Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 22 Mei 2017 : Selamat Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908)

kriteria CREDIT RATING
CATATAN KRITIS @ investasi saham, pasca peringkat LAYAK INVESTASI oleh S&P


ID: Primus memaparkan, dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan laba emiten kebanyakan berhasil melampaui pertumbuhan IHSG. Hanya tiga tahun pertumbuhan laba IHSG mengalahkan pertumbuhan laba emiten,  yakni pada 2009, 2012, dan 2014.


Di sisi lain, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor pasar modal Indonesia pada 2016 meningkat sebesar 105,27% menjadi 891.070 investor, dibandingkan pada 2015 sebanyak 434.107 investor.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia yang tercermin pada produk domestik bruto (PDB) per kapita dan perbaikan di bursa, IHSG ke depan diperkirakan melejit. PDB per kapita diperkirakan tumbuh 14,8% menjadi US$ 3.895,1 (Rp 53,9 juta) hingga akhir tahun ini, sedangkan IHSG diperkirakan tumbuh 26,7% menjadi 5.899 hingga akhir 2017.

Pada 2026, PDB per kapita diproyeksikan sudah mencapai US$ 7.815,2. Sedangkan IHSG diproyeksikan mencapai 15.538. (mi)
👄

Jakarta detik - IHSG pada pekan kemarin ditutup melonjak hingga 2,59%. Apa penyebabnya? Hal tersebut terutama diakibatkan oleh pengumuman kenaikan rating oleh S&P yang sudah dinanti-nanti para investor. Pengumuman tersebut menyatakan bahwa surat utang jangka panjang Indonesia mengalami kenaikan level dari BB+ menjadi BBB- (Investment Grade).

Sementara itu, untuk rating surat utang jangka pendek (short term) direvisi naik menjadi A-3.

S&P juga mempertahankan outlook Indonesia masih di level positif. Keputusan S&P tersebut didorong kesuksesan tax amnesty yang berkontribusi pendapatan lebih dari US$11 miliar kepada pemerintah.

Dengan kenaikan tersebut, maka seluruh lembaga pemeringkat rating di dunia telah mengeluarkan peringkatnya untuk Indonesia. Berikut ringkasan peringkat Indonesia dari beberapa lembaga pemeringkat rating di dunia selama ini.

Efek Kenaikan Rating S&P

Nah dengan adanya kenaikan penetapan level Investment Grade ini seperti apa dampaknya pada pasar saham? Saham apakah yang akan melaju kencang dan cocok untuk trading?

Seperti yang Anda ketahui, pengumuman oleh S&P pada Jumat kemarin langsung direspons positif oleh IHSG. Hal ini terlihat dari melonjaknya level IHSG dengan penguatan hingga 2,59%! Menembus level all time highnya.

Lonjakan IHSG ini tentunya tidak lepas dari pergerakan saham-saham blue chip di indeks LQ45, yang menjadi motor penggerak utama pergerakan IHSG tersebut. Lalu, bagaimanakah efeknya?

Kenaikan level surat utang Indonesia akan menyebabkan risiko kredit (credit risk) akan turun sehingga global bond akan lebih diminati dan menyebabkan cost of fund turun. Adanya penurunan cost of fund tersebut terutama akan langsung dirasakan oleh saham-saham di sektor perbankan.

Penurunan cost of fund tersebut menyebabkan resiko yang dimiliki oleh perbankan akan turun, sehingga menyebabkan perbankan akan dapat memberikan tingkat suku bunga dengan kredit yang jauh lebih kompetitif sehingga akan meningkatkan daya saing mereka terhadap bank asing, terutama bank-bank besar yang masuk dalam kategori buku IV seperti BBCA, BBRI, BMRI.

Sementara itu, dengan pemberian tingkat suku bunga yang lebih kompetitif, perusahaan-perusahaan pun akan lebih bersemangat untuk melakukan ekspansi. Apalagi perusahaan-perusahaan di sektor consumer good, yang menjelang bulan puasa ini biasanya mengalami tingkat kenaikan penjualan tertinggi, beberapa contohnya seperti Indofood (INDF) dan Unilever (UNVR).

Namun meskipun begitu, saham-saham tersebut merupakan saham Blue Chip yang memberikan keuntungan secara perlahan namun pasti.

Salam profit,
Ellen May (ang/ang)
💋
Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan penguatan pada sepekan ke depan. Indeks saham akan melanjutkan penguatan setelah tembus rekor pada penutupan perdagangan saham pekan lalu.

"IHSG pada pekan depan diperkirakan akan bergerak menguat terbatas dengan 5.700-5.830," kata Analis PT Reliance Secuties Lanjar Nafi, Jakarta, Senin (22/5/2017).

Lanjar mengatakan, penguatan IHSG pada penutupan pekan lalu tak lepas dari keputusan lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat Indonesia. Peringkat surat utang Indonesia naik dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil.

BACA JUGA
Peringkat Investasi RI Naik, IHSG Cetak Rekor
S&P Naikkan Peringkat Indonesia Jadi Investment Grade
Menko Darmin: Tak Ada Alasan S&P Tak Naikkan Peringkat RI

"Investment grade ini dinilai dapat menjadi pemacu daya tarik aset Indonesia," ujar dia.

Pekan ini, Lanjar merekomendasikan PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di level tertinggi sepanjang sejarah pada pekan lalu di level 5.791,88. Sejalan dengan itu, kapitalisasi pasar di BEI mencapai  Rp6.308,38 triliun.

Laju IHSG naik 2,06 persen dibanding pekan sebelumnya 5.675,22. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar BEI menguat 2,08 persen dari Rp6.179,94 triliun di pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham BEI menguat 1,98 persen menjadi 328,45 ribu kali dibandingkan posisi pekan sebelumnya  322,07 ribu kali.

Meski demikian, rata-rata volume turun 36,20 persen  menjadi 8,36 miliar unit saham dari 13,10 miliar unit saham. Rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian juga turun 10,76 persen menjadi Rp7,32 triliun dari Rp 8,20 triliun.

Investor asing tercatat melakukan jual bersih Rp 211 miliar di sepanjang pekan lalu. Tapi secara tahunan investor asing tercatat beli bersih Rp 28,01 triliun.

👄
Bisnis.com, JAKARTA - IHSG pada Senin (22/5) diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan setelah pada akhir pekan lalu melonjak setelah ada publikasi investment grade dari S&P.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama dalam risetnya mengatakan IHSG ditutup melonjak 2.59% di level 5791.884 pada 19 Mei 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5672.901 dan 5553.918. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5868.037 dan 5944.191.

Berdasarkan indikator, MACD akan membentuk pola golden cross di area positif, sementara Stochastic sudah meninggalkan area oversold dan RSI masih berada di area netral.

Terdapat pola long white marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks.

Dengan demikian, IHSG diprediksikan akan menguat lagi. Adapun saham-saham yang perlu dicermati adalah sebagai berikut.

*DSFI (125) (RoE: 3.86%; PER: 41.91x; PBV: 1.58x; Beta: 1.48):* Adapun harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terdapat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 121 - 125, dengan TP di level 131, 140 dan 166. Support: 114.

*AKRA (6375) (RoE: 12.09%; PER: 24.28x; PBV: 2.93x; Beta: 0.89):* Terdapat pola white opening bozu candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 6200 – 6375, dengan TP di level 6500 dan 6975. Support: 6050.
analisis teknikal sederhana ala warteg saham gw @ CPIN, rebound up
*CPIN (2990) (RoE: 16.41%; PER: 19.72x; PBV: 3.23x; Beta: 1.83):* Adapun candle telah membentuk pola bullish pin bar dan harga telah menyentuh garis psikologis fibonacci 23.6% sehingga peluang untuk rebound menuju ke resisten masih terbuka. “Buy on Weakness” pada level 2960 - 2980, dengan TP di level 3120, 3200, 3280, 3400 dan 3550. Support: 2850.

*BBRI (14500) (RoE: 16.34%; PER: 20.97x; PBV: 3.43x; Beta: 1.1):* Adapun harga telah menyentuh level psikologis di garis fibonacci 161.8% dan candle membentuk pola shooting star yang mengindikasikan adanya potensi tekanan jual. Selain itu, indikator RSI sudah menunjukkan jenuh beli. “Sell on Strength” pada level 14600– 14800, dengan TP di level 14000. Resistance: 15000.

*SCMA (2860) (RoE: 27.59%; PER: 34.68.x; PBV: 9.58x; Beta: 0.71):* Terdapat bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 2830 - 2860, dengan TP di level 2950 dan 3100. Support: 2790 & 2730.

*SSIA (670) (RoE: 0.37%; PER: 244.32x; PBV: 0.90x; Beta: 2.02):* Harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terdapat pola morning star candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada level 660 – 670, dengan TP di level 715 dan 790. Support: 615.
💃
JAKARTA. Keputusan Standard and Poor's (S&P) mengerek peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi langsung melambungkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Bahkan, kemarin IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di posisi 5.825,2, sebelum akhirnya ditutup dengan kenaikan 2,59% ke level 5.791,8. Nilai transaksi perdagangan pun meroket jadi Rp 8,3 triliun.

BACA JUGA :
IHSG dibayangi profit taking pekan depan
Analis: Berkah S&P ke IHSG
Bukan cuma itu, nilai tukar rupiah juga terpantau lebih perkasa. Di pasar spot, Jumat (19/5), mata uang garuda menguat 0,23% ke Rp 13.325 per dollar AS dibanding hari sebelumnya.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, mengatakan, dengan kenaikan peringkat dari S&P, dana asing akan banyak mengalir masuk ke pasar saham. "Rating investment grade meningkatkan kepercayaan dan persepsi investor," ujarnya.

Dengan dukungan laba bersih emiten yang diprediksi naik 18% tahun ini, Norico menduga, IHSG bisa menyentuh level 6.071 hingga akhir tahun. Bahkan, Goldman Sachs Group sempat memperkirakan, kenaikan rating Indonesia ini bisa menyedot dana masuk U$ 5 miliar pasar saham.

Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, menambahkan, rating investment grade memberi peluang bagi Indonesia untuk mengakses basis investor yang lebih luas. Otomatis, valuasi saham-saham kita juga ikut naik. Sehingga, saham-saham big caps makin layak diperhatikan.

Sedang menurut Ariston Tjendra, Analis Senior Monex Investindo Futures, rupiah berpotensi menguat jangka pendek di kisaran Rp 13.260 hingga Rp 13.280 per dollar AS. Pasalnya, masih ada risiko tambahan dari rencana kenaikan suku bunga The Fed pada bulan mendatang.
👄
TEMPO.CO, Jakarta - Usai penaikan rating S&P untuk kredit investasi di Indonesia, saham di sektor perbankan dan kontruksi dinilai akan ramai direspons pelaku pasar sepanjang perdagangan pada pekan depan.



Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su mengungkapkan dengan adanya penaikan rating kredit investasi S&P untuk Indonesia tersebut, pihaknya menaikkan target IHSG dari semula 6.000 menjadi 6.300.





“Kami yakin perbankan akan memperoleh manfaat paling baik dengan adanya biaya dana yang lebih murah dan akan meningkatkan likuiditas perbankan,” kata Harry, seperti dilansir bisnis.com, Ahad 21 Mei 2017.





Selain itu, dia mengungkapkan sektor konstruksi juga akan memperoleh manfaat yang baik dengan biaya dana lebih rendah sehingga dapat memudahkan pengembangan proyek infrastruktur.

Baca:  Sri Mulyani: Peringkat S&P Berdampak Positif Pada Investasi





Menurutnya, sektor properti dan industri semen juga akan memperoleh manfaat. Sektor properti, lanjutnya, akan memperoleh manfaat karena proyeksi semakin rendahnya suku bunga kredit.





Dia menilai industri semen akan memperoleh manfaat dengan bergairahnya sektor infrastruktur. Oleh karena itu, dia menyarankan BMRI, BBNI, BNGA, ASII, WSKT, JSMR, SMRA, CTRA, SMGR dan MAPI untuk BUY.





Hans Kwee, analis Investa Saran Mandiri menilai dengan adanya penaikan rating S&P yang memang sudah ditunggu oleh pasar tersebut, akan memberikan dampak positif untuk Indonesia.





Menurutnya, laju IHSG dalam merespons penaikan peringkat itu ditanggapi pelaku usaha dan naik kencang pada perdagangan kemarin. Meskipun demikian, ujarnya, pekan depan penaikan IHSG tidak akan terlalu kencang.





“Dengan adanya penaikan rating tersebut konsekuensinya risiko kredit (credit risk) akan turun sehingga global bond akan baik dan menyebabkan cost of fund turun,” katanya saat dihubungi, Jumat 19 Mei 2017.





Dengan cost of fund turun, lanjutnya, perusahaan akan berekspansi sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dia menilai secara jangka panjang penaikan rating tersebut akan baik untuk Indonesia.





Hans juga menilai dengan adanya penaikan rating tersebut membuat daya saing perbankan nasional semakin membaik. Menurutnya, bank asing saat ini mampu menawarkan suku bunga kredit yang rendah karena cost of fund yang juga rendah.





Penaikan rating tersebut, lanjutnya, bakal menyebabkan cost of fund turun. Perbankan lokal juga bisa memberikan tingkat suku bunga kredit yang jauh lebih kompetitif sehingga akan meningkatkan daya saing mereka terhadap bank asing.





Selain perbankan, lanjutnya, sektor manufaktur juga akan memperoleh imbas positif dari penaikan peringkat tersebut. Pasalnya, sektor ini merupakan industri padat modal sehingga dengan turunnya cost of fund akan baik untuk industri tersebut.





Di sisi lain, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Franky Rivan menilai peningkatan peringkat itu akan memberikan dampak positif bagi sektor properti.





“Kami percaya bahwa upgrade S&P untuk peringkat investasi Indonesia akan menyebabkan sektor properti menjadi salah satu penerima manfaat terbaik. Argumen kami didukung oleh arus dana asing yang cukup besar ke Indonesia memungkinkan bank sentral menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut,” katanya dalam risetnya.





Dalam keterangan resminya, Standard and Poor’s (S&P) menaikkan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi. S&P menaikkan rating surat utang rupiah dan valuta asing bertenor jangka panjang (long term) dari BB+ menjadi BBB-.





Sementara rating surat utang jangka pendek (short term) direvisi naik menjadi A-3.





S&P juga mempertahankan outlook positif. Keputusan S&P tersebut didorong kesuksesan tax amnesty yang berkontribusi pendapatan lebih dari US$11 miliar kepada pemerintah.





Selain S&P, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service dan Fitch Ratings juga memiliki pandangan positif mengenai penilaian kredit Indonesia.





Sebelumnya, Goldman Sachs Group Inc. pada Maret mengatakan, kenaikan rating Indonesia tersebut dapat meningkatkan daya tarik aset di antara investor institusi konservatif Jepang dan membantu menyerap dana hingga US$5 miliar.





S&P tergolong lebih lambat dibanding Moody’s dan Fittch dalam menyematkan investment grade kepada Indonesia, mengingat kekhawatiran pertumbuhan dan meningkatnya kredit macet.





Namun, momentum perekonomian Indonesia meningkat tahun ini menyusul kembali pulihnya ekspor negara. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1 persen pada 2017.





Seperti dilansir Bloomberg, peningkatan rating ini tak lepas dari suksesnya program amnesti pajak yang menghasilkan pendapatan negara lebih dari US$11 miliar dan membantu mengurangi anggaran untuk proyek infrastruktur.





Pemerintah memotong pengeluaran publik tahun lalu untuk memenuhi naiknya defisit fiskal sebesar 3 persen dari produk domestik bruto dan membangun cadangan devisa ke level tertinggi lebih dari lima tahun terakhir sebesar US$123 miliar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan, pada dasarnya banyak fund manger asing memutuskan masuk ke suatu Negara setelah melihat rating. Dia mengaku telah bertemu dengan investment company Jepang, mereka tidak bisa masuk ke pasar Indonesia jika belum memiliki investment grade.

“Upgrade peringkat tersebut diyakini bakal membuat yield obligasi turun. Di mana-mana bunga turun, berpengaruh naiknya pasar modal,” tuturnya.

Ekonom BRI Akbar Suwardi menilai, status investment grade sangat baik untuk memastikan atau mengukuhkan bahwa Indonesia merupakan negara layak untuk investasi, baik berupa fisik atau non fisik. Efeknya akan langsung direspons positif oleh market dalam negeri, saham dan obligasi akan mendapat tenaga untuk menuju rekor terbarunya.

“Selain itu, keputusan S&P di pertengahan Mei ini dapat menjadi pendorong perbaikan market, IHSG dan yield, yang biasanya di Mei faktor musiman untuk penekan lebih besar,” kata Akbar.

Di sisi lain, kenaikan peringkat utang akan secara langsung positif kepada perbaikan IHSG dan credit default swap (CDS) namun tidak untuk yield. Memang benar pengaruh kenaikan rating terhadap yield adalah positif namun diperkirakan pengaruhnya masih relatif lebih kecil bila dibandingkan kenaikan rating terhadap IHSG. (ts/jn)
                                                                                             
Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/moneyandbanking/kenaikan-rating-dorong-demand-sbn/160393
👪
JAKARTA kontan. Musim laporan keuangan kuartal I 2017 berakhir. Hasilnya, mayoritas emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan kinerja. Berdasarkan data BEI, total ada 415 emiten yang melaporkan performanya. Sebanyak 326 emiten membukukan laba bersih.

Dari 326 emiten itu, 247 perusahaan di antaranya mencetak peningkatan laba bersih. Sementara 168 emiten lain mengalami penurunan laba. Sedangkan 89 emiten tercatat merugi. Dan, ada tujuh emiten yang menorehkan ekuitas yang negatif.

Total pendapatan 326 emiten yang mencetak laba bersih di kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 659,32 triliun. Angka itu naik 6,5% dari Rp 618,8 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu. Sedang keseluruhan laba bersihnya sebesar Rp 79,77 triliun, tumbuh 15%. "Kami mencatat, ada dua sektor yang mengalami peningkatan kinerja tinggi dibanding sektor lain, yaitu perkebunan dan pertambangan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat.

Emiten di dua sektor ini membukukan kenaikan laba bersih rata-rata di atas 100% dibandingkan dengan  kuartal I 2016. Pendorongnya adalah, harga komoditas yang membaik.

Kenaikan harga komoditas itu mengerek pendapatan emiten yang akhirnya mendongkrak laba bersih mereka. Contoh, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang per kuartal I 2017 mencatat laba bersih US$ 55,97 juta. Padahal, periode yang sama 2016 mereka merugi US$ 1,3 juta. Lalu, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mengukir pertumbuhan laba bersih hingga lebih dari 10 kali lipat menjadi Rp 469,7 miliar.

Menurut Samsul, kenaikan itu didorong oleh perekonomian yang terus tumbuh. Sepanjang 2016, Indonesia mencetak pertumbuhan 5,02%. Torehan itu masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global yang hanya 3,1%. Tahun ini, pemerintah akan menjaga target pertumbuhan 5,1%. "Indonesia masih memiliki ruang cukup untuk mendorong pertumbuhan dengan kebijakan ekonomi yang ekspansif," ujar dia.

Ada sinyal negatif

Di sisi lain, kinerja yang moncer tersebut juga lantaran raihan laba bersih emiten pada kuartal I 2016 jeblok. Sehingga, ketika ada perbaikan, pertumbuhannya jadi sangat tinggi. Tapi, pertumbuhan ini belum tentu bisa bertahan di level atas.

Sebab, untuk sektor perkebunan, sinyal negatif justru muncul dari dalam negeri. Pemerintah memutuskan untuk menetapkan kuota biodiesel yang lebih rendah mulai Mei hingga Oktober. "Ini sentimen negatif karena permintaan dari dalam negeri akan melemah," kata Ivy NG, Analis CIMB Sekuritas, dalam risetnya.

Kendati demikian, permintaan dari pasar ekspor diharapkan masih tetap tinggi. Apalagi, pemerintah berkomitmen membuka lebar pintu ekspor minyak sawit (CPO) ke China.

Sementara, menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan, sektor tambang batubara relatif lebih aman. Permintaan dari dalam maupun luar negeri masih cukup besar, seiring banyaknya proyek pembangkit listrik dan rendahnya stok batubara China

Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities, yakin kinerja para emiten masih akan tetap solid hingga akhir 2017. Efeknya, rasio harga saham terhadap laba alias price to earning (PE) ratio IHSG akan mengecil. Konsensus menunjukkan, PE indeks berada di level 13,4 kali pasca rilis laporan keuangan kuartal I 2017, turun ketimbang rata-rata PER indeks lima tahun terakhir yang 14 kali. "Dengan valuasi inilah, ada harapan IHSG tidak turun dalam," ucap dia.


Bisnis.com, JAKARTA – Usai penaikan rating S&P untuk kredit investasi di Indonesia, saham di sektor perbankan dan kontruksi dinilai akan ramai direspons pelaku pasar sepanjang perdagangan pada pekan depan.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su mengungkapkan dengan adanya penaikan rating kredit investasi S&P untuk Indonesia tersebut, pihaknya menaikkan target IHSG dari semula 6.000 menjadi 6.300.

BACA JUGA :
Lagu Indonesia Raya Wajib Dinyanyikan Lengkap
SBY Siapkan Tugas Besar untuk AHY
Trump Sukses Jualan, Arab Borong Senjata Ratusan Miliar Dolar
“Kami yakin perbankan akan memperoleh manfaat paling baik dengan adanya biaya dana yang lebih murah dan akan meningkatkan likuiditas perbankan,” kata Harry dalam risetnya, Jumat (19/5/2017).

Selain itu, dia mengungkapkan sektor konstruksi juga akan memperoleh manfaat yang baik dengan biaya dana lebih rendah sehingga dapat memudahkan pengembangan proyek infrastruktur.

Menurutnya, sektor properti dan industri semen juga akan memperoleh manfaat. Sektor properti, lanjutnya, akan memperoleh manfaat karena proyeksi semakin rendahnya suku bunga kredit.

Dia menilai industri semen akan memperoleh manfaat dengan bergairahnya sektor infrastruktur. Oleh karena itu, dia menyarankan BMRI, BBNI, BNGA, ASII, WSKT, JSMR, SMRA, CTRA, SMGR dan MAPI untuk BUY.

Hans Kwee, analis Investa Saran Mandiri menilai dengan adanya penaikan rating S&P yang memang sudah ditunggu oleh pasar tersebut, akan memberikan dampak positif untuk Indonesia.

Menurutnya, laju IHSG dalam merespons penaikan peringkat itu ditanggapi pelaku usaha dan naik kencang pada perdagangan kemarin. Meskipun demikian, ujarnya, pekan depan penaikan IHSG tidak akan terlalu kencang.

“Dengan adanya penaikan rating tersebut konsekuensinya risiko kredit (credit risk) akan turun sehingga global bond akan baik dan menyebabkan cost of fund turun,” katanya saat dihubungi, Jumat (19/5/2017).

Dengan cost of fund turun, lanjutnya, perusahaan akan berekspansi sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dia menilai secara jangka panjang penaikan rating tersebut akan baik untuk Indonesia.

Hans juga menilai dengan adanya penaikan rating tersebut membuat daya saing perbankan nasional semakin membaik. Menurutnya, bank asing saat ini mampu menawarkan suku bunga kredit yang rendah karena cost of fund yang juga rendah.

Penaikan rating tersebut, lanjutnya, bakal menyebabkan cost of fund turun. Perbankan lokal juga bisa memberikan tingkat suku bunga kredit yang jauh lebih kompetitif sehingga akan meningkatkan daya saing mereka terhadap bank asing.

Selain perbankan, lanjutnya, sektor manufaktur juga akan memperoleh imbas positif dari penaikan peringkat tersebut. Pasalnya, sektor ini merupakan industri padat modal sehingga dengan turunnya cost of fund akan baik untuk industri tersebut.

Di sisi lain, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Franky Rivan menilai peningkatan peringkat itu akan memberikan dampak positif bagi sektor properti.

“Kami percaya bahwa upgrade S&P untuk peringkat investasi Indonesia akan menyebabkan sektor properti menjadi salah satu penerima manfaat terbaik. Argumen kami didukung oleh arus dana asing yang cukup besar ke Indonesia memungkinkan bank sentral menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut,” katanya dalam risetnya, Jumat (19/5/2017).

Dalam keterangan resminya, Standard and Poor’s (S&P) menaikkan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi. S&P menaikkan rating surat utang rupiah dan valuta asing bertenor jangka panjang (long term) dari BB+ menjadi BBB-.

Sementara rating surat utang jangka pendek (short term) direvisi naik menjadi A-3.

S&P juga mempertahankan outlook positif. Keputusan S&P tersebut didorong kesuksesan tax amnesty yang berkontribusi pendapatan lebih dari US$11 miliar kepada pemerintah.

Selain S&P, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service dan Fitch Ratings juga memiliki pandangan positif mengenai penilaian kredit Indonesia.

Sebelumnya, Goldman Sachs Group Inc. pada Maret mengatakan, kenaikan rating Indonesia tersebut dapat meningkatkan daya tarik aset di antara investor institusi konservatif Jepang dan membantu menyerap dana hingga US$5 miliar.

S&P tergolong lebih lambat dibanding Moody’s dan Fittch dalam menyematkan investment grade kepada Indonesia, mengingat kekhawatiran pertumbuhan dan meningkatnya kredit macet.

Namun, momentum perekonomian Indonesia meningkat tahun ini menyusul kembali pulihnya ekspor negara. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% pada 2017.

Seperti dilansir Bloomberg, peningkatan rating ini tak lepas dari suksesnya program amnesti pajak yang menghasilkan pendapatan negara lebih dari US$11 miliar dan membantu mengurangi anggaran untuk proyek infrastruktur.

Pemerintah memotong pengeluaran publik tahun lalu untuk memenuhi naiknya defisit fiskal sebesar 3% dari produk domestik bruto dan membangun cadangan devisa ke level tertinggi lebih dari lima tahun terakhir sebesar US$123 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa pada perdagangan hari ini, Jumat (19/5/2017).

IHSG ditutup melonjak 2,59% atau 146,43 poin ke level 4.791,88 walaupun pagi tadi dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,03% atau 1,91 poin di 5.643,54.

BACA JUGA :
Bank Dunia: Fundamental Ekonomi RI Kuat
Permintaan Lahan Industri Pulih
Sri Mulyani Pede Dengan Ekonomi Indonesia
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.630,07 – 5.825,21.

Dari 547 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 230 saham menguat, 99 saham melemah, dan 218 saham stagnan.

Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG ditutup menguat, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang melonjak 3,54% dan sektor finansial yang naik 3,45%.

Kepala Riset Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan penguatan IHSG hari dikarenakan naiknya peringkat Indonesia oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s menjadi layak investasi (investment grade).

“Ini menunjukkan kegembiraan atau euforia dari bangsa kita, bisa jadi Senin pekan depan mulai ada capital inflow lagi ke dalam IHSG dalam skala besar,” ungkap William kepada Bisnis.com, Jumat (19/5/2017).

Hari ini, S&P Global Ratings menaikkan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade, sejalan dengan dua perusahaan pemeringkat utama lainnya dan membuka jalan bagi masuknya dana asing ke Indonesia

Oleh S&P, peringkat kredit Indonesia diangkat ke level BBB- dari BB+, sedangkan outlook berubah menjadi stabil. Selain S&P, lembaga pemeringkat Moody's Investors Service dan Fitch Ratings juga memiliki pandangan positif mengenai penilaian kredit Indonesia.

Seperti dilansir Bloomberg, peningkatan rating ini tak lepas dari suksesnya program amnesti pajak yang berhasil yang menghasilkan pendapatan negara lebih dari US$11 miliar dan membantu mengurangi anggaran untuk proyek infrastruktur.

Di Asia Tenggara, indeks PSEi Filipina menguat 0,13%, indeks SE Thailand naik 0,3%, indeks FTSE Malay KLCI Malaysia menguat 0,06%, dan indeks FTSE Straits Times Singapura menguat 0,08%..

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup menguat 3,43% atau 17,02 poin ke 512,89.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode
(%)
TLKM
+5,10
BMRI
+6,17
BBCA
+2,87
ASII
+2,94
 Saham-saham penekan IHSG:

 Kode
(%)
MNCN
-5,09
RMBA
-3,85
SSMS
-3,15
BSIM
-3,55
Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk