Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 26 Mei 2017

TOKYO, KOMPAS.com - Bursa saham Asia menguat ke level tertinggi dalam dua tahun pada perdagangan Kamis (25/5/2017).
Sementara itu, dollar AS dan imbal hasil (yield) obligasi AS melemah setelah bank sentral AS Federal Reserve memberi sinyal defensif mengenai potensi kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
Mengutip Reuters, indeks saham Asia-Pasifik non Jepang MSCI menguat 1 persen, level tertingginya sejak Mei 2015. Dengan demikian, indeks MSCI sudah menguat 17 persen sejak awal tahun 2017.
Penguatan tertinggi dipegang oleh indeks saham .KS11 Korea Selatan yang naik 1 persen ke rekor tertingginya.
Sementara itu, indeks Hang Seng .HSI Hong Kong menguat 0,8 persen ke level tertinggi sejak Juli 2015 dan indeks saham Taiwan .TWII menguat ke level tertinggi dalam 17 tahun.
Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 .N225 menguat 0,5 persen.
Pernyataan dalam pertemuan The Fed mengisyaratkan bahwa mereka harus menahan kenaikan suku bunga acuan hingga ada bukti jelas bahwa perlambatan ekonomi AS hanya bersifat temporer.
Meskipun demikian, tidak sedikit juga analis yang menyatakan bahwa The Fed tidak lama lagi akan menaikkan suku bunga acuan.
"Pandangan mereka tampaknya telah berubah secara cukup signifikan. Sebelumnya, mereka menyatakan bahwa perlambatan (ekonomi AS) terbatas," ujar Daisuka Uno, kepala strategist di Sumitomo Mitsui Bank.
Dalam pernyataannya, The Fed juga menyatakan bahwa akan melakukan pengurangan secara gradual pada neracanya. Pasca pernyataan The Fed tersebut, yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun anjlok 2,255 persen.
Adapun probabilitas kenaikan FFR pada bulan Juni 2017 mendatang kini berada pada posisi 75 persen. Angka tersebut turun dari 80 persen pada pekan lalu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒