Langsung ke konten utama

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai 

BBRI: LCS andalan

BBRI : wealth management tumbuh

2021: simpanan orang kaya d perbankan

BBRI: restrukturisasi debitur turun

UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022

BBRI: hapus buku utanK (2023)

BBRI: optimis kredit 2022 

BBRI: sasaran akhir 2022 neh

BBRI: bermitra solusi teknologi

BBRI: bermetaverse 

BBRI: buyback lage 

BBRI: tren turun harga saham

BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca

BBRI: jadwal dividen 2021

BBRI: kredit tumbuh d 2022

BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus 

Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun

BBRI: rups bakal ganti direksi

BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi

BBRI: market cap Rp 867 T

BBRI: makin efisien biaya dananya

BBRI: brilink Rp 18,2 T

BBRI: 3 taon ke depan

BBRI: merek yang TOP

BBRI: optimistis 2022

BBRI: #1 @ ihsg 

BBRI: dividen Rp 174,23 / saham 

BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022

BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah

BBRI: laba bersih naek 

BBRI: laba bersih terbesar

BBRI: Laba bersih Rp 60 T

BANK DUNIA: manajemen risiko alternatif

BBRI: Social Engineering Warning

BBRI: kredit tumbuh positif

BBRI: DPK valas 

BBRI: DPK valas (2)

BBRI, KEMENKEU: Bank Operasional Valuta Asing pertama

BNII: 1 dari 39 bank yang dikuasai asienK

 

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per November 2021 lalu, aset perbankan syariah (bank syariah dan UUS) tercatat sebesar Rp 646 triliun atau hanya 6,5% dari total aset perbankan umum sebesar Rp 9.913,7 triliun.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) dari perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 512,8 triliun atau hanya sebesar 7% dari total DPK perbankan umum yang mencapai Rp 7.323,4 triliun.

Tren pembagian DIVIDEN n harga saham (per annum, taon) sjak 2004 s/d 2021 neh @ BBRI: 



Secara menyeluruh, tren harga saham BBRI dalam jangka panjang (2004-2021) mase bisa lumayan potential gain percentages (% laba potensial) yaitu sekira: + 2079%. Tren perolehan dividen berdasarkan per saham bisa dibilang slalu positif, serta mampu ctak pertumbuhan dividen dalam jangka panjang (2004-2021), yaitu dari Rp 7,65 / saham menjadi Rp 89,91 / saham. 

Lalu kalo dibagi periode berdasarkan krisis keuangan global, maka JO membagi stidaknya 4 periode: 

2003-2010: krisis keuangan global yang dimulai dengan subprime mortgage crises di amrik (2007-2008). 

2011-2015: krisis utang di eurozone. 

2016-2019: kemandekan pertumbuhan ekonomi, khususnya di China dan Indonesia. 

2020-2021: krisis pandemi covid-19. 

Berdasarkan tren harga saham bbri pada:

2003-2010: Rp 195 menjadi Rp 1140

2011-2015: Rp 1350 menjadi Rp 2440

2016-2019: Rp 3120 menjadi Rp 4210

2020-2021: Rp 3360 menjadi Rp 4250.

Saat neh (08 Februari 2022), harga saham BBRI pada sesi 1 ditutup pada Rp 4470,-

Berdasarkan besaran dividen bbri pada: 

2003-2010: Rp 7,65 menjadi Rp 12

2011-2015: Rp 12,73 menjadi Rp 56,66

2016-2019: Rp 77,92 menjadi Rp 120,15

2020-2021: Rp 152,9 menjadi Rp 89,91. 


🍊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren