Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 11 Nov 2016

Jakarta. Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/11) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bangkit dari keterpurukannya. IHSG mencatatkan pelemahan 4.01% di level 5,231.971.
Terpantau bahwa aksi asing adalah salah satu penyebab indeks terjun bebas ke level tersebut. Asing melepas kepemilikan sahamnya dengan rincian net buysebesar Rp 3,774 triliun dan net sell Rp 6,237 triliun sehingga asing masih mencatatkan aksi jual di pasar reguler sebesar Rp 2,463 triliun.
Menurut analis NH Korindo Muhammad Ikhsan, selama sepekan ini pelaku pasar cenderung wait and see di awal pekan dengan ekspektasi Hillary Clinton berada di sisi pelaku pasar. Namun ternyata, hasil voting di luar dugaan dengan Donald Trump yang memenangkan pemilihan presiden AS
"Tapi kenyataannya di luar dugaan. Donald Trump mampu memenangi pemilihan presiden, sehingga pelaku pasar cenderung meminimalisir risiko dengan beralih ke aset-aset yang bebas risiko. Hal tersebut membuat USD meningkat," ujar Ikhsan.
Menurut Ikhsan, kebijakan-kebijakan Donald Trump mampu memancing gejolak di dunia keuangan, seperti meningkatkan government spending. "Hal ini tentu membuat peluang inflasi Amerika Serikat kembali meningkat dan timbulnya spekulasi akan kenaikan Fed Rate," kata Ikhsan.
Senada dengan Ikhsan, analis Millenium Danatama M Al Amin mengatakan bahwa dalam sepekan ini pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh isu pemilu AS. Terlebih Trump terpilih menjadi presiden AS.
Di sisi lain, bursa Asia sore ini juga terpantau melemah, dengan Indeks MSCI Asia Pacific turun 22 poin di level 136,66 pada pukul 16.00 waktu Hongkong.
Bursa asia lainnya, Indeks Topix Jepang naik 0.1%, diikuti Nikkei 225 yang naik 0.2%). Sementara Indeks Hangseng (- 1.4%), Indeks Shanghai Comp. (- 0.8%), Indeks Kospi (- 0.9%), S&P / ASX 200 Indeks (+ 0.8%), Taiwan Indeks Comp. (- 2.1%), Indeks KLCI Malaysia (- 1.1%), dan Strait times Indeks (- 0.7%).
Dari 538 saham yang tercatat di bursa saham Indonesia, tercatat sebanyak 279 saham memberatkan Indeks, sementara 55 saham masih menghijau, 82 saham tak bergerak, dan 122 saham tidak ditransaksikan. Sore ini telah di perdagangkan sebanyak 23,693 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 10,466 triliun.
Dari sisi sektoral, 8 dari 10 sektor berada di zona memerah, dengan pelemahan terbesar, a.l: Sektor Misc_ind (- 6.6%), di ikuti Sektor Manufacture (- 5.3%), Sektor Consumer (- 5.2%), Sektor Basic_ind (- 4.6%), dan Sektor Infrastructure (- 4.4%). Sementara dua sektor yang masih menguat, a.l: Sektor Mining (+ 1%), dan Sektor Agriculture (+ 0.9%).
Sore ini Saham top losers (LQ45) di antaranya adalah saham CPIN (- 10.6% Ke Rp 3,190), kemudian Saham BSDE (- 9.1% Ke Rp 1,910), dan Saham KLBF (- 8.1% Ke Rp 1,535).
Sedangkan saham top gainers (LQ45) di antaranya adalah Saham LSIP (+ 6.8% Ke Rp 1,565), selanjutnya Saham INCO (+ 6.1% Ke Rp 3,500), dan Saham AALI (+ 1.9% Ke Rp 15,725).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒