Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 24 Nov 2016

TEMPO.COJakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 24 November 2016 ditutup turun sebesar 104,37 poin mendapat sentimen negatif dari rupiah dan potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

IHSG BEI ditutup melemah 104,37 poin atau 2,00 persen menjadi 5.107,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 21,73 poin (2,48 persen) menjadi 851,48.

"Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS dan kekhawatiran pasar terhadap percepatan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat berdampak negatif pada pasar saham di negara berkembang, termasuk IHSG," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis, 24 November 2016.

Lanjar menambahkan bahwa seluruh saham mengalami pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri. Sementara pelaku pasar asing juga masih mengambil posisi lepas saham.

Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau foreign net sell sebesar Rp 406,02 miliar pada Kamis ini.

Secara teknikal, ia mengatakan bahwa indikator stochastic berada pada posisi overboughtdengan signal negatif. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan pada perdagangan selanjutnya, Jumat, 25 November 2016, dengan proyeksi bergerak di kisaran 5.065-5.175 poin.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, menambahkan bahwa kondisi politik di dalam negeri yang belum stabil menambah sentimen negatif bagi pasar saham domestik.

"Diharapkan pemerintah dapat menjaga kondisi politik di Indonesia menjadi kondusif," katanya.

Tercatat frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 315.332 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,872 miliar lembar saham senilai Rp8,523 triliun.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 49,36 poin (0,22 persen) ke level 22.627,33, indeks Nikkei naik 170,47 poin (0,94 persen) ke level 18.333,41, dan Straits Times menguat 4,03 poin (0,14 persen) posisi 2.843,72.

ANTARA
Bisnis.com, JAKARTA- Investor asing membukukan aksi jual bersih (net sell) pada perdagangan hari ini, Kamis (24/11/2016) sebesar Rp406,02 miliar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing melakukan aksi jual sebanyak 1,26 miliar saham senilai sekitar Rp2,78 triliun.

Sementara itu, aksi beli investor asing tercatat mencapai 834,62 juta lembar saham senilai sekitar Rp2,37 triliun.
Adapun, total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa mencapai Rp8,52 triliun dengan volume perdagangan sekitar 13,87 miliar lembar saham.
Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 104,37 poin atau -2,00% ke level 5.107,62.
Pada perdagangan hari ini indeks bergerak di kisaran 5.102,42-5.194,24.
Dari 538 saham yang diperdagangkan, sebanyak 86 saham menguat, 218 saham melemah, dan 234 saham stagnan.


Berikut ini ringkasan perdagangan saham oleh investor asing:
24 November
Rp406,02 miliar
Net sell
23 November
Rp806,89 miliar
Net sell
22 November
Rp733,75 miliar
Net sell
21 November
Rp141,53 miliar
Net sell
18 November
Rp128,19 miliar
Net sell
17 November
Rp144,05 miliar
Net sell

Sumber: BEI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒