Langsung ke konten utama

ihsg per MALARI (peristiwa 15 Januari 1974) 15 Januari 2016

Jakarta detik -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang hari ini rehat di zona hijau. Sementara seluruh bursa saham Asia memerah.

Pada perdagangan preopening, IHSG dibuka naik 5,800 poin (0,13%) ke 4.518,981.

Mengawali perdagangan Jumat (15/1/2016), IHSG dibuka naik 12,717 poin (0,28%) ke 4.525,898.

Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup menguat 15,217 poin (0,34%) ke 4.528,398. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 1,227 poin (0,16%) ke 787.645.

Sementara dolar AS siang hari ini di Rp 13.903.

Dari sepuluh sektor, hanya 2 sektor yang mencatatkan penurunan yaitu sektor infrastuktur dan keuangan masing-masing 0,39% dan 0,17%.

Sebanyak 142 saham naik, 96 saham turun, dan 62 saham stagnan dengan frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 89,925 kali, total volume 2,065 miliar saham senilai Rp 2,183 trilliun.

Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah HMSP naik 2.000 poin (2,17%) ke Rp 93.975, MYOR naik 925 poin (3,42%) ke Rp 27.975, LPPF naik 775 poin (4,65%) ke Rp 17.425, dan GGRM naik 700 poin (1,25%) ke Rp 56.500.

Sementara saham-saham yang masuk dalam jajaran top loser adalah MLBI turun 175 poin (2,13%) ke Rp 8.050, BBRI turun 175 poin (1,49%) ke Rp 11.550, UNTR turun 150 poin (0,91%) ke Rp 16.350, dan ITMG turun 75 poin (1,36%) ke Rp 5.450.

Berikut kondisi bursa saham regional siang ini:

  • Indeks NIkkei 225 turun 56,47 poin (0,33%) ke 17.184,48
  • Indeks Hang Seng turun 160,05 poin (0,81%) ke 19.657,36
  • Indeks SSE Composite turun 46,18 poin (1,54%) ke 2.961,47
  • Indeks Straits Times turun 3,13 poin (0,12%) 2.641,77
(drk/dnl) 

Dunia serba instan dan ketergesaan hari-hari ini menemukan bentuk dan relevansinya. Internet telah mengubah kesigapan berdialektika secara tergesa bahkan instan.
Tak jarang, ketergesaan menjadikan kita semakin tidak sabaran dan membentuk behavior baru: membuat kesimpulan instan dan bereaksi secara instan pula.
Maka, dalam ketergesaan dan perilaku serba instan itu, terbentuklah masyarakat yang super-reaktif. Kadangkala menjadi mudah panik.
Itu semua motornya satu, social media, yang berinteraksi dengan televisi.
Saya hanya ingin membeberkan fakta dan ilustrasi sederhana saja. Tak sampai berselang jam ketika warga media sosial, membicarakan DWT, perempuan cantik anggota DPR yang digaruk dalam operasi tangkap tangan oleh komisi antikorupsi, pendapat publik bergerak bagai bandul pendulum. Pemicunya adalah peristiwa beberapa menit menjelang pukul 11 waktu Indonesia bagian barat, saat muncul postingan foto ledakan di Sarinah.
Segera, kabar bom bunuh diri meneror kawasan Sarinah, yang dianggap sebagai ring satu kekuasaan. Setelah itu, pembicaraan mengenai DWT seketika lenyap dari, saya kira, semua gajet layar sentuh. Semua membicarakan aksi teror di pusat kekuasaan, Jakarta.
Dampak sosial media terasa seketika. Kesan bahwa teror menghantui Jakarta menjadi massivedengan berbagai broadcast message di grup-grup whats-app yang menjadi viral, dengan berbagai atribut dan asumsi. Teror bom dan penembakan.
Lantas, dampaknya juga seketika. Seorang pengusaha bercerita, rekan bisnisnya dari Hong Kong yang baru mendarat kemarin siang di Soekarno Hatta, langsung balik badan. Terbang kembali ke seberang. Padahal, rencananya akan melakukan pertemuan bisnis pagi ini. 
***
Pasar bereaksi lebih instan lagi. IHSG langsung anjlok hampir 1,4% sesaat setelah kejadian, tetapi segera balik badan lagi, rebound dan hanya terkoreksi 0,3% di sore hari saat perdagangan saham ditutup. Rupiah pun tidak terjun bebas, hanya bergerak di kisaran seputar hari-hari perdagangan normal.
Dan Bank Indonesia menjadi contoh lebih ekstrim lagi. Bersikap tenang, dan tetap menurunkan suku bunga acuan, BI Rate, meski hanya 0,25%.
Artinya, tidak ada kegalauan dari para pelaku pasar, maupun otoritas yang memiliki kacamata dan teropong untuk mengukur dampak stabilitas.
Teror fisik dan 'teror' melalui sosial media tampaknya gagal mengguncangkan mental para pejuang ekonomi: pelaku pasar, pedagang, pengusaha dan otoritas pembuat kebijakan. 
***
Namun diakui atau tidak, serangan teror Jakarta adalah ujian pertama dan penting bagi pemerintahan Jokowi di bidang keamanan, mengawali tahun ini.
Aksi teror itu sedikit banyak telah berhasil mengirim pesan kecemasan, yang diperkuat melalui efek viral di sosial media.
Namun respons Polisi yang segera bereaksi instan mampu menolong keadaan. Tak sampai 20 menit dari peristiwa ledakan itu terjadi, kawasan Thamrin langsung dikuasai dan di bawah kendali aparat keamanan.
Begitupun ketenangan pemerintah, yang menjadikan evek viral tersebut menjadi lebih cepat disadari, bahwa ada perbedaan yang nyata antara 'fiksi' dan kenyataan.
Kabar viral bahwa banyak titik-titik potensial serangan bom di Jakarta yang tersebar di media sosial, segera dipatahkan, yang menjadi viral pula di media sosial.
Presiden juga cepat bereaksi dan mengeluarkan enam butir pernyataan yang mengajak masyarakat untuk tidak terbelenggu ketakutan.
Bahkan, tak sampai 6 jam dari peristiwa teror tersebut, aktivitas fisik di seputar Sarinah seperti sedia kala, kembali pedagang kaki lima berjualan melayani kebutuhan warga.
Namun, itu saja kiranya tidaklah mencukupi.
Buat saya, peristiwa Sarinah menyisakan pertanyaan besar, apakah pemerintah dan aparat keamanan selama ini telah benar-benar berhasil mengatasi akar persoalan terorisme di Indonesia?
Kalau belum, potensi aksi teror berikutnya masih dapat saja terjadi, dan akan mengirimnkan pesan ketidakstabilan dan risiko keamanan di Indonesia.
Inilah, sebenarnya, ujian yang sesungguhnya bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pesan teror, hendaknya dijawab dengan pesan yang lain, bahwa pemerintah dan aparat keamanan ambil kendali.
Enam butir pernyataan Presiden yang disiapkan tak lama setelah kejadian teror Sarinah, adalah respon seketika yang patut mendapatkan apresiasi untuk menciptakan ketenangan di masyarakat.
Namun harapan publik lebih besar lagi. Ketua Kadin Rosan P. Roslani, misalnya, berharap pemerintah mampu menjaga ketenangan yang sesungguhnya terkait dampak setelah aksi teror tersebut.
Ini penting, terutama untuk memastikan bahwa investor yang sudah berniat datang ke Indonesia, tidak mengurungkan niatnya karena ragu terhadap jaminan keamanan. 
Begitu pun para wisatawan mancanegara, yang sekarang tengah dirayu untuk semakin banyak mengunjungi Indonesia.
***
Saya terus terang berharap, pesan kuat segera dapat kita peroleh hari-hari ini, bahwa pemerintah memegang kendali dalam mengatasi serangan teror ini.
Sebab, selama dua pekan pertama 2016 ini, sebelum aksi teror Sarinah terjadi, kabar di sisi ekonomi dan politik telah mengirimkan pesan yang kuat, bahwa pemulihan menunjukkan tanda-tanda yang kian terang.
Realisasi anggaran dan proyek infrastruktur menunjukkan kemajuan, stabilitas makro memberikan sinyal menjanjikan, dan geliat bisnis terlihat lebih positif. Ini ditandai dengan berbagai hasil survei ekspektasi terhadap perekonomian yang terus meningkat, termasuk dari bank sentral. 
Optimisme juga muncul dari beberapa kementerian yang mulai menerapkan pola alokasi anggaran yang lebih menjamin efektivitas dan efisiensi, yang dipelopori Menteri Susi Pujiastuti.
Bahkan Presiden Jokowi menggunakan istilah "Susinisasi" untuk mendorong penggunaan anggaran pemerintah yang efektif alias tepat sasaran. Contohnya saja, pos mata anggaran langsung disebutkan untuk membeli jaring bagi nelayan, atau kapal untuk nelayan, sehingga tidak bisa diselewengkan. Bukan menggunakan pos yang abu-abu, seperti "pemberdayaan" nelayan, yang bisa dipakai untuk membeli apa saja yang dikaitkan dengan kepentingan nelayan, termasuk bahkan untuk membangun selokan di kampung nelayan. Sama-sama dibelanjakan, tetapi hasilnya akan jauh berbeda.
Kalau "Susinisasi" itu diterapkan di semua kementerian, kita bisa membayangkan berapa besar anggaran yang bisa dihemat, dan dibelanjakan untuk pos alokasi yang tepat sasaran.
Apalagi, kalau cita-cita Menko Perekonomian Darmin Nasution benar-benar dieksekusi, yakni membuat pedoman layanan umum dan pengerjaan proyek yang standar di seluruh nusantara. Jika ini dijalankan, akan menghemat uang yang sangat besar, karena tidak perlu memperbaiki jalan di lokasi yang sama setiap tahun bahkan setiap enam bulan karena proyek dikerjakan asal-asalan.
Tentu harapan yang lain juga masih menumpuk, terutama dalam mengimplementasikan seluruh paket ekonomi yang telah dijanjikan.
Saya kira, di tengah banyak kritik bahwa tidak terlihat benang merah yang jelas antara satu paket ekonomi dengan paket ekonomi yang lain, tema yang telah diusung Presiden Jokowi cukup jelas: restrukturisasi bahkan transformasi ekonomi.
Namun, eksekusi belum terlihat signifikan. Lalu yang ditunggu banyak kalangan, agar sejumlah pekerjaan rumah di sektor industri dan daya saing nasional segera dapat diselesaikan.
Pendek kata, daya saing kita masih sangat lemah, apalagi merujuk pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean.
Saya pinjam deh, data yang disampaikan pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia Anton J Supit, untuk sekadar memberikan ilustrasi.
Tahun lalu, ekspor tekstil dan produk tekstil alias TPT, ditambah ekspor sepatu, dan ekspor elektronik, tak lebih dari US$20 miliar setahun. Indonesia hanya mampu memanfaatkan sekitar 1% dari pangsa dunia, yang mencapai sekitar US$2 triliun setahun.
Bandingkan saja dengan Vietnam. Ekspor produk Samsung yang dibuat di Vietnam saja, mencapai US$40 miliar dalam setahun. Belum produk TPT, sepatu dan yang lain. Sekadar dari contoh itu saja, apakah kita masih mau mengatakan percaya diri dan unggul? Jadi, bagaimana menurut Anda? (*)
Bisnis.com, JAKARTA- Pelaku pasar dan pebisnis tetap percaya diri dengan situasi ekonomi kendati keamanan Ibu Kota kurang kondusif. Koreksi IHSG yang terjadi kemarin, diprediksi tak berlangsung lama karena kuatnya fundamental perekonomian nasional.
Aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang, sempat membuat pelaku pasar khawatir. Hingga penutupan perdagangan sesi pertama siang kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) melorot tajam 1,72%, ke level 4.459,32. Namun, pasar berbalik po sitif merespons keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25%. Kurs rupiah ditutup Rp13.907, turun tipis 0,52%.
Kendati dihantui aksi teror, sejumlah agenda penting tetap berlangsung tepat waktu. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak ditunda, meski lokasi kejadian aksi teror tak jauh dari kantor pusat bank sentral.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga sedang menerima kunjungan dua investor asal Jepang dan Singapura guna membahas proyek kelistrikan di Tanah Air, ketika kejadian berlangsung. Presiden Joko Widodo yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Cirebon, Jawa Barat, langsung kembali ke Jakarta.
Kepala Negara meminta seluruh komponen bangsa Indonesia tidak boleh takut dan kalah dengan aksi teror.
“Negara, bangsa, dan rakyat tidak boleh takut, tidak boleh kalah dengan aksi teror seperti ini,” ujar Presiden. 
Presiden Jokowi meminta ma syarakat tetap tenang, karena kondisi telah terkendali oleh aparat keamanan. 
Tak ingin pasar panik berlebihan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan pemerintah berupaya agar kepercayaan inves tor tidak turun pascakejadian ledakan dan tembakan yang terjadi di sekitar Sarinah.
“Ini kan sesuatu di luar kontrol kita. Kita upayakan nanti agar market jangan terlalu nervous setelah kejadian ini,” katanya.
Menkeu optimistis perlemahan itu berlangsung sementara karena kondisi fundamental ekonomi makro Indonesia cukup kuat.
“Yang paling penting, kita tetap punya fundamental makro yang kuat untuk bisa mengembalikan kondisi temporer ini ke kejadian yang normal,” tegasnya.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan aksi teror berdampak pada nilai tukar rupiah dan IHSG, meski hanya sesaat.
"Tidak usah dibesar-besarkan, kalaupun ada yang bereaksi ya besok sudah biasa lagi," katanya.
Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya atas aksi teror di Jakarta, reaksi pasar memang cepat pulih. Setidaknya, tiga aksi bom berukuran besar pernah melanda Ibu Kota dalam 15 tahun terakhir. (Lihat grafis)
Kejadian itu memang menggoyahkan market, tetapi dalam kurun waktu sepekan kemudian market pulih dan IHSG kembali naik. Bank sentral turut menjaga agar pengaruh teror bom terhadap pasar keuangan bersifat sementara.
Bahkan, BI kemarin memangkas suku bunga acuan BI Rate 25 basis poin menjadi 7,25%.
“Dari BI dan otoritas keuangan lain akan berupaya sentimen negatif tidak berlanjut. Kita tetap di pasar agar itu memang be nar-benar sifatnya temporer,” jelas, Juda Agung, Direktur Eksekutif De par temen
Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI. Keyakinan terhadap prospek ekonomi juga muncul dari pebisnis.
Pemilik kelompok bisnis Maspion, Alim Markus, yakin aksi teror tidak akan berdampak negatif bagi iklim bisnis di Indonesia. Menurutnya, pelaku bisnis harus menangkap setiap peluang yang ada. Satu sisi, pemerintah juga harus memberikan kejelasan terkait dengan paket-paket ekonomi yang telah dikeluarkan.
Jakarta detik -Bursa Amerika ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Dow Jones ditutup di level 16.379,05 menguat 227,64 poin (+1,41%).

Dari dalam negeri, meski sempat melemah tajam karena aksi terorisme kemarin, IHSG mulai menanjak jelang penutupan. IHSG pada perdagangan kemarin ditutup di level 4.513,18 melemah 24,00 poin (-0,53%).

Salah satu faktor pendongkrak IHSG adalah turunnya suku bunga sebesar 25 basis poin dari 7,5% menjadi 7,25%

Tahun ini masih ada potensi bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga hingga level 6,5% supaya perekonomian lebih melaju. Kemungkinan ini didorong pula oleh rendahnya harga minyak yang membuat inflasi rendah, sehingga The Fed menunda kenaikan suku bunganya.

Hal ini akan berdampak positif bagi sektor properti di tahun 2016 ini. Sementara itu sektor komoditas dan energi masih lamban tahun ini.

Sektor komoditas dan energi belum menarik dikarenakan perlambatan perekonomian di Tiongkok masih belum membaik.

Update saham untuk hari ini :

  • Sektor CPO : Speculative trading, AALI range updated 16000-18000. SGRO speculative, target 1 di 1800, target 2 di 1900.
  • Properti : LPCK* berada di support 6700, target jangka pendek 7500, trarget menengah 8800-9000. Batasi risiko jika di bawah 6700.
  • Konstruksi : ADHI buy on weakness 2200 jika ada koreksi. Range 2200-2400. Jika breakout 2400 boleh buy on breakout target menengah 3250.
  • Perbankan : BBTN hampir capai target #kopipagi di 1420, trend naik, lindungi keuntungan. BJBR menuju target 900, trend naik.
  • Farmasi : KLBF yang trading jangka pendek, sebelum capai target 1600, ada 1 resisten di 1500 waspadai profit taking jangka pendek. Untuk yang mau investing KLBF masih boleh hold.
  • Sektor miscellanous : ASII speculative trading, range suport 5750, target 1 di 6000, target 2 di 6100.
  • Pertambangan/metals : ANTM, TINS potensi aktif, waspadai volatilitas tinggi.

Pasar modal adalah tempat untuk memindahkan uang dari yang tidak sabaran ke orang sabar – Warren Buffett.

Semoga #kopipagi 15 Januari 2016 dapat bermanfaat. Salam profit ! Fanpage : on.fb.me/ellen_may , twitter @pakarsaham

(dnl/dnl) 
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diharapkan mampu kembali menguat setelag kemarin terpaksa terhempas usai tragedi ledakan bom Sarinah.
Analis ReLiance Securities Lanjar Nafi mengatakan, sebenarnya IHSG masih mempunyai peluang untuk menguat. Pasalnya indeks maaih membentuk bullish candle meskipun ditutup melemah.
"Indikator stochastic bergerak positif setelah golden-cross di area oversold dengan momentum RSI yang berada pada area middle oscillator. Sehingga peluang penguatan diakhir pekan masih ada dengan range pergerakan 4.470-4.560," kata Lanjar dalam risetnya, Jumat (15/1/2016).
Dia mengakui, ledakan bom yang terjadi kemarin menjadi penyebab melemahnya IHSG. Pasalnya hal itu menarik perhatian para investor dan berujung aksi jual oleh pelaku pasar khususnya investor asing.
"Itu menyita perhatian investor dan menimbulkan kekhawatiran memicu aksi jual investor terutama investor asing. Investor asing tercatat net sell sebesar Rp441,36 miliar," pungkasnya.
(rzy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒