Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 1 Desember 2014 (JELANG 5200an LAGeeee, juga menurut ORANG LAEN)

saham INFRASTRUKTUR v PERBANKAN v IHSG


INILAHCOM, Jakarta - Analis melihat peluang trading pada saham-saham lapis dua dan tiga. Akan tetapi, pemodal diingatkan bahwa transaksi pada saham-saham tersebut bersifat spekulatif.
Kepada INILAHCOM, pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan hal itu.
Pada perdagangan Senin (24/11/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 29,719 (0,58%) ke angka 5.141,764. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level tertingginya 5.157,084 dan terendah 5.124,809. Berikut ini wawancara lengkapnya:
Mengawali pekan, IHSG melanjutkan kenaikan ke 5.141. Apa yang terjadi?
Saya kira, penguatan IHSG sesaat setelah koreksi tajam Kamis (20/11/2014). Kenaikan ini juga terbantu oleh kenaikan harga komoditas. Akibatnya, saham-saham lapis dua juga banyak yang bergerak. Saham-saham properti juga alami kenaikan. Intinya, penguatan IHSG merupakan perbaikan sesaat setelah koreksi tajam sebelumnya.
Lantas, bagaimana Anda melihat arah IHSG hingga akhir pekan ini?
Dalam sepekan ke depan, arah IHSG kemungkinan tidak akan lari jauh dari kisaran 5.100. Meski begitu, ada peluang bagi IHSG untuk memecahkan level psikologis 5.200-nya. Di sisi lain, support IHSG berada di 5.050 dengan peluang penguatan lebih besar.
Sebab, pasar melihat dampak inflasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bersifat sementara sehingga pasar melihatnya cukup aman.
Bagaimana dengan saham-saham di sektor properti?
Penguatan pada saham-saham properti di tengah kenaikan BI rate, terdongkrak oleh wacana kepemilikan investor asing atas apartemen. Akibatnya, saham-saham properti jadi kembali menarik. Pasar yakin pada era pemerintahan Jokowi, kepemilikan properti untuk asing akan dibuka untuk ukuran lebarnya atau size-nya yang kecil.
Sejauh ini, asing menggunakan nama orang Indonesia sehingga banyak yang kena tipu dan lain sebagainya. Pasar yakin Jokowi akan mengubah sistem tersebut. Atas alasan itu, saham-saham properti menjadi menarik ke depannya.
Apa saran Anda untuk para pemodal di bursa saham?
Dalam situasi ini, time frame untuk trading menjadi agak sempit. Peluang trading terlihat pada saham-saham lapis dua dan lapis tiga. Saham PT Central Proteina Prima (CPRO) menguat tajam hingga auto rejected. Begitu juga dengan saham PT Mitra International Resources (MIRA). Dua saham tersebut tiba-tiba mengalami penguatan dengan volume transaksi yang besar.
Jadi, kalau mau bermain yang lebih spekulatif, saham CPRO dan MIRA bisa dilirik. Hanya saja, kekuatannya harus dilihat lagi. Saham ini menguat dari Rp50 hingga ke auto rejected atas. Karena itu, dua saham ini layak dipantau, tapi saya belum rekomendasi beli.
Pasar juga harus melihat sejauh mana kekuatan fundamental saham-saham di sektor perbankan.
Saham-saham pilihan Anda sepekan ke depan?
Saham-saham pilihan sepekan ke depan adalah PT Alam Sutera Realty (ASRI), PT Summarecon Agung (SMRA) dan PT Agung Podomoro Land (APLN) juga menarik.

Saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN) juga menarik karena belum terlalu banyak naik. Saya juga masih menjagokan saham PT Adaro Energy (ADRO) dan PT Waskita Karya (WSKT). Saya rekomendasikan buy on weakness dengan pola trading pendek. [jin]

Bisnis.com, JAKARTA–  Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (1/12/2014) naik 0,01% ke 5.150,38.   
Selanjutnya pelemahan serta penguatan indeks terus berganti dalam kisaran sempit. Pada pk. 09:13 WIB, IHSG melemah 0,02%  ke 5.149,08.
Dari 502 saham yang diperdagangkan, sebanyak 51 saham menguat, 62 saham melemah, dan 389 saham stagnan.
Sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, 5 melemah dipimpin tambang (0,95%). Sementara  itu 4 sektor menguat dipimpin aneka industri dan kimia (0,46%).
Indeks Bisnis 27 dibuka  naik 0,04% ke 452,49. Pada pk. 09:13 WIB jadi naik 0,06% ke 452,56.
Saham-saham yang melemah pagi ini:
UNVR
-0,63%
ASII
-0,35% 
BIPI
-16,25% 
INCO
-2,38%
Saham-saham yang menguat pagi ini: 
BBCA
+0,38%
SMGR
+1,25% 
BMRI
+0,48% 
INTP
+1,22%
 Sumber: Bloomberg, 2014



Editor : Linda Teti Silitonga
Bisnis.com, JAKARTA--Penurunan subsidi bahan bakar minyak diprediksi akan memberikan dampak bagus pada emiten konstruksi dan produsen obat.
Menurut HD Capital, hal tersebut akan membuka ruang pada pengalihan subsidi impor BBM ke program infrastruktur dan kesehatan, serta menurunkan defisit anggaran pemerintah.
Untuk perdagangan Senin (1/12/2014) pekan depan, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan di kisaran 5.120-5.085-5.030, Resistance: 5.165-5.185-5.251.

Berikut prediksi saham-saham yang dapat dipertimbangkan pada pekan depan:

Stock picks: (BUY: KLBF, PTPP, WTON, WSKT)

1. Kalbe Farma (KLBF)
BUY. PE 2014 14.2x, PBV 4.5x, ROE 32.2%. Trading target Rp.1.795-1.825

Koreksi di emiten produsen dan distributor obat ini hanya bersifat sementara untuk meredakan keadaan jenuh beli harian dan mingguan, rekomen untuk rally break resistance Rp.1.795 ke breakout target di Rp.1.825

Entry (1) Rp.1.740, Entry(2) Rp.1.720 Cut loss point: Rp.1.695

2. PP Persero (PTPP)
PE 2014 37.7x, PBV 6.8x, ROE 18%. BUY. Trading target: Rp.3.125

Konsolidasi minor di emiten konstruksi BUMN ini untuk meredakan keadaan jenuh beli pasca rally yang terlalu tajam, dapat digunakan sebagai kesempatan beli untuk swing back dalam kondisi medium uptrend yang berlaku

Entry (1) Rp.3.060, Entry (2) Rp.3.025, Cut loss point: Rp.2.995

3. Wika Beton (WTON)
PE 2014 36x, PBV 5x, ROE 14%, Trading target Rp.1.295

Rekomen akumulasi dalam pola konsolidasi pendek bendera turun dalam medium uptrend emitten konstruksi beton BUMN ini untuk potensi breakout ke Rp.1.295

Entry (1) Rp.1.220, Entry (2) Rp.1.205, Cut loss point: Rp.1.195

4. Waskita (WSKT)
PE 2014 57x, PBV 4x, ROE 7%. BUY. Trading Target Rp.1.100

Rekomen akumulasi emiten konstruksi BUMN ini yang terjepit dalam pola konsolidasi minor untuk meredakan keadaan jenuh, beli harian untuk kenaikan lebih lanjut dalam medium uptrend yang berlaku.

Entry (1) Rp.1.040, Entry (2) Rp.1.025, Cut loss point: Rp.1.015

Editor : Hery Lazuardi

inilah.com: Penguatan IHSG Cerminkan Outlook Positif

Penguatan IHSG setelah pelemahan menunjukkan tren yang belum cukup kuat. Ini menunjukkan tren IHSG yang variatif. Artinya, tidak ada sentimen yang cukup kuat mempengaruhi arah IHSG baik turun maupun naik.
Setelah melemah sepanjang hari dan menguat di sesi penutupan, lebih karena faktor permainan trader sehingga secara keseluruhan tidak ada yang menonjol pergerakannya. IHSG belum punya trigger untuk bergerak naik mapun turun.
Hanya saja, positifnya penutupan IHSG Jumat (28/11/2014) dan Senin (1/12/2014) mencerminkan outlook positif di masa depan. Antara lain, karena beberapa pemberitaan positif dari Kabinet Kerja Jokowi. Indeks juga sudah berada di hari keempat berada dalam tren positif di mana Rabu-Kamis-Jumat-Senin, indeks menguat terus karena outlook yang masih positif.

Reli IHSG Selama Desember

Dalam pekan ini, saya perkirakan, arah IHSG belum akan mengalami banyak perubahan. Artinya, saya meyakini reli IHSG masih berjalan selama Desember 2014. Jadi, untuk sentimen, belum ada perubahan yang cukup kuat sehingga menjadi tekanan negatif bagi IHSG ke depannya. Penguatan masih bisa terus berlanjut selama Desember.
Saya juga optimistis akan terjadi Desember Effect. Sebab, sejumlah pelaku pasar melihat sangat positif untuk outlook IHSG 2015. Ini tendensinya lebih kepada kinerja pemerintahan baru.

Data BPS Tak Jadi Sentimen Negatif

Dalam pekan ini, pasar mencermati rilis inflasi November di awal pekan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi memang sudah diprediksi alami sedikit penguatan. Sebab, kemungkinan besar, puncak inflasi yang merupakan efek kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, akan terasa pada inflasi Desember 2014.
Tapi, inflasi itu berbarengan dengan inflasi perayaan Natal 2014. Jadi, sejauh ini untuk data BPS sepertinya tidak akan menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Sementara itu, untuk data neraca perdagangan sendiri, yang sudah diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) awal Desember ini merupakan angka neraca Oktober 2014. Oktober sendiri belum terpengaruh oleh kenaikan harga BBM. Jadi, dalam pekan ini, IHSG berpeluang masih terus menguat.

IHSG Menguji 5.200

IHSG akan menguji level 5.200 untuk pekan ini. Saya rasa mungkin akan cukup mudah mencapai level tersebut. Di sisi lain, support IHSG berada di 5.117. Dengan melihat perkembangan yang ada, support tersebut masih kuat. Saya melihat belum ada kejutan yang berarti dalam pekan ini.
Jadi, alasan penguatan IHSG pekan ini adalah inflasi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang belum begitu terefleksi pada inflasi November. Karena itu, angka inflasi belum akan mengkhawatirkan sehingga bisa memberikan keyakinan bagi pasar. Sampai saat ini, saya melihat pasar masih optimistis terhadap kinerja pemerintahan yang baru.

 Window Dressing, IHSG 5.300

Di akhir tahun saya melihat window dressing. Saya yakin para fund manager akan memoles performa portofolio mereka. Kemungkinan window dressing akan dilakukan pada pekan ketiga-keempat Desember. Target IHSG tutup 2014 di 5.300. Saya optimistis masih adanya pertumbuhan gain hingga akhir Desember

Saham Lapis Pertama Pilihan Window Dressing

Jika bicara window dressing, pastinya bicara saham-saham first liners. Sebab, saham-saham tersebut mendominasi isi portofolio para fund manager.
Pelaku pasar bisa menyikapi itu dengan melirik saham-saham yang memang secara year to date masih cukup rendah atau berada di bawah kinerja IHSG yang merefleksikan kinerja pasar secara keseluruhan. Apalagi, jika ada saham lapis pertama yang secara year to date-nya masih minus.
Saya rasa, saham-saham bluechip dengan ciri-ciri seperti itu patut menjadi pertimbangan. Apalagi, jika ditunjang oleh kinerja keuangan kuartal III-2014 yang cukup oke.

Saham Lapis Kedua dan Ketiga

Untuk saham-saham di lapis kedua dan lapis ketiga, kemungkinan riaknya akan terlihat di pekan pertama Desember. Untuk pekan ketiga-keempat yang merupakan pekan window dressing, akan terlihat saham-saham lapis pertama yang akan dominan. Patokannya, kinerja IHSG secara year to date, sudah mencapai 18-19%. Para fund manager pasti berharap bahwa saham-saham yang first liner pada portofolio mereka memiliki kinerja di atas IHSG.
Strateginya, bisa di-shorted saham-saham dari kelompok LQ45 yang kinerja year to date-nya di bawah pasar. Sebab, saham-saham tersebut akan menjadi fokus pelaku pasar pada momentum window dressing.

Saham-saham Pilihan

Untuk saham pilihan, masih di sektor konstruksi dan perbankan. Ditambah sektor telekomunikasi seperti saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) di sektor infrastruktur.
Saham-saham tersebut berpeluang mendapat apresiasi yang cukup besar dari para pelaku pasar. Itu terkait kinerja mereka dan juga merupakan saham-saham blue chips. Jadi, sekarang sudah bisa memperhatikan saham-saham tersebut.

Saham Langganan Window Dressing

Sementara itu, untuk momentum window dressing, yang pasti pilih saham-saham first liners yakni PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA) di sektor bank. Di sektor konsumer, PT Gudang Garam (GGRM), PT Kalbe Farma (KLBF). Di sektor manufaktur, PT Astra International (ASII).
Saham-saham first liners tersebut, memang sudah langganan menjadi fokus untuk window dressing. Pemodal saham seharusnya cenderung lebih berani. Sebab, saat ini investor ritel terlihat dalam posisi wait and see karena mereka melihat kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada kuartal I-2015 yang merupakan akhir dari Quantitative Easing (QE).

Lebih Berani Masuk Pasar

Akan tetapi, jika melihat kondisi yang ada, kalaupun AS menaikkan suku bunganya, Bank Indonesia (BI) kemarin sudah cukup reaktif dengan menaikkan BI rate 25 basis poin ke 7,75% terlebih dahulu. Jadi, efek kenaikan suku bunga AS tidak akan terlalu dahsyat.
Dalam kondisi ini, saya berharap, pasar bisa jauh lebih berani untuk masuk ke pasar. Sebab, sudah tepat pasar punya outlook 2015 yang lebih bagus dibandingkan 2014. Untuk long trade 1-2 bulan, kan tidak terlalu lama. Jadi, dalam kondisi sekarang, saya sarankan lebih agresif. Sebab, asing masih terus agresif juga untuk terus mencatatkan net buy. [jin]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk