Bisnis.com, JAKARTA— Indo Premier Securities memprediksikan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Senin (3/10/2016) bergerak di kisaran 5.320–5.410.
Tim Riset Indo Premier Securities mengatakan indeks meskipun tertekan namun masih mampu bertahan di atas support trend linenya, stochastic memasuki area netral sedangkan MACD positif.
“Target kenaikan indeks pada level 5.410 kemudian 5.460 dengan support di 5.320 dan 5.270,” tulis Indo Premier dalam risetnta yang diterima hari ini, Senin (3/10/2016).
Indo Premier Securities merekomendasikan saham berikut:
- GGRM (62.000)
Rekomendasi: Spec Buy
Candle membentuk pola inverted hammer yang merupakan sinyal bullish reversal dengan dukungan volume di atas VMA5, stochastic netral sementara itu MACD masih negatif. Target kenaikan harga pada level 63.000 kemudian 64.300 dengan support di 60.900, cut loss jika break 59.700.
- BSDE (2.200)
Rekomendasi: Spec Buy
Candle tutup di atas EMA(5,10) dan membentuk pola white closing marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic over bought sedangkan MACD positif. Target kenaikan harga pada level 2.220 kemudian 2.240 dengan support 2.180, cut loss jika break 2.160.
- KIJA (294)
Rekomendasi: Spec Buy
Candle membentuk pola dragon fly doji yang merupakan sinyal bullish reversal, stochastic netral dan MACD berpeluang bullish cross over. Target kenaikan harga pada level 298 kemudian 302 dengan support di 288, cut loss jika break 284.
Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Senin pekan ini. Rilis data ekonomi akan menjadi sentimen yang pengaruhi IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG masih berada dalam rentang konsolidasi wajar. Dalam jangka panjang, IHSG masih berada dalam jalur penguatan. IHSG akan berada di level support 5.336 yang sepertinya masih akan kembali diuji.
Sedangkan target resistance 5.488 yang perlu ditembus untuk memperkokoh penguatan IHSG. Adapun pergerakan IHSG masih dibayangi rilis data ekonomi.
"Rilis data ekonomi inflasi di awal bulan yang diperkirakan masih akan terkendali. Selain itu, aliran dana investor asing yang masuk mulai terjadi hingga akhir pekan sekaligus akhir bulan," ujar William dalam ulasannya, Senin (3/10/2016).
"Rilis data ekonomi inflasi di awal bulan yang diperkirakan masih akan terkendali. Selain itu, aliran dana investor asing yang masuk mulai terjadi hingga akhir pekan sekaligus akhir bulan," ujar William dalam ulasannya, Senin (3/10/2016).
BACA JUGA
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG akan cenderung tertekan pada awal pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 5.295-5.394.
"Secara teknikal IHSG break out level IHSG dan mengkonfirmasi pola shooting star yang terjadi pada perdagangan Kamis lalu," ujar Lanjar.
Pada perdagangan Jumat 30 September 2016, IHSG ikut terimbas sentimen negatif pada akhir pekan lalu sekaligus akhir September 2016.IHSG melemah 67,15 poin ke level 5.364,80.
Investor domestik terlihat yang lebih khawatir terhadap sentimen negatif dari eksternal yang dinilai dari aksi jual investor asing mencapai Rp 376,63 miliar.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). (Ahm/Ndw)
Bisnis.com, JAKARTA — Setelah terus melepas portofolio di lantai bursa, investor asing mulai berbelanja di pasar modal Indonesia, seiring dengan progres program amnesti pajak yang melejit di akhir periode pertama.
Dalam dua hari terakhir, investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp1,32 triliun. Meskipun memang dalam sepekan masih tercatat net sell senilai Rp184,9 miliar.
Aksi beli bersih investor asing di lantai bursa tersebut baru terjadi setelah sejak pekan terakhir Agustus 2016 terus melepas portofolio. Namun, sejak awal tahun investor asing masih tercatat net buy Rp34,45 triliun.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan masuknya investor asing ke PT Bursa Efek Indonesia telah terjadi dalam dua hari terakhir. Namun, indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan lantaran sentimen denda Deutsche Bank di Eropa.
“Investor asing masuk lagi. Amnesti pajak jadi keberhasilan yang membuat asing kembali masuk ke IHSG,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (30/9).
Pada akhir pekan, IHSG ditutup melemah 1,24% sebesar 67,15 poin ke level 5.364,8. IHSG terus bertahan di atas level 5.400 dan akhirnya menyerah di paruh kedua perdagangan harian kemarin.
Dalam sepekan, IHSG ditutup melemah 0,45% sebesar 24,1 poin dari level 5.388,91. Selama September, IHSG ditutup terkoreksi 0,40% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut melonjak tajam.
Satrio menjelaskan hasil program amnesti pajak terbilang lebih tinggi dari ekspektasi. Perolehan lebih dari 50% dinilai sebuah prestasi yang sangat mengesankan, bahkan bisa dibilang program tax amnesty paling berhasil di dunia.
Pekan ini, sentimen terbesar dari dalam negeri adalah realisasi amnesti pajak yang berlawanan dengan tekanan pasar regional. Tekanan jual di lantai bursa mulai muncul setelah adanya berita Deutsche Bank.
SAHAM KAKAP
Masuknya pelaku pasar asing ke bursa Indonesia diperkirakan berbelanja saham-saham berkapitalisasi pasar besar. Saham-saham big cap diburu oleh investor asing terutama emiten penggerak IHSG.
Di pasar reguler, sambungnya, investor asing membukukan net buy terutama sejak program amnesti pajak. Dia memerkirakan seperempat dana repatriasi senilai Rp20 triliun masuk ke lantai bursa melalui portofolio.
“Tahap pertama amnesti pajak sudah kelar, tahap kedua masih ada lagi. Sementara kemungkinan investor asing akan berhenti berbelanja dulu,” tuturnya.
Sebaliknya, analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe menilai dana repatriasi dari amnesti pajak belum tampak masuk kepasar modal. Pasalnya, sampai saat ini, dana deklarasi amnesti pajaklah yang jauh lebih besar.
IHSG pada akhir pekan, kata dia, ditutup melemah lantaran adanya sentimen denda Deutsche Bank. Bank tersebut tercatat sebagai bank terbesar ke-4 di Eropa dan ke-11 di dunia. Padahal, saat sentimen negatif Lehman Brothers, hanya berada di posisi ke-43 dunia.
“Denda bagi Deutsche Bank menjadi sumber ketakutan pelaku pasar. Tapi ditahan oleh adanya berita amnesti pajak. Grup Sinarmas dan Salim ikut juga tax amnesty, dana tebusan pemerintah sepertinya tercapai,” kata dia.
Dia menyebutkan investor asing ke depan masih wait and see, terutama realisasi amnesti pajak pada tahap pertama. Pelaku pasar asing itu masuk ke saham-saham big cap seperti HMSP, GGRM, BBRI, BMRI, BBCA, ASII, dan TLKM.
Analis PT HD Capital Tbk. Yuganur Wijanarko menambahkan koreksi IHSG beberapa waktu terakhir telah rampung dan bersiap kembali menanjak. Koreksi IHSG selama September hingga level terendah 5.130 akan kembali reli ke level 5.470.
“Kemarin sempat anteng di atas 5.330, seharusnya tidak akan ada lagi kejutan aksi penurunan heboh dari kaum bearish lagi hingga tahun depan,” ujarnya.
Pekan ini, sentimen terbesar dari dalam negeri adalah realisasi amnesti pajak yang berlawanan dengan tekanan pasar regional.
Bisnis.com, JAKARTA - Setelah terus melepas portofolio di lantai bursa, investor asing mulai berbelanja di pasar modal Indonesia, seiring dengan berhasilnya program amnesti pajak.
Dalam 2 hari terakhir, investor asing membukukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp1,32 triliun meskipun memang dalam sepekan masih tercatat net sell senilai Rp184,9 miliar.
Aksi beli bersih investor asing di lantai bursa baru terjadi setelah sejak pekan terakhir Agustus 2016 terus melepas portofolio. Namun, sejak awal tahun investor asing masih tercatat net buyRp34,45 triliun.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan masuknya investor asing ke PT Bursa Efek Indonesia telah terjadi dalam dua hari terakhir. Namun, Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan lantaran sentimen denda Deutsche Bank di Eropa.
"Investor asing masuk lagi. Amnesti pajak jadi keberhasilan yang membuat asing kembali masuk ke IHSG," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (30/9).
Pada akhir pekan, IHSG ditutup melemah 1,24% sebesar 67,15 poin ke level 5.364,8. IHSG terus bertahan di atas level 5.400 dan akhirnya menyerah di paruh kedua perdagangan harian akhir pekan ini.
Dalam sepekan, IHSG ditutup melemah 0,45% sebesar 24,1 poin dari level 5.388,91. Selama September, IHSG ditutup terkoreksi 0,40% sebesar 21,27 poin setelah tiga bulan berturut-turut melonjak tajam.
Berikut Rekapitulasi Transaksi Investor Asing Sepekan 26-30 September:
Tanggal
|
Nilai (Rp miliar)
|
Keterangan
|
26 September
|
335,91
|
Net sell
|
27 September
|
503,01
|
Net sell
|
28 September
|
668,61
|
Net sell
|
29 September
|
937,97
|
Net buy
|
30 September
|
384,67
|
Net buy
|
Total
|
184,9
|
Net sell
|
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia, Bloomberg, diolah.
Bisnis.com, JAKARTA- HD Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan siap menguat memasuki perdagangan di awal Otober.
“IHSG Oktober ceria, tidak kelabu,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam riset mingguannya.
Dia optimistis, koreksi IHSG selesai, dan siap lanjut naik.
Menurutnya, selama bulan September yang diwarnai koreksi IHSG hingga low 5.130, dan akhirnya reli kembali ke 5.470.
“Hingga bermain anteng di atas 5.330, maka seharusnya tidak akan ada lagi kejutan aksi penurunan heboh dari kaum beruang lagi hingga tahun depan,” kata Yuganur.
HD Capital mengemukakan agar melakukan akumulasi saham big cap index drivers dan lapis dua pilihan untuk skenario reli IHSG kembali menguji 5.470 (resistance yearly high) dan breakout diatas 5.525 (all time high di IHSG).
“Bila memang terjadi koreksi minor atau konsolidasi, hanya merupakan jeda dalam trend bullish dimana tetap rekomen untuk melakukan akumulasi posisi long (buy),” kata Yuganur.
Bisnis.com, JAKARTA- HD Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan siap menguat memasuki perdagangan di awal Otober.
Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam riset mingguannya mengemukakan saham yang direkomendasikan pada perdagangan pekan depan adalah:.
- Astra International (ASII)
BUY. Trading target Rp8.850
Entry buy (1) Rp8.575, Entry buy (2) Rp8.475, Cut loss point: Rp8.275
- Bank BNI (BBNI)
BUY. Trading target Rp5.850
Entry (1) Rp5.525, Entry (2) Rp5.425, Cut-loss point Rp5.325
- Bumi Serpong Damai (BSDE)
BUY. Trading target Rp2.450
Entry (1) Rp2.180, Entry (2) Rp2.120, Cut loss point Rp2.080
- Waskita (WSKT)
BUY. Trading target Rp2.850
Entry (1) Rp2.650, Entry (2) Rp2.570, Cut loss point Rp2.490
Komentar
Posting Komentar