YUK TRAD1NG aza @ imas, antm, asri, n pgas (27 06 16)
Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (28/6/2016).
Jakarta detik ELLEN MAY -Apakah anda masih ingat dengan 'Panama Papers'? 'Panama Papers' adalah sebuah kebocoran dokumen finansial yang memuat informasi lebih dari 214.000 perusahaan di kawasan tax haven (surga pajak). Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan buatan (paper company) yang didirikan untuk menghindari pajak.
Dari kebocoran ini, nama-nama politikus seluruh dunia, pemimpin negara, selebritas, atlit, mafia tercantum dalam dokumen-dokumen perusahaan di atas.
Mengejutkannya lagi nama-nama orang Indonesia juga tercantum dalam Panama Papers. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pemerintah telah menghitung ribuan perusahaan offshore milik orang Indonesia dan nilainya ribuan triliun rupiah.
Melihat adanya aset yang begitu banyak di luar Indonesia, munculah berita akan adanya pengampunan pajak agar aset-aset yang berada di luar Indonesia dapat ditarik masuk kembali ke dalam negeri.
Menkeu menjelaskan, melalui Tax Amnesty, selain diharapkan dapat membawa kembali dana warga negara Indonesia yang ada di luar negeri, namun juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, meningkatkan pendapatan pajak tahun ini.
Pada Jumat kemarin, Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty menyepakati besaran tarif pengampunan pajak. Untuk deklarasi aset, 3 bulan pertama dikenakan tarif 4%, 3 bulan berikutnya di 6% dan 3 bulan terakhir di 10%. Sedangkan untuk tarif deklarasi sekaligus repatriasi, 3 bulan pertama dikenakan tarif 2%, 3 bulan berikutnya di 3% dan 3 bulan terakhir dikenakan tarif 5%.
Hari ini, rencananya RUU Tax Amnesty akan disahkan dalam Sidang Paripurna DPR, sebelum libur lebaran.
Bagaimana dampak dari Tax Amnesty ini?
Dari sisi pemerintah, dengan masuknya dana repatriasi dari luar, maka target penerimaan pajak kemungkinan besar dapat tercapai. Dengan begitu, pemerintah dapat meningkatkan belanja negara dan menggenjot proyek-proyek infrastrukturnya. Dengan semakin cepatnya proyek infrastruktur berjalan, maka sektor konstruksi dan industri kebutuhan dasar seperti semen juga akan mendapat imbas positif dari Tax Amnesty ini.
Besarnya perkiraan dana repatriasi yang akan masuk, tidak akan bisa semua ditampung dalam pasar saham. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan berbagai instrumen investasi untuk menampung dana repatriasi yang akan masuk ke Indonesia, salah satunya adalah DIRE (Dana Investasi Real Estate) juga menjadi salah satu instrumen yang disiapkan untuk menampung dana repatriasi. Dengan begitu sektor properti pun juga akan imbas positifnya.
(wdl/wdl)
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan dibuka nyaris stagnan atau naik tipis 0,08 poin ke level 4.836,13 pada perdagangan Selasa (28/6/2016).
kontan: JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,81% di level 4.834,569 pada perdagangan, Jumat (24/6). Dalam sepekan, indeks terkoreksi 0,01% dibanding penutupan minggu lalu.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,55% atau 26,50 poin ke 4.862,56 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (28/6/2016).
Sebanyak 145 saham menguat, 87 saham melemah, dan 298 saham stagnan dari 530 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG di sesi I.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG dalam Bloomberg bergerak menguat dengan support utama dari sektor aneka industri yang melesat 3,11%, sektor barang konsumsi yang menanjak 0,91%, dan sektor finansial yang naik 0,84%.
Adapun dua sektor lainnya melemah dengan tekanan utama dari sektor infrastruktur sebesar 0,54%.
Saham ASII juga menjadi pendorong utama terhadap penguatan sektor aneka industri siang ini.
Apa saja 10 emiten pendorong utama pergerakan IHSG siang ini? Berikut rinciannya:
Berdasarkan kapitalisasi pasar:
Kode
|
Perubahan
|
ASII
|
+3,77%
|
BBCA
|
+1,56%
|
GGRM
|
+3,57%
|
UNVR
|
+1,28%
|
BMRI
|
+1,11%
|
Berdasarkan presentase:
Kode
|
Perubahan
|
LRNA
|
+23,21%
|
BSWD
|
+22,77%
|
IGAR
|
+12,95%
|
PICO
|
+12,87%
|
ERTX
|
+11,54%
|
Sumber: Bloomberg
Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (28/6/2016).
Di akhir sesi I, IHSG menguat 0,55% atau 26,50 poin ke 4.862,56 dengan pergerakan di kisaran 4.835,43-4.872,02, setelah dibuka naik tipis 0,077 poin di level 4.836,13.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG dalam Bloomberg bergerak menguat dengan support utama dari sektor aneka industri yang melesat 3,11%, sektor barang konsumsi yang menanjak 0,91%, dan sektor finansial yang naik 0,84%.
Adapun dua sektor lainnya melemah dengan tekanan utama dari sektor infrastruktur sebesar 0,54%.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) memimpin kenaikan di antara bursa saham Asia lainnya seiring berjalannya proses pengesahan RUU tax amnesty demi mendorong pendapatan pemerintah.
Seperti diketahui, DPR hari ini menggelar rapat paripurna untuk mengambil keputusan akhir pengesahan RUU tax amnesty.
Apabila disahkan, kebijakan yang akan efektif bulan Juli ini diharapkan dapat merepatriasi dana yang mengendap di luar negeri dan mendorong investasi dalam negeri.
Menurut Bank Indonesia, pengampunan pajak tersebut akan menarik sekitar Rp.560 triliun (US$42 miliar) pendapatan tidak terdaftar dari luar negeri.
Sementara, kepala investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Alvin Pattisahusiwa menyebutkan bahwa pengesahan RUU tax amnesty dapat mendorong pasar obligasi serta mendukung pergerakan saham pengembang properti.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,72% atau 96 poin ke Rp13.255 per dolar AS pada pukul 12.07 WIB.
Jakarta detik ELLEN MAY -Apakah anda masih ingat dengan 'Panama Papers'? 'Panama Papers' adalah sebuah kebocoran dokumen finansial yang memuat informasi lebih dari 214.000 perusahaan di kawasan tax haven (surga pajak). Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan buatan (paper company) yang didirikan untuk menghindari pajak.
Dari kebocoran ini, nama-nama politikus seluruh dunia, pemimpin negara, selebritas, atlit, mafia tercantum dalam dokumen-dokumen perusahaan di atas.
Mengejutkannya lagi nama-nama orang Indonesia juga tercantum dalam Panama Papers. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pemerintah telah menghitung ribuan perusahaan offshore milik orang Indonesia dan nilainya ribuan triliun rupiah.
Melihat adanya aset yang begitu banyak di luar Indonesia, munculah berita akan adanya pengampunan pajak agar aset-aset yang berada di luar Indonesia dapat ditarik masuk kembali ke dalam negeri.
Menkeu menjelaskan, melalui Tax Amnesty, selain diharapkan dapat membawa kembali dana warga negara Indonesia yang ada di luar negeri, namun juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, meningkatkan pendapatan pajak tahun ini.
Pada Jumat kemarin, Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty menyepakati besaran tarif pengampunan pajak. Untuk deklarasi aset, 3 bulan pertama dikenakan tarif 4%, 3 bulan berikutnya di 6% dan 3 bulan terakhir di 10%. Sedangkan untuk tarif deklarasi sekaligus repatriasi, 3 bulan pertama dikenakan tarif 2%, 3 bulan berikutnya di 3% dan 3 bulan terakhir dikenakan tarif 5%.
Hari ini, rencananya RUU Tax Amnesty akan disahkan dalam Sidang Paripurna DPR, sebelum libur lebaran.
Bagaimana dampak dari Tax Amnesty ini?
Dari sisi pemerintah, dengan masuknya dana repatriasi dari luar, maka target penerimaan pajak kemungkinan besar dapat tercapai. Dengan begitu, pemerintah dapat meningkatkan belanja negara dan menggenjot proyek-proyek infrastrukturnya. Dengan semakin cepatnya proyek infrastruktur berjalan, maka sektor konstruksi dan industri kebutuhan dasar seperti semen juga akan mendapat imbas positif dari Tax Amnesty ini.
Besarnya perkiraan dana repatriasi yang akan masuk, tidak akan bisa semua ditampung dalam pasar saham. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan berbagai instrumen investasi untuk menampung dana repatriasi yang akan masuk ke Indonesia, salah satunya adalah DIRE (Dana Investasi Real Estate) juga menjadi salah satu instrumen yang disiapkan untuk menampung dana repatriasi. Dengan begitu sektor properti pun juga akan imbas positifnya.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan dibuka nyaris stagnan atau naik tipis 0,08 poin ke level 4.836,13 pada perdagangan Selasa (28/6/2016).
Namun, indeks terus bergerak menguat 0,4% atau 19,4 poin ke level 4.855,45 pada pukul 09.16 WIB.
Sebelumnya indeks ditutup menguat 0,03% atau 1,48 poin ke level 4.836,05 setelah bergerak pada kisaran 4.795,96 – 4.846,42.
Setelah sempat melemah dan bergerak di zona merah dari awal perdagangan, IHSG berhasil ditutup menguat walau tipis pada akhir perdagangan.
Analis riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan sentimen negatif Brexit serta dampaknya sudah terlewati. Sementara itu, ada ekspektasi bahwa tax amnesty akan disahkan hari ini, saat dihubungi Senin (27/6/2016).
Seperti diketahui, Rapat Paripurna hari ini dijadwalkan mengesahkan RUU Pengampunan Pajak tersebut.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan kebijakan pengampunan pajak yang bertujuan untuk repatriasi modal dari luar negeri, bisa membantu untuk menggerakkan kembali perekonomian nasional yang sedang lesu.
Bisnis.com, JAKARTA - Arah pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (28/6/2016) akan tergantung hasil voting DPR terhadap RUU Pengampunan Pajak yang telah dirampungkan kemarin.
Tim Riset Sinarmas Sekuritas memperkirakan indeks akan bergerak pada rentang 4.800-4.900.
"Proses voting akan dimonitor oleh pelaku pasar dan optimisme terhadap hasil paripurna hari ini yang mendukung berpotensi mengangkat indeks di tengah volatilitas global dari implikasi BREXIT yang masih berlanjut," paparnya dalam riset.
Lebih lanjut dia menyebutkan target penerimaan pajak 165 triliun dari UU Tax Amnesti akan menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam mengimplementasi UU tersebut dan juga akan menjadi sentimen positif jangka menengah ke depan untuk IHSG.
"Kami merekomendasi profit-taking bertahap terutama di sektor properti sambil menunggu kestabilan bursa finansial global pasca tragedi BREXIT," tambahnya.
kontan: JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,81% di level 4.834,569 pada perdagangan, Jumat (24/6). Dalam sepekan, indeks terkoreksi 0,01% dibanding penutupan minggu lalu.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan dalam risetnya, IHSG berhasil menutupi gap di area 4,863-4.868. Asing pun masih melakukan aksi beli ketimbang jual. Sekadar informasi, pekan lalu, net buy investor asing pekan lalu Rp 1,4 triliun.
BACA JUGA :
Lantas, Reza berekspektasi, IHSG hanya mengalami koreksi jangka pendek. Indeks juga diharapkan berbalik menguat pekan ini apabilan Rancangan Undang-undang Tax Amnesty bisa diterima DPR dan data makroekonomi yang dirilis akhir pekan nanti bisa direspon positif. “Sehingga mampu menjadi katalis positif domestik bagi para pelaku pasar,” kata dia.
Reza memprediksi, pada perdagangan Senin (27/6) IHSG akan kembali menguat dengan rentang support 4.760-4.798 dan resistance 4.866-4.883.
Sedangkan menurut Milka Mutiara, Analis Philip Securities, isu Brexit akan mereda sehingga nilai tukar rupiah akan kembali stabil. Milka memprediksi IHSGbesok bullish di rentang 4.695-4.955. “Sektor yang masih menarik pilihlah sektor yang defensif seperti barang konsumsi,” kata Milka.
Parningotan Julio, Kepala Riset Millenium Danatama juga senada memprediksiIHSG besok bullish. Indeks diperkirakan bergerak di rentang 4.789-4.899.
M. Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, memprediksi IHSG akan bearishdi support 4.754 dan resistance 4.885.
JAKARTA. Isu Brexit diharapkan mereda pada pekan ini. Pada Jumat (24/6) lalu, keputusan masyarakat Inggris keluar dari Uni Eropa alias Brexit turut menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,81% ke level 4.834,57. Sejumlah analis memproyeksikan, isu Brexit hanya bersifat sementara dan diharapkan mereda pada pekan ini.
"Nilai tukar rupiah akan kembali stabil," prediksi Milka Mutiara, analis Phillip Securities.
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada berekspektasi, IHSG hanya terkoreksi dalam jangka pendek dan diharapkan mampu berbalik menguat pada pekan ini.
Apabila parlemen menerima kebijakan tax amnesty, IHSG berpotensi menanjak. Reza memprediksi, IHSG pada perdagangan Senin (27/6) menguat di level support 4.760-4.798 dan resistance 4.866-4.883.
Adapun Milka memperkirakan, IHSG di awal pekan ini berpotensi bullish di 4.695-4.955. “Saham yang masih menarik adalah sektor defensif seperti barang konsumsi,” tutur dia.
Sementara Kepala Riset Millenium Danatama Sekuritas, Parningotan Julio memprediksi, indeks saham di awal pekan ini cenderung bullish di rentang 4.789 hingga 4.899.
JAKARTA kontan. Hasil poling menunjukkan mayoritas warga Inggris ingin keluar dari Uni Eropa (Brexit), yakni sebesar 51,9%. Sisanya 48,1% memilih bertahan dalam Uni Eropa. Instrumen investasi apa yang layak dikoleksi saat ini?
Direktur Riset Bahana TCW Soni Wibowo berpendapat, efek surat utang alias obligasi berdenominasi rupiah merupakan instrumen yang paling tepat bagi investor saat ini. Baik Surat Berharga Negara (SBN), obligasi negara ritel, hingga obligasi korporasi.
Katalis positif akan bersumber dari aliran dana tax amnesty yang diikuti oleh konversi dollar Amerika Serikat (AS) ke rupiah.
Tingginya permintaan rupiah akan mengangkat performa mata uang Garuda sehingga berdampak positif bagi aset kelas rupiah lainnya.
Tingginya permintaan rupiah akan mengangkat performa mata uang Garuda sehingga berdampak positif bagi aset kelas rupiah lainnya.
"Kenapa obligasi, karena kebanyakan uang tax amnesty mirip obligasi yang serupa dengan tabungan dalam konteks fixed investment return," paparnya.
Soni meramal, mulanya para pelaku pasar akan berburu SBN. Namun, penurunan imbal hasil (yield) yang tajam akan memicu investor untuk mengalihkan dananya pada obligasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta obligasi korporasi lainnya.
Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menjelaskan, dalam jangka pendek, pasar akan sedikit volatil sehingga mengerek risiko investasi.
Oleh karena itu, instrumen pasar uang dan obligasi dapat dilirik investor. Jenis surat utang yang lebih atraktif yakni obligasi korporasi dan obligasi negara ritel. Sebab, kedua instrumen ini bertenor lebih pendek.
"Emas juga menarik apabila situasi tidak stabil. Dollar cukup menarik selama ada ketidakpastian," terangnya.
Setelah pelaku pasar mampu menganalisa dampak Brexit terhadap pasar, barulah investor dapat kembali memarkirkan dananya pada instrumen investasi yang lebih berisiko, semisal saham.
Genggam uang tunai
Menurut Perencana Keuangan Eko Endarto, pelaku pasar belum mengetahui sampai sejauh apa pengaruh Brexit.
Jika dampak keputusan Brexit tinggi, maka sebaiknya investor menggenggam uang tunai atau emas sehingga lebih aman. Maklum, arah perekonomian belum terang benderang.
Apabila investor sudah terlanjur memarkirkan dana di efek saham, Eko menyarankan agar pelaku pasar menargetkan sampai level berapa koreksi tersebut dapat ditoleransi.
"Misalnya dipatok turun 10%. Kalau turun lebih dari segitu baru keluar," jelasnya.
Apabila investor ingin tetap menempatkan asetnya di saham, Eko mengimbau investor agar memilih saham dengan mayoritas transaksi ke dalam negeri. Sebab, efek Brexit disinyalir akan berdampak lebih banyak ke luar negeri, semisal Eropa, AS hingga China.
Investor juga boleh mengakumulasi dollar AS untuk tujuan jangka pendek. "Misalnya untuk liburan waktu dekat. Tapi investor jangka panjang misalnya lima tahun sampai enam tahun tidak disarankan beli dollar AS," terangnya.
Head of Operation and Business Development Panin Asset Management (PAM) Rudiyanto sepakat, pasca Brexit, pasar modal memang bakal berfluktuasi. Namun, volatilitasnya bersifat sementara.
Dalam jangka menengah, Brexit akan memengaruhi rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS alias The Fed yang saat ini di level 0,25% - 0,5%.
"Kemungkinan suku bunga The Fed naik akan semakin kecil. Untuk jangka panjang, tingkat pertumbuhan ekonomi global bisa lebih rendah," imbuhnya.
Kendati demikian, Rudiyanto menyarankan investor untuk memanfaatkan momentum koreksi dengan mengakumulasi saham. Efek saham yang dipilih bukan sembarangan.
"Kalau fundamental bagus, harga turun terlalu dalam, semua bisa jadi pilihan," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar