ternyata Bank Indonesia AMAT MENDUKUNG tren pertumbuhan ekonomi Semester 2 / 2017 melalui kebijakan penurunan suku bunga : repo reverse rate @ 4.5% p.a. ... yang berdampak langsung secara positif @ tren IHSG menuju 5900, n 6K
secara teknikal, daya beli TINGGI (@ slow stochastic)... jika daya beli @ 88 lage, maka 5893 bisa tercapai, sehingga sasaran berikut : BATAS ATAS Bollinger Band @ 5907 sudah terintai ... setidaknya 5901 lah bwat penutupan hari ini, itu ekspektasi positif gw seh :)
👊
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu bangkit dari zona merah. Senin (28/8), indeks ditutup turun 12,02 poin atau 0,20% ke level 5.903,34.
RTI mencatat, 204 saham rontok, berbanding 125 saham yang naik. Sedangkan, 138 saham lainnya stagnan.
Indeks terseret akibat tekanan yang melanda delapan sektor saham. Sektor pertambangan dan konstruksi jatuh paling dalam yaitu masing-masing 0,77% dam 0,61%. Hanya, sektor perdagangan dan keuangan yang masih menguat.
Sepanjang hari ini, investor mentransaksikan sebanyak 12,04 miliar lot saham, dengan nilai perdagangan mencapai Rp 5,97 triliun.
Indeks tumbang, meski pemodal asing membukukan pemberlian bersih (net buy) senilai Rp 76,5 miliar. Sedangkan, investor domestik justru mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 80 miliar.
👀
Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing tetap membukukan aksi jual bersih (net sell) pada perdagangan hari ini, Jumat (25/8/2017), meski indeks harga saham gabungan (IHSG) mencetak rekor baru lagi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total net sell asing pada perdagangan hari ini mencapai Rp281,70 miliar.
Investor asing melakukan aksi jual sebanyak 521,54 juta lembar saham senilai sekitar Rp1,65 triliun. Adapun aksi beli investor asing tercatat mencapai 413,23 juta lembar saham senilai sekitar Rp1,37 triliun.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa mencapai Rp4,99 triliun dengan volume perdagangan sekitar 9,69 miliar lembar saham.
Net sell asing berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut. Adapun total net sell asing pada perdagangan Kamis (24/8) mencapai Rp584,33 miliar.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,36% atau 21,25 poin di level 5.915,36, setelah dibuka dengan kenaikan 0,20% atau 12 poin di posisi 5.906,12.
Setelah tergelincir dari rekor yang dibukukan sebelumnya akibat profit taking, IHSG mampu rebound dan menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa baru pada perdagangan hari ini.
IHSG mempu memperbarui rekornya setelah berakhir di level 5.914,02 pada Rabu, 23 Agustus 2017.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 5.880,02 – 5.915,36.
Dari 559 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 149 saham menguat, 146 saham melemah, dan 264 saham stagnan.
Berikut ini ringkasan perdagangan saham oleh investor asing:
25 Agustus
|
Rp281,70 miliar
|
Net sell
|
24 Agustus
|
Rp584,33 miliar
|
Net sell
|
23 Agustus
|
Rp364,85 miliar
|
Net buy
|
22 Agustus
|
Rp337,21 miliar
|
Net buy
|
21 Agustus
|
Rp1,52 triliun
|
Net sell
|
18 Agustus
|
Rp278,09 miliar
|
Net sell
|
16 Agustus
|
Rp122,69 miliar
|
Net sell
|
15 Agustus
|
Rp58,47 miliar
|
Net buy
|
14 Agustus
|
Rp298,06 miliar
|
Net sell
|
11 Agustus
|
Rp1,15 triliun
|
Net sell
|
10 Agustus
|
Rp66,18 miliar
|
Net sell
|
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017
👄
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di zona hijau dan berhasil mencatat rekor tertinggi baru pada Rabu (23/8). Indeks menutup perdagangan dengan naik 33,73 poin atau 0,57% ke posisi 5.914,02.
Tujuh sektor mendukung indeks, terutama sektor pertambangan dan barang konsumsi yang naik masing-masing 1,91% dan 1,09%. Sedangkan, tiga sektor melambat, terutama industri dasar yang turun 0,50%.
RTI mencatat, 180 saham menguat, berbanding 137 saham yang terkoreksi. Sedangkan, 132 saham lainnya stagnan.
Pelaku pasar mentransaksikan 11,25 miliar lot saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 6,56 triliun. Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar senilai Rp 364,88 miliar. Sedangkan, pemodal domestik justru mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 370 miliar.
Menutup perdagangan hari ini, Rabu (23/8/2017), indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 0,57% atau 33,73 poin di level 5.914,02.
KONTAN.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat, Rabu (23/8). Indeks naik 25,53 poin atau 0,46% ke level 5.906,40 pukul 09.00 WIB.
Reli semua sektor saham menyokong indeks, terutama sektor infrastruktur dan agrikultur yang naik 0,21% dan 0,23%. Sektor pertambangan juga naik 0,19%.
BACA JUGA :
RTI mencatat, 114 saham naik, berbanding 21 saham yang terkoreksi. Pada indeks LQ45 di jajaran top gainers BBTN naik 3,10% ke level Rp 3.010 per saham. SMRA naik 2,74% ke posisi 1.125 per saham.
Sementara PPRO menguat 1,92% ke level 212 per saham. Di jajaran top losers INCO turun 1% ke posisi Rp 2.960 per saham. Kemudian ANTM turun 0,69% ke posisi Rp 720 per saham dan LPKR terkoreksi 0,64% ke posisi Rp 780 per saham.
Penguatan IHSG mengekor mayoritas bursa Asia pada Rabu pagi karena tersengat bursa Wall Street yang ditutup menguat.
Sedangkan, dari pasar komoditas harga minyak menguat di pasar AS karena sentimen penurunan persediaan di AS dan pengetatan produksi di negara OPEC dan negara non OPEC.
💃
JAKARTA okezone - Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate diprediksi bakal menguntungkan perbankan dengan nilai kapitalisasi menengah ke bawah. Pasalnya middle - small cap bank lebih tergantung dari dana pihak ketiga (DPK).
Analis NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji menjelaskan, bank dengan komposisi DPK yang lebih tinggi, akan mendapat keuntungan dari selisih antara suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
BERITA REKOMENDASI
Pasalnya, penurunan suku bunga acuan bank sentral berpotensi menurunkan suku bunga deposito secara cepat. Namun, penurunan suku bunga pinjaman berpotensi melambat. Dengan demikian, akan menciptakan selisih antara, suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman.
"Selisih suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman yang membesar inilah yang akan menjadi marjin keuntungan bank middle - small cap ke depan. Sehingga akan berpotensi positif bagi kinerja mereka," terangnya saat dihubungi Okezone.
Kinerja yang positif tentunya akan berimbas kepada kinerja saham perbankan middle - small cap. Bima mengatakan, apabila dilihat dari komposisi DPK, maka PT Bank Cimb Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan mengantongi banyak cuan. Sehingga, saham dua bank tersebut layak koleksi.
"Dengan melihat komposisi dana pihak ketika, BNGA dan BBTN berpotensi mendapatkan kenaikan laba bersih tertinggi bila suku bunga acuan turun," terang dia.
Baca Juga:
Secara teknikal, Bima memaparkan saham BNGA mengonfirmasi pergerakan uptrend menuju Rp1.600 setelah breakout Rp1.355. Sementara itu, pada perdagangan kemarin saham BNGA ditutup di zona hijau dengan menguat 15 poin (1,08%) ke level Rp1.400.
"Target tersebut sebagai bagian dari bullish continuation dari uptrendsejak Juli 2016," kata dia.
Sementara untuk saham BBTN, Bima mengatakan, ada peluang pergerakan ke area Rp2.900 - Rp3.100, setelah BBTN berhasil breakout resisten area Rp2.700 - Rp2.710. Sementara itu, saham BBTN ditutup positif di level Rp2.900, atau menguat 70 poin (2,47%).
"Rekomendasi BUY untuk BNGA dan BBTN," tutup dia.
💋
Bisnis.com, JAKARTA - Para analis memprediksi hari ini IHSG akan bergerak mixed mencoba menguat dalam perdagangan hari ini
Indosurya Sekuritas mengestimasi hari ini IHSG akan bergerak positif di level 5.811 – 5.945
Kepala.Riset William Surya Wijaya mengatakan kondisi perekonomian saat ini masih berada dalam kondisi cukup stabil dengan optimisme yang cukup tinggi untuk kembali menyambut peluang tercetak rekor baru spanjang masa dari IHSG dalam beberapa waktu mendatang.
Menurutnya, kemampuan untuk terus bertahan dengan rekor baru tersebut serta potensi untuk terus mencetak rekor baru tersebut
Sehingga, peluang koreksi wajar masih terus dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan akumulasi beli dengan rentang investasi jangka panjang.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat," tulisnya dalam riset.
Binaartha Securities memproyeksikan IHSG akan berpotensi menuju level resisten pada 5890 dan 5899
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG ditutup menguat 0.33% di level 5880.297 pada 22 Agustus 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5866.650 dan 5853.003.
Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5889.770 dan 5899.243. Berdasarkan indikator daily, MACD berada di area positif.
Sementara itu, Stochastic sudah overbought dan RSI berada di area netral. Terdapat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.
"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area level resistance pada 5890 dan 5899," tulisnya dalam riset.
Reliance Securities memperkirakan IHSG dalam p please dagangan hari ini akan bergerak mixed dengan mencoba menguat ke zona hijau
Analis Lanjar Nafi mengatakan Pergerakan yang melakukan pengujian pada support MA5 secara teknikal dinilai sukses terjadi pada IHSG.
Meskipun Indikator stochastic terkonsolidasi negatif hingga berpotensi dead-cross pada level jenuh beli IHSG masih terus memiliki peluang penguatan meskipun sangat terbatas.
"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed mencoba menguat dengan range pergerakan 5870-5912," tulisnya dqlam.riset.
Saham-saham yang dapat diperhatikan adalah ASII, EXCL, JSMR, PTBA, TOTL, UNTR, WIKA.
Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Securities memperkirakan IHSG dalam p please dagangan hari ini akan bergerak mixed dengan mencoba menguat ke zona hijau
Analis Lanjar Nafi mengatakan Pergerakan yang melakukan pengujian pada support MA5 secara teknikal dinilai sukses terjadi pada IHSG.
Meskipun Indikator stochastic terkonsolidasi negatif hingga berpotensi dead-cross pada level jenuh beli IHSG masih terus memiliki peluang penguatan meskipun sangat terbatas.
"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed mencoba menguat dengan range pergerakan 5870-5912," tulisnya dqlam.riset.
Saham-saham yang dapat diperhatikan adalah ASII, EXCL, JSMR, PTBA, TOTL, UNTR, WIKA.
Lanjar menerangkan, pada perdagangan saham kemarin IHSG ditutup menguat sebanyak 19,29 poin atau 0,33 persen ke level 5.880,29. Beberapa sektor yang menopang penguatan IHSG antara lain sektor tambang, pertanian, dan industri dasar.
Penguatan IHSG ditopang oleh aksi beli investor asing. Investor asing mencatatkan aksi beli Rp 337,2 miliar. "Investor asing pun tercatat net buy Rp 337,2 miliar," ujar dia, di Jakarta, Rabu (23/8/2017).
BACA JUGA
Penguatan IHSG sejalan dengan mayoritas Bursa Asia yang cenderung menguat. "Mayoritas indeks saham di Asia rebound di mana Hangseng, CSI300, dan Kospi memimpin penguatan setelah selama 3 hari tertekan aksi jual," jelas dia.
Dia merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Selasa 22 Agustus, IHSG naik 19,29 poin atau 0,33 persen ke level 5.880,29. Indeks saham LQ45 naik 0,49 persen ke level 980,63. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.885,59 dan terendah 5.862,47. Sebanyak 161 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 172 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 122 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 306.146 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,8 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 337,88 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.341.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi turun 0,19 persen. Sektor saham tambang naik 0,83 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 0,82 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,78 persen.
😍
Bisnis.com, JAKARTA—Penawaran investor dalam lelang Surat Utang Negara yang digelar Selasa (22/8/2017) masih tetap tinggi, mencapai Rp46,31 triliun.
Hal itu menandai likuiditas investor yang cukup kuat dan minat serta kepercayaan yang tinggi pada surat utang pemerintah.
BACA JUGA :
Kendati tidak setinggi lelang dua pekan sebelumnya yang menembus Rp58,62 triliun, nilai penawaran tersebut masih tergolong tinggi bila dibandingkan catatan penawaran investor dalam lelang-lelang SUN sebelumnya sepanjang tahun ini.
Penawaran terbesar dalam lelang kali ini masuk pada seri FR0059 tenor 9,75 tahun, atau seri fixed rate tenor terpendek dalam lelang kali ini, yang mencapai Rp11,10 triliun. Dalam lelang dua pekan sebelumnya, penawaran terbesar juga masuk pada seri fixed rate tenor terpedek, yakni FR0061 tenor 4,75 tahun, mencapai Rp16,45 triliun.
Dalam lelang kali ini, pemerintah kembali membuka lelang untuk seri FR0075 tenor 20,75 tahun yang merupakan seri yang baru diluncurkan dalam lelang dua pekan lalu dan akan menjadi seri benchmark baru tahun depan.
Penawaran pada seri ini mencapai Rp9,9 triliun, turun dibandingkan penawaran yang masuk pada lelang dua pekan lalu Rp14,73 triliun. Meski begitu, permintaan yield investor pada seri ini kini hanya berkisar antara 7,34% hingga 7,65%, turun dari penawaran yield dalam lelang sebelumnya yang berkisar 7,58% hingga 7,90%.
Penurunan penawaran yield juga terjadi pada seri FR0074 tenor 15 tahun. Pada lelang dua pekan lalu, penawaran yield seri ini berkisar antara 7,34%-7,56%, sementara pada lelang kali ini menjadi 7,28%-7,41%. Penurunan yield ini seiring dengan kondisi di pasar sekunder dalam dua pekan terakhir.
Berbeda dari lelang sebelumnya, dalam lelang kali ini pemerintah hanya menyerap penawaran yang masuk sesuai target indikatifnya, yakni Rp15 triliun. Padahal, pada lelang dua pekan lalu pemerintah menerbitkan hingga batas maksimal Rp22,5 triliun.
I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas, mengatakan bahwa dari penawaran yang masuk, investor terlihat lebih banyak berminat pada tenor-tenor panjang dengan akumulasi penawaran dari FR0059, FR0074 dan FR0075 yang sebesar Rp30,18 triliun.
Hal ini relatif berbeda dari tren sepekan lalu saat investor banyak memburu seri-seri tenor pendek, terutama karena dipicu aksi jual asing. Seri-seri tenor pendek banyak diincar karena relatif lebih stabil di tengah persepsi risiko yang meningkat akibat gejolak geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Made mengatakan, imbal hasil seri-seri SUN di pasar sekunder juga terus mengalami penurunan setelah pemerintah menyampaikan postur RAPBN 2018 dengan asumsi-asumsi ekonominya pada Rabu pekan lalu.
Hal ini menandakan pasar menyambut positif dan menaruh kepercayaan pada rancangan pemerintah tersebut.
Selain itu, adanya spekulasi penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 bps pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Selasa (22/8/2017) petang turut mendorong penurunan imbal hasil di pasar sekunder.
Penurunan tersebut lantas berimbas pada turunnya penawaran yield investor dalam lelang kali ini.
Made mencatat, tingkat imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan pemerintah dalam lelang kali ini mendekati batas bawah dari penawaran investor.
“Artinya, komposisi penawaran investor lebih mendekati batas bawah dari sebaran imbal hasil yang diminta investor,” katanya, Selasa (22/8/2017).
Semula, Made menaksir penawaran investor dalam lelang kali ini hanya akan berkisar antara Rp30 hingga Rp40 triliun. Hasil yang lebih tinggi dengan demikian menunjukkan minat dan kepercayaan diri investor yang masih sangat tinggi.
Komentar
Posting Komentar