Bisnis.com, JAKARTA— Membuka perdagangan hari ini, Rabu (8/2/2017), indeks harga saham gabungan (IHSG) turun tipis 0,03% atau 1,37 poin ke level 5.380,11.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 14,52 poin atau 0,27% ke posisi 5.381,47 setelah pagi juga dibuka melemah 0,15% atau 8,35 poin di posisi 5.387,65.
Sepanjang perdagangan kemarin IHSG bergerak pada kisaran 5.380,60 – 5.396,10.
Dari 539 saham yang diperdagangkan, sebanyak 127 saham menguat, 192 saham melemah, dan 220 saham lainnya stagnan.
Tujuh dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia bergerak di zona merah, dengan tekanan terbesar dari sektor pertanian yang merosot 1,40%, sedangkan sektor infrastruktur melemah 0,75%, dan sektor tambang turun sebesar 0,45%.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengemukakan sentimen IHSG saat ini lebih dari luar negeri, karena sejumlah bursa di kawasan regional juga melemah, seperti bursa Hong Kong dan sejumlah negara di Asia Tenggara.
Bursa saham saat ini, ujarnya, memantau pergerakan dolar Amerika Serikat yang menguat terhadap sejumlah mata uang lainnya, khususnya euro.
“Penguatan dolar menekan sejumlah komoditas, antara lain aluminum, nikel, timah. Menyebabkan (sejumlah) emiten yang mengandalkan komoditas tertekan,” kata Nafan
Di tengah pelemahan IHSG mayoritas bursa saham di kawasan Asia Tenggara juga terpantau melemah. Indeks PSEi Filipina turun 0,44%, indeks SET Thailand melemah 0,28%, indeks FTSE Malaysia KLCI turun 0,15%, sedangkan indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,47%. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,22%.
Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (8/2/2017) berpeluang terkoreksi.
Tim riset Samuel Sekuritas memaparkan penguatan sektor teknologi mendorong kenaikan bursa AS pada perdagangan Selasa. Saat ini fokus didorong oleh harapan bahwa pemerintahan Donald Trump akan memicu perekonomian.
Sementara, laporan keuangan pada kuartal IV/2016 yang menggembirakan di zona Eropa membuat bursa Eropa ditutup menguat. Harga WTI ditutup melemah setelah Badan Administrasi Energi AS melaporkan kenaikan cadangan minyak mentah.
Di dalam negeri, BI mencatat cadangan devisa Indonesia naik tipis menjadi US$116,9 miliar hingga akhir Januari 2017. Di samping itu, investor tengah menantikan rilis paket kebijakan ekonomi ke-15.
“IHSG berpeluang terkoreksi pagi ini mengikuti pelemahan EIDO. Ruang penguatan rupiah terbatas dengan penguatan dollar index,” katanya dalam riset.
Highlights
- BMRI: Menuntut PT Asia Paper Mills
- JSMR: Laba bersih diatas ekspektasi, 29% yoy
- BSDE: Siapkan capex Rp4 triliun
- DOID: Obligasi global DOID ludes diserap pasar
- BUMI: Penyelamatan BUMI senilai Rp 35,1 Triliun
- Minyak dan gas: Indonesia memerlukan US$ 70 – 80 miliar untuk bangun infrastruktur gas
- Sektor konsumsi: Industri makanan targetkan tumbuh 8,5%
Komentar
Posting Komentar