Langsung ke konten utama

IHSG per 02-04 Mei 2017 (maybe's month, but it is on BULAAAAn PUASAAAAAa)


Jakarta- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (4/5) ditutup menguat dan bertahan di zona hijau.

Pada perdagangan sore ini, IHSG menguat 22,07 poin atau naik 0,39 persen ke kisaran 5.669,44.

Indeks LQ45 meningkat 6,42 poin atau naik 0,68 persen ke kisaran 942,97. Sedangkan, indeks Investor33 menguat 3,003 poin atau naik 0,75 persen ke kisaran 401,96.

Sektor agri melemah 1,20 persen, sektor pertambangan melemah 1,55 persen, sektor industri dasar naik 0,83 persen, sektor konsumer menguat 0,36 persen, sektor properti meningkat 0,36 persen.

Sektor keuangan bertambah 1,08 persen, sektor perdagangan turun 0,51 persen, sektor manufaktur meningkat 0,28 persen, dan sektor aneka industri menguat 0,53 persen.



Paulus Nitbani/PCN

BeritaSatu.com
Bisnis.com, JAKARTA - Indosurya Securities memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan dalam perdagangan hari ini bakal bergerak di level 5643 – 5774 dengan kecenderungan menguat

Analis William Surya Jaya mengatakan pasca rilis data perekonomian awal bulan yang terlansir dalam kondisi masih terkendali, walaupun terlihat ada peningkatan yang tentunya wajar karena menunjukkan mulai ada pergerakan yang seiring dengan percepatan pertumbuhan perekonomian.

Tentunya hal ini cukup memberikan ruang bagi IHSG ntuk kembali melanjutkan penguatan, mengingat kondisi perekonomian yang tentunya terlihat dalam kondisi stabil.

Saat ini IHSG terlihat sedang dalam rangka menguji suport, sedangkan peluang kenaikan masih terlihat cukup besar di tengah tekanan yang tentunya wajar terjadi selama proses kenaikan yang berlangsung

"Hari ini IHSG berpotensi menguat," demikian menurut risetnya

Berikut saham yang direkomendasikan

- PGAS

- HMSP

- SMRA

- ADHI

- ASRI

- ICBP

- GGRM

- UNVR

- PTPP
👴
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir berbalik melemah pada perdagangan pertama setelah libur panjang akhir pekan, Selasa (2/5/2017).

IHSG ditutup berbalik melemah 0,17% atau 9,49 poin ke level 5.675,81, setelah dibuka dengan kenaikan 0,33% atau 18,57 poin di posisi 5.703,87.

Pelemahan IHSG ini merupakan pelemahan di hari ketiga setelah pekan lalu berakhir melemah 0,38% atau 21,73 poin ke posisi 5.685,30.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG telah bergerak di kisaran 5.675,81 – 5.714,34.

Dari 541 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 136 saham menguat, 208 saham melemah, dan 199 saham stagnan.

Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir negatif, dipimpin oleh sektor tambang (-1,95%) dan perdangan (-0,83%).

Adapun, sektor finansial dan aneka industri masing-masing menguat 0,44% dan 0,64%.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG terus melaju di zona positif. Namun, penguatan IHSG menipis menjelang akhir perdagangan dan akhirnya ditutup berbalik melemah.

IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak menguat indeks FTSE Malay KLCI (+0,59%), indeks PSEi Filipina (-0,55%), indeks FTSE Straits Time Singapura (+1,03%), dan indeks SE Thailand (-0,07%).

Dalam risetnya, tim Oso Securities menyebutkan katalis negatif yang akan memengaruhi pergerakan IHSG hari ini salah satunya dari bursa global, dimana rilisnya pertumbuhan GDP AS kuartal I 2017 hanya 0.7% jauh lebih rendah dibanding kuartal IV 2016 yaitu 2.1%.

Saat ini pelaku pasar juga turut memperhatikan rilisnya data inflasi bulan April yang dirilis hari ini.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik mengumumkan indeks harga konsumen pada April 2017 melaju 0,09%. Inflasi tersebut dinilai masih terkendali di tengah kenaikan tarif subsidi pada daya 900 VA.

Secara year-on-year, inflasi melaju pada level 4,17%, dan inflasi dari awal tahun ini hingga April 2017 sebesar 1,28%. Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,93%, sementara bahan makanan justru menyumbang deflasi pada bulan ini.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup melemah 0,04% atau 0,20 poin ke 499,06, setelah dibuka dengan kenaikan 0,42% atau 2,11 poin di posisi 501,37.
👀

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama Selasa (2/5) dengan penguatan. Indeks menguat 11,03 poin atau 0,19% menjadi 5.696,33.

Sebanyak 137 saham yang menguat berhasil mengangkat IHSG meski 167 saham melemah dan 90 lainnya tak bergerak.

BACA JUGA :
IHSG Selasa pagi menguat, tunggu data inflasi
Indeks manufaktur April terbaik dalam 10 bulan
Sampai siang ini, 4,9 miliar lot saham diperdagangkan dengan total nilai Rp 3,63 triliun.

Investor lokal masih lebih banyak melakukan penjualan dibanding pembelian. Penjualan tercatat Rp 2,33 triliun dan pembelian Rp 2,1 triliun. Investor asing mencatat net buy Rp 209,92 miliar.

Sektor aneka industri yang tadi pagi melemah, berbalik menguat sebesar 0,93% siang ini. Sedangkan sektor yang paling tertekan adalah agrikultur dengan penurunan 0,98%.

Saham top gainers di antara LQ45 siang ini antara lain PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang sebesar 3,15% menjadi Rp 2.290, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sebesar 3,08% menjadi Rp 15.050, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 1,4% menjadi Rp 45.125 per saham.

Sedangkan saham yang paling menderita penurunan antara lain PT PP Tbk (PTPP) yang turun 4,72% menjadi Rp 3.030, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) sebesar 4,42% menjadi Rp 16.200, dan PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merosot 3,79% menjadi Rp 254 per saham.

Hari ini, Badan Pusat Statistik mengumumkan inflasi 0,09% untuk bulan April, berbanding deflasi 0,02% pada bulan Maret. Inflasi ini tak jauh berbeda dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) yaitu 0,08%.

Sementara itu, Nikkei-Markit merilis, Purchasing Manufaktur Index (PMI) Indonesia bulan April menyentuh 51,2, berekspansi untuk bulan kedua, sekaligus menjadi indeks tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Bursa di kawasan bergerak bervariasi. Indeks Topix dan Nikkei 225 di Jepang menguat 0,69% dan 0,64%.

Indeks Hang Seng di Hong Kong terkoreksi 0,09% dan Shanghai Composite di China melorot 0,24%.

Indeks Kospi di Korea Selatan memanjat 0,6% dan ASX di Australia turun 0,32%.

👄
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Selasa (2/5). Sentimen global diyakini menjadi penyebab bursa tertekan besok.

Sekadar mengingatkan, IHSG Jumat terkoreksi 0,38% atau 21,73 poin menjadi 5.685,29. Indeks menyentuh rekor tertingginya pada Rabu (26/4) di level 5.726,53.

BACA JUGA :
Ekonom prediksi April mengalami inflasi
BI: Jaga inflasi kunci hadapi rencana The Fed
Dalam sepekan lalu, IHSG menguat 0,37% atau 20,28 poin.



Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji berpendapat, saat ini situasi di kawasan Semenanjung Korea masih memanas lantaran Korea Utara masih menjalankan program proliferasi persenjataan nuklir.

"Selain kapal-kapal perang AS, kapal perang induk Prancis juga tengah bersandar di kawasan ini, dalam rangka menjalankan latihan perang dengan negara-negara sekutunya," ujar Nafan kepada KONTAN, Sabtu (29/5).

Secara teknikal, terdapat black closing marubozu candle, sementara MACD dan RSI terlihat dead cross. Dengan demikian, IHSG berpotensi menuju ke level support di area 5.671 dan 5.658 dan resistance berada pada level 5.712 dan 5.738.

Data inflasi

Dia melihat ada peluang IHSG menguat, yaitu jika data inflasi yang dirilis pemerintah besok lebih baik ketimbang perkiraan pasar.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) sebelumnya memperkirakan, April akan mengalami inflasi, tidak seperti Maret yang mengalami deflasi 0,02%. Salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga listrik Maret lalu. "April lebih mengarah ke inflasi tapi masih dalam level yang rendah," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, Kamis (20/4).

Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani IHSG memperkirakan, IHSG besok masih akan bergerak mixed dengan kecendurungan melemah. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal I-2017 yang hanya 0,7%, terlemah dalam tiga tahun terakhir. Angka itu juga jauh lebih rendah ketimbang kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal IV-2016 yang tumbuh sebesar 2,1%.

"Di tengah rendahnya pencapaian PDB, kekhawatiran pelaku pasar juga masih berfokus terhadap kebijakan pemangkasan pajak, deregulasi, hingga penggelembungan belanja pemerintah," ujarnya kepada KONTAN.

Dari dalam negeri, rilisnya data inflasi bulan April pada hari Selasa juga turut menjadi perhatian pelaku pasar. Dia memperkirakan besok IHSG akan bergerak di rentang 5.618 - 5.729.
👀

JAKARTA. Setelah menguat dua hari berturut - turut di awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (27/4) lalu ditutup melemah 0,34% ke level 5.707,028. Pelemahan tersebut pun berlanjut hingga akhir pekan, Jumat (28/4) di mana IHSG terkoreksi 0,38% ke level 5.685,298.

Adapun pergerakan IHSG sepanjang pekan ini diwarnai oleh sentimen domestik maupun global. Pekan depan, investor bakal menunggu rilis data inflasi dan data GDP yang diprediksi akan tetap stabil.

Nafan Aji, Analis Binartha Parama Sekuritas bilang, selain aksi ambil untung, investor juga merespons kebijakan reformasi pajak Trump yang belum dijelaskan secara detail. "Sehingga pasar masih wait and see, terjadi capital outflow dan IHSG melemah," ujar Nafan saat dihubungi KONTAN, Kamis (27/4).

Padahal, sentimen global juga sempat menjadi obat kuat IHSG pekan ini lantaran Pemilu Prancis berlangsung dua putaran. Menurut Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas, kemenangan Macron, salah satu kandidat yang unggul dan maju dalam putaran kedua, pada pekan lalu, memperkecil adanya kejadian semacam Brexit.

"Hal ini mampu meredam kekhawatiran investor atas kemungkinan bahwa Prancis akan meninggalkan blok mata uang Euro," ujar Bima kepada KONTAN.

Seperti diketahui, Emanuel Macron dikenal lebih pro pasar dibanding dengan Marine Le Pen yang dikenal sebagai tokoh anti globalisasi. Sehingga, kemenangan Macron tersebut direspons positif oleh pasar.

Selain sentimen global, rilis data emiten yang mencatatkan kinerja positif pada pekan ini turut mendongkrak kinerja IHSG. Jelas saja, beberapa emiten perbankan sempat memimpin penguatan yang menopang kinerja IHSG. Bima Setiaji bilang, emiten BBRI dan BMRI menunjukkan kinerja yang bagus.

Rilis data laporan keuangan emiten pada 1Q 2017 memang menjadi sentimen domestik yang mendominasi pergerakan IHSG pekan ini. Tak hanya itu, kebijakan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya atau BI -day reverse repo rate untuk tetap bertahan di posisi 4,75% juga mengerek kinerja IHSG.

Adapun pelemahan IHSG hari ini, kata Bima, disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor sambil menanti rilis data PDB Amerika Serikat kuartal I 2017 yang diproyeksi melemah.

Dia bilang, menurut konsensus, angka PDB diperkirakan menurun menjadi 1,3% dari triwulan IV 2016 sebesar 2,1% . Selain itu, informasi yang disampaikan Trump terkait reformasi pajak yang belum jelas membuat pasar merasa tidak puas.

"Hal itu kemudian membuat bagusnya rilis kinerja keuangan beberapa emiten batubara dan konstruksi tidak dapat berkutik dan menahan pelemahan IHSG hari ini," imbuhnya.

Para analis memprediksi, perhatian investor pekan depan juga akan mengarah pada kondisi perekonomian dalam negeri. Pasalnya, akan ada rilis data inflasi dan GDP Indonesia yang diproyeksikan bakal stabil. Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas bilang, rilis data inflasi dan GDP Indonesia bakal mendongkrak kinerja IHSG pekan depan.

Namun, investor juga perlu mewaspadai adanya sentimen global oleh karena pidato Gubernur The Fed mengenai rencana untuk menaikkan tingkat suku bunganya. "Tapi peluangnya masih sangat kecil," ungkap Nafan.

Tak hanya itu, Gubernur The Fed juga akan meyampaikan pernyataan yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi. "Hal itu tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan efek hawkish," katanya. Jika ada efek hawkish, lanjut Nafan, rupiah bisa terdepresiasi, sehingga berdampak pada IHSG yang akan terkoreksi.

Sentimen tersebut, menurut Nafan akan membuat IHSG pekan ini bakal sedikit tertekan atau terkoreksi sehat. Apalagi, kebijakan ekonomi Trump terkait reformasi pajak belum secara jelas dipahami oleh pelaku pasar sehingga mereka memilih untuk tetap wait and see.

Dia pun memprediksi IHSG pekan depan akan bergerak pada range 5.550 hingga 5.850. Sementara Bima memproyeksi IHSG pekan depan masih akan melanjutkan penguatannya meski terbatas pada range 5.634 hingga 5.740.

kontan:JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah menutup pekan terakhir April, Jumat (28/4). Mengacu data RTI, indeks ditutup terkoreksi 0,38% atau 21,730 poin ke level 5.685,298.

Tercatat 200 saham bergerak turun, 125 saham bergerak naik, dan 106 saham stagnan. Volume perdagangan akhir pekan ini 10,17 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,28 triliun.

BACA JUGA :
IHSG sesi pertama ditekan aksi jual
Akhir pekan, IHSG buka dengan penguatan
Delapan dari 10 indeks sektoral menyeret IHSG ke zona negatif. Sektor barang konsumsi berkontribusi paling paling besar penurunan 1,21%. Sementara, dua sektor yang menghijau yakni; agrikultur naik 1,12% dan keuangan naik 0,39%.

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 3,53% ke Rp 1.775, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 2,74% ke Rp 3.190, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 2,73% ke Rp 44.500.

Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) naik 3,86% ke Rp 1.750, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 2,30% ke Rp 2.220, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 2,20% ke Rp 1.395.

Asing masih getol membukukan aksi belinya. Di pasar reguler, net buy asing Rp 422,597 miliar dan Rp 418,153 miliar keseluruhan perdagangan.

Di sisi lain, bursa saham Asia berakhir mixed hari ini. Setelah komentar Presiden AS Donald Trump yang mengancam mengakhiri perjanjian perdagangan dengan Korea Selatan. 

Indeks Kospi ditutup turun 0,18% atau 4,02 poin ke level 2.205,44. Indeks Nikkei 225 turun 0,29% atau 55,13 poin menjadi ditutup pada 19.196,74. Indeks acuan Australia ASX 200 ditutup naik 0,04% atau 2,619 poin ke 5.924,1.

Selanjutnya, indeks Shanghai Composite naik 0,08% atau 2,3794 poin menjadi ditutup pada 3.154,5663 dan Komposit Shenzhen naik 0,362% atau 6,8813 poin menjadi di kisaran 1.906,9151. Indeks Hang Seng 0,45% lebih rendah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒