Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 30-31 Mei s/d 2 Juni 2017

JAKARTA. Setelah menguat pada perdagangan Rabu (31/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal kembali menguat pada Jumat (2/6). Indeks saham naik 0,79% ke level 5.738,15 dua hari lalu. Seluruh sektor menguat, dengan kenaikan tertinggi pada sektor perkebunan dan pertambangan.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji memprediksi, indeks berpeluang menguat dengan kisaran pergerakan 5.684-5.765. Makroekonomi Indonesia yang relatif stabil bisa membuat kepercayaan investor meningkat.

BACA JUGA :
189 saham positif, IHSG ditutup melaju 0,79%
Bursa AS rekor jelang pengumuman tenaga kerja
Pertumbuhan industri manufaktur dan non-manufaktur di Tiongkok yang membaik juga jadi sentimen positif. "Hal ini pasti dapat memberikan implikasi positif pada laju IHSG," ujar Nafan kepada KONTAN, Kamis (1/6).

Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebut sentimen pertumbuhan industri di China akan menopang pergerakan IHSG. Ia memprediksi IHSG hari ini konsolidasi dengan kecenderungan menguat.

Support pergerakan indeks ada di 5.722-5.694 dan resistance di 5.753-5.788. "Manufaktur Amerika Serikat (AS) juga akan membaik dan klaim pengangguran AS kami perkiraan membaik," kata Hans.
👄

Bisnis.com, JAKARTA - IHSG pada hari ini, Selasa 30 Mei 2017 diprediksi akan bergerak menguat terbatas di rentang 5.700-5.750.
Mengutip riset Kresna Sekuritas, IHSG masih terjebak di throwback market dengan basis support MT trading berada di level 5.450-5.500.
Kami melihat tekanan jual ini menjadi ruang untuk melakukan pembelian selektif, mempertimbangkan target jangka panjang berada di level 6.100-6.200.
Pada hari ini, kami perkirakan IHSG bergerak menguat terbatas di rentang 5.700-5.750.
Trading idea hari ini:
BBNI: Trading Buy. Estimasi rentang: 6.425-6.600. Stop loss di 6.350
RALS: Trading Buy. Estimasi rentang: 1.250-1.300. Stop loss di 1.180
SILO: Trading Buy. Estimasi rentang: 11.100-11.500. Stop loss di 10.800
CPIN: Trading Buy. Estimasi rentang: 3.100-3.180. Stop loss di 3.070
KLBF: Trading Buy. Estimasi rentang: 1.510-1.550. Stop loss di 1.480
SCMA: Trading Buy. Estimasi rentang: 2.650-2.830. Stop loss di 2.640
LSIP: Trading Sell. Estimasi rentang: 1.470-1.510. Stop buy di 1.550
PGAS: Trading Sell. Estimasi ren90-2.590. Stop buy di 2.620
(Disclaimer on)
👊
ID: Reliance Securities memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak mix cenderung menguji support pada 5.650. Hal ini diharapkan dapat menjadi pijakan sementara untuk naik lebih tinggi dalam jangka menengah hingga resistance berikutnya pada 5.750-5.800.

IHSG yang ditutup turun tipis kemarin ke level 5.712 karena minimnya sentiment, membuka peluang bagi investor untuk lebih optimistis hari ini, terutama terhadap beberapa saham berbasis komoditas.

UNTR yang penguatannya berhasil menopang pergerakan indeks menyusul peningkatan penjualan alat berat diharapkan dapat meneruskan momentum positifnya, sementara penurunan yang berlanjut pada PTBA ADRO dan ITMG semakin membuka peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi buy on weakness karena outlook ke depan yang masih cukup positif.

Di awal bulan ramadhan ini, beberapa saham yang selalu bergerak musiman di sektor retail seperti RALS dan LPPF juga masih patut untuk dicermati, mengingat pergerakan kedua emiten tersebut terlihat sudah mulai atraktif.



Menarik juga untuk dicermati rencana aksi korporasi dari DMAS mengingat telah terjadi transaksi crossing atas sahamnya yang cukup besar, pasca keputusan perseroan untuk membagi dividen  (ely)

JAKARTA kontan. Di awal pekan Ramadan, pasar modal tanah air bergerak mendatar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (29/5) ditutup turun tipis 0,08% ke posisi 5.712,33. Salah satu pemicunya adalah: keringnya sentimen dari dalam negeri.
Parningotan Julio, Analis Yuanta Sekuritas, mengemukakan, minimnya sentimen dari dalam negeri turut melemahkan indeks saham. Sedangkan bursa saham di pasar regional cenderung bergerak mixed.
Pelaku pasar di kawasan Asia masih mencermati sentimen ujicoba rudal Korea Utara. Pelemahan harga minyak mentah dunia juga ikut memengaruhi IHSG.
Pergerakan IHSG hari ini (30/5), Parningotan memproyeksikan, kembali bergerak mixed seiring ketiadaan atau sepinya sentimen. "Kami memprediksikan, IHSG bergerak di antara 5.680 hingga 5.746," kata Parningotan kepada KONTAN, Senin (29/5).
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menyebutkan, IHSG yang kemarin ditutup menurun tipis akibat aksi ambil untung atau profit taking asing yang masih berlanjut dan pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
Dia memperkirakan, pasar saham hari ini masih diwarnai profit taking. "Hari ini IHSG berpotensi bearish, dengan kisaran 5.677 hingga 5.740," proyeksi Yaki.

Oleh karena, Yanuar merekomendasikan overweight pada beberapa sektor, antara lain pertambangan. Ini terutama UNTR sebagai pemilik lini bisnis terlengkap dari hulu hingga hilir, PTBA sebagai BUMN utama penyedia batubara bagi pembangkit listrik PLN, serta ITMG, HRUM, dan ADRO yang memiliki pangsa pasar ekspor cukup besar.

Sektor lain yang direkomendasikan oleh Yanuar adalah perbankan, terutama saham BBTN yang akan banyak memperoleh manfaat dari program Sejuta Rumah, BBRI sebagai penyalur KUR, Dana Desa, dan BUM-Des, serta BBCA sebagai emiten yang paling prudent di sektornya, yang berhasil menjaga NPL di level rendah.

BMRI dan BBNI yang berperan sebagai koordinator pembiayaan proyek infrastruktur dan cash management BUMN juga patut dicermati.

Ia menilai, sektor konsumer, retail, dan consumer-related seperti INDF, ICBP, ROTI, MAPI, dan RALS juga dapat memperoleh manfaat dari potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik.

Selain itu, saham JPFA, CPIN, SIMP, dan TBLA layak dicermati, terkait kemungkinan meningkatnya konsumsi ayam, minyak goreng, dan gula domestik, terutama menjelang hari raya Lebaran.

“Kami juga masih optimistis terhadap potensi pertumbuhan saham sektor properti dan konstruksi, seperti ADHI, WIKA, WSKT, dan PTPP. Meskipun pergerakan harga sahamnya sekarang ini masih melemah, namun kami yakin menjelang semester II nanti dapat kembali pulih, seiring kejelasan skema pembiayaan LRT, serta kelanjutan pembangunan jalan tol, flyover, pelabuhan, bandara, dan lain-lain,” paparnya.


Yanuar mengatakan lebih lanjut, pihaknya juga melihat adanya beberapa sektor yang untuk sementara ini cenderung masih harus dijauhi oleh investor, seperti ELSA terkait harga minyak yang masih melemah. (en)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒