Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 10 Agustus 2017

Bisnis.com, JAKARTA — Morgan Stanley menilai ekonomi Indonesia memiliki peluang mengalami akselerasi pada paruh kedua tahun ini sekalipun performa pada semester pertama hanya tumbuh 5,01% atau berada di bawah ekspektasi.
Tiga faktor yang bakal menjadi pendorong adalah sisi ekspor serta penyerapan dan efisiensi belanja pemerintah.
Dalam riset bertajuk 2Q17 Held Steady: Waiting for Mild Recovery in 2H17, tim ekonom Morgan Stanley memandang fundamental perekonomian tetap sehat dengan rasio utang, baik publik maupun korporasi, dalam level terjaga.
Selain itu tidak ada ekses makro yang membuat ekonomi bakal melemah lebih tajam dan dalam.
"Dalam pembicaraan kami dengan investor menunjukkan adanya nuansa frustasi, mengenai kenapa pemulihan permintaan domestik tidak kunjung menguat, padahal sisi perdagangan telah meningkat dan ekspor telah pulih sejak 2016," kata Deyi Tan, Zhixiang Su and Fuxin Liu dalam riset tersebut, Rabu (9/8/2017).
Senada, dalam beberapa waktu terakhir sejumlah pejabat dan tim ekonomi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla juga menunjukkan rasa penasaran terhadap sisi konsumsi masyarakat yang tidak kunjung melaju sekalipun indikator-indikator makro tidak menunjukkan gejala yang bermasalah.
Adapun, Bank investasi yang bermarkas di New York ini menyebutkan, momentum pertumbuhan upah dan tingkat pengangguran juga masih dalam koridor wajar. Selain itu, perekonomian RI juga tidak lagi terpapar risiko stabilitas makro seperti yang nampak pada 2013.
Deyi Tan, Zhixiang Su and Fuxin Liu menyatakan peluang pemulihan momentum pertumbuhan akan ditopang oleh kenaikan belanja pemerintah yang diiringi dengan efisiensi.
Dengan target pemerintah yang akan meningkatkan belanja sebesar 11,4% yoy pada 2017, maka akan ada peningkatan setara 19% yoy pada semester akhir tahun ini.
Lebih lanjut, hingga akhir Juni 2017, belanja modal pemerintah pusat diestimasi telah meningkat 7% atau melaju lebih cepat dibandingkan dengan keseluruhan belanja pemerintah yang hanya 3,2% dalam periode yang sama.
“Belanja pemerintah yang lebih efisien—yang diiringi dengan porsi belanja infrastruktur lebih besar—akan menghasilkan efek berganda lebih baik, perbaikan permintaan domestik bagi swasta dan memancang pemulihan pertumbuhan PDB,” ungkap Morgan Stanley.
Terkait kinerja ekonomi pada enam bulan pertama, Morgan Stanley mengemukakan performa mesin ekonomi yang kurang menggembirakan disebabkan oleh pelemahan permintaan baik dari sisi domestik maupun eksternal pada kuartal kedua sebesar 4,4% berbanding kuartal sebelumnya 5%.
Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan denyut fiskal pada paruh pertama tahun ini dibandingkan pada tahun lalu, meski penerimaan negara tumbuh 13,2% sekaligus mempersempit defisit fiskal dalam kurun waktu tersebut, yang menunjukkan pemerintah tidak mampu menyuntikkan kembali uang ke dalam perekonomian dalam bentuk belanja pemerintah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk