: Penjualan eceran naik, tapi belum signifikan
· RI segera ambil peran di konflik Timur Tengah
· BI masih desak pemerintah soal redenominasi rupiah
· Indeks harga produsen China turun, pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan lebih tinggi dari target
· Inflasi Juni diperkirakan akan lebih tinggi Karena Bertepatan Puasa Dan Lebaran
· BI: Penjualan eceran naik, tapi belum signifikan
· RI segera ambil peran di konflik Timur Tengah
· BI masih desak pemerintah soal redenominasi rupiah
· Indeks harga produsen China turun, pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan lebih tinggi dari target
Corporates News
· BIRD Bagi Dividen Rp152,63 Miliar meski laba turun 38,4%
· TELE menawarkan kupon obligasi 9% dan 10,5%
· BUMI Menukar Empat Plafon Utang Existing Dengan Efek Baru
· CSIS Akan Membangun Kawasan Mixed Use di Bogor
· WEHA akan luncurkan aplikasi bus online Pada Semester II 2017
· GOLD siapkan capex Rp 450 miliar Untuk Membangun 150 menara,
· MAPI alokasikan dana bayar bunga obligasi Ke 18
· PGAS dan PT Pertamina (Persero) membangun Konstruksi Pipa transmisi gas ruas Duri-Dumai
· BBNI menargetkan 60% penyaluran kredit konsumer pada Semester Kedua
· BBRI Naikkan Target Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Sebesar 2%
· SMRA Fokus Garap Summarecon Bandung
· PTBA-KAI Teken Kerja Sama untuk mengangkut batu bara sebanyak 130,1 juta ton
· BIRD Bagi Dividen Rp152,63 Miliar meski laba turun 38,4%
· TELE menawarkan kupon obligasi 9% dan 10,5%
· BUMI Menukar Empat Plafon Utang Existing Dengan Efek Baru
· CSIS Akan Membangun Kawasan Mixed Use di Bogor
· WEHA akan luncurkan aplikasi bus online Pada Semester II 2017
· GOLD siapkan capex Rp 450 miliar Untuk Membangun 150 menara,
· MAPI alokasikan dana bayar bunga obligasi Ke 18
· PGAS dan PT Pertamina (Persero) membangun Konstruksi Pipa transmisi gas ruas Duri-Dumai
· BBNI menargetkan 60% penyaluran kredit konsumer pada Semester Kedua
· BBRI Naikkan Target Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Sebesar 2%
· SMRA Fokus Garap Summarecon Bandung
· PTBA-KAI Teken Kerja Sama untuk mengangkut batu bara sebanyak 130,1 juta ton
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tertekan dalam perdagangan hari ini
Aanalis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG break out support MA25 dan menguji support MA50. Indikator stochastic bergerak bearish mencapai area oversold dengan pergerakan RSI yang terus tertekan.
Dia mengatakan signal rebound belum cukup kuat sehingga diperkirakan IHSG akan melakukan pengujian pada support MA50 dilevel 5660 terlebih dahulu dengan range pergerakan 5640-5760. Saham-saham yang mulai dapat dicermati diantaranya AKRA, LPKR, SMRA, WIKA, WSKT, JSMR.
IHSG menutup pekan dengan pelemahan 27.40 poin sebesar -0.48% dilevel 5675.52 dengan indeks sektor aneka industri dan perbankkan memimpin pelemahan. Data penjualan eceran yang turun menjadi 4.2% dari 5.4% sukses menjadi salah satu faktor alasan investor melakukan aksi jual diakhir pekan. Investor asing pun tercatat net sell cukup tinggi dilevel 1.02 Triliun rupiah. Sehingga total capital outflow yang terjadi dalam sepekan ini sebesar 2.11 Triliun rupiah.
IHSG menutup pekan dengan pelemahan 27.40 poin sebesar -0.48% dilevel 5675.52 dengan indeks sektor aneka industri dan perbankkan memimpin pelemahan. Data penjualan eceran yang turun menjadi 4.2% dari 5.4% sukses menjadi salah satu faktor alasan investor melakukan aksi jual diakhir pekan. Investor asing pun tercatat net sell cukup tinggi dilevel 1.02 Triliun rupiah. Sehingga total capital outflow yang terjadi dalam sepekan ini sebesar 2.11 Triliun rupiah.
Mayoritas bursa di Asia ditutup menguat diakhir pekan seiring aksi rebound bursa saham Jepang. Yen turun 0.4% setelah mengalami penguatan cukup signifikan. Minyak West Texas naik 0,2% menjadi $ 45,72 per barel, setelah dua hari mengalami kerugian. Minyak mentah telah merosot minggu ini karena kenaikan stok minyak mentah A.S. yang tak terduga meragukan kemampuan OPEC untuk menyeimbangkan pasar minyak mentah dunia.
Bursa Eropa dibuka optimis disaat Poundsterling jatuh karena partai Konservatif menguasai dan Ingris sehingga membuat ketidakpastian menjelang negosiasi Brexit dimulai. Poundsterling menuju penurunan terbesar dalam delapan bulan karena pemilihan nasinoal untuk memperkuat PM dalam negosiasi dengan Uni Eropa. Data aktifitas eksport di Jerman menunjukan pertumbuhan yang kontraksi dengan ekspektasi naik 0.9% dari 0.4%. Sentimen selanjutnya dipekan depan diantaranya Penjualan kendaraan, Aktifitas eksport import, posisi neraca perdagangan dan Tingkat suku bunga di Indonesia, Sedangkan dari Global investor akan memperhatikan data Penjualan ritel Tiongkok, tingkat inflasi, Penjualan ritel dan Keputusan FOMC dalam kebijakan moneter di AS.
Pekan lalu, indeks bergerak di level support 5.670-5.700 dan resisten 5.765-5.800. "Harapan akan mampu bertahannya laju IHSG di zona hijau tampaknya belum terwujud di mana IHSG lebih memilih bergerak turun," kata Reza dalam risetnya pada hari ini, Minggu, 11 Juni 2017.
Pekan lalu, IHSG cenderung melemah minus 1,17 persen atau menurun dibandingkan pekan sebelumnya yang menguat 0,45 persen. Laju IHSG sempat melampaui level tertingginya dengan berada di 5.765,83 dibandingkan pekan sebelumnya di 5.752,66 seiring kembali maraknya aksi jual.
Di awal pekan lalu, IHSG mampu kembali melanjutkan posisinya di zona hijau. Namun, indeks hanya sesaat merangkak naik dan tidak sepenuhnya diikuti oleh volume beli. Karena itu, pasca menyentuh level tertingginya, laju IHSG cenderung bergerak melambat.
Adapun pergerakan IHSG di pertengahan pekan lalu, menurut Reza, mengalami kenaikan meski tipis. Laju IHSG kembali mengalami penurunan seiring sikap pelaku pasar yang masih kurang yakin dengan kondisi yang ada sehingga cenderung memanfaatkan penguatan untuk kembali berjualan.
Menurut Reza, tidak ada sentimen dalam perdagangan saham yang harus direspon negatif oleh pelaku pasar pada pekan depan. Namun, dia menuturkan, minimnya sentimen positif membuat pelaku pasar tidak mampu bertahan lama sehingga mereka lebih memilih keluar.
Reza pun berharap aksi jual dapat lebih mereda dengan telah menurunnya IHGS dari posisi tertingginya. Dia pun berharap hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk kembali masuk. "Namun demikan, tetap cermati berbagai sentimen yang ada," ujarnya.
Cenderung melemahnya laju bursa saham global, Reza meneruskan, dibarengi dengan kembali melemahnya laju rupiah. Selain itu, harga kontrak minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) global juga berimbas negatif pada pergerakan harga saham berbasiskan CPO.
Adapun ergerakan rupiah yang kembali tertekan turut membuat penguatan laju IHSG tertahan meskipun saham-saham konsumer mencoba untuk menahannya. Pekan lalu, Reza menceritakan, asing mencatatkan nett sell minus Rp 7,13 miliar dari pekan sebelumnya nett buy Rp 834,82 miliar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
👻
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (9/6) lalu. Analis menduga, para pelaku pasar bersikap wait and see menanti keputusan The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunganyaMengutip Bloomberg, IHSG terkikis 0.48% ke level 5.675,523. Riska Afrian, Analis OSO Sekuritas menjelaskan, sentimen global tampak mendominasi pelemahan tersebut. Menurutnya, selain menantikan keputusan The Fed, para pelaku pasar juga merespons kondisi politik AS.
BACA JUGA :
Pasar antisipasi The Fed, IHSG tergerus 1,2%
Sentimen ini yang bikin IHSG keok 0,48%
"Pernyataan James Comey mengenai Trump yang berusaha menghentikan penyelidikan mengenai hubungan Rusia terkait masalah pemilu AS juga ikut menjadi perhatian investor," ujarnya.
Pasalnya, para investor mengkhawatirkan realisasi janji Trump atas pemangkasan pajak, pembiayaani infrastruktur dan deregulasi.
Sementara itu, menurut Riska, dari sisi domestik, perekonomian Indonesia juga dalam keadaan stabil. Hal tersebut tampak dari rilis cadangan devisa dan indeks kepercayaan konsumen yang masih cenderung positif.
Di sisi lain, agenda Pemilu Inggris juga turut menarik perhatian para investor. Pasalnya, pemimpin partai buruh Jeremy Corbyn meminta Theresa May untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri, terkait pemilu yang diperkirakan menghasilkan parlemen yang menggantung tanpa mayoritas mutlak. Sehingga, hal tersebut pun direspons negatif oleh pelaku pasar.
Dia memprediksi pergerakan IHSG pada Senin mendatang masih akan bergerak terbatas dengan kecenderungan menguat seiring adanya potensi teknikal rebound dengan level support dan resistance masing-masing 5.640 dan 5.736.
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,48% ke level 5.675,52 pada Jumat (9/6). Perhatian pasar sudah tertuju pada rencana kenaikan suku bunga The Fed pekan depan.
Analis Semesta Inovest Aditya Perdana Putra mengatakan, pertemuan FOMCyang digelar pekan depan untuk menentukan kenaikan suku bunga memang akan jadi perhatian pasar modal global. Ini terlihat dari saham-saham yang menekan IHSG seperti saham sektor perbankan BBRI, BMRI, dan BBCA serta ASII.
"Sektor perbankan memang sejak adanya upgrade rating dari S&P sudah naik banyak, maka tidaklah aneh jika terkena imbas profit taking," ujar Aditya kepada KONTAN kemarin.
Menurut Analis Yuanta Sekuritas, Parningotan Julio, selain karena menunggu The Fed, ketiadaan sentimen juga memicu asing mengambil untung setelah IHSG menguat tajam ke level all time high.
"Awal pekan depan masih sama saja, minimnya sentimen dalam negeri dan menjelang The Fed meeting," kata Parningotan. Dia memperkirakan, IHSGberpeluang naik di awal pekan depan.
Sepekan ini, indeks melemah 1,2%. Asing mencatatkan penjualan bersih sepanjang pekan. Ini juga sejalan dengan pelemahan di bursa global akibat harga minyak dunia yang melemah dan pemilu Inggris. Penerimaan pajak hingga Mei yang di bawah target juga jadi sorotan.
Komentar
Posting Komentar