Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 08 Juni 2017

Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi masih akan menguat, walaupun masih ada tekanan.
Kepala Riset Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan IHSG masih terus berusaha melepaskan diri dari area konsolidasi ditengah masih bergejolaknya harga komoditas, pola pergerakan masih menunjukkan potensi penguatan yang cukup besar selama support level dapat terjaga dengan baik serta masih terjaganya inflow ytd di tengah gelombang outflow yang tidak terlalu besar, yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan, demikian juga pasar sedang menanti rilis data perekonomian CADEV yang disinyalir cukup stabil, sehingga dapat menopang pola gerak IHSG di masa yang akan datang, serta rilis data Indeks kepercayaan konsumen yang terlansir sebelumnya menunjukkan bahwa kondisi terhadap perkembangan perekonomian yang masih cukup optimis.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat," tulis dia.
Senada dengan William, analis Binaartha Securities Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG akan berpeluang menuju ke level resisten di area 5732 dan 5748.
Dia menyebutkan, IHSG* ditutup menguat 0,17% di level 5717.325 pada 7 Juni 2017. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5706.651 dan 5693.978. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 5732.495 dan 5747.664. Berdasarkan indikator, MACD membentuk pola dead cross di area positif, sementara Stochastic dan RSI masih berada di area netral. Meskipun demikian, terdapat pola bullish harami doji star candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks.
Sementara itu, analis Reliance Securities Lanjar Nafi justru mengungkapkan jika Pergerakan IHSG masih cenderung konsolidasi hingga penyempitan terjadi pada indikator Bollinger bands menandakan pergerakan yang kian flat pada area dekat Moving Average. Pengujian demi pengujian MA7 dan MA25 terus belanjut disaat Indikator stochastic justru berindikasi negatif dengan bergerak bearish secara momentum. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed cenderung mengalam tekanan menguji support MA25 dengan range pergerakan 5656-5750.
👀
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan masuk dalam tren bearish, Kamis (8/6). Pada perdagangan Rabu (7/6), indeks ditutup naik 0,17% ke level 5,717,32.
Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest menyatakan, besok, IHSGdiprediksi akan menunjukkan tren bearish. Menurutnya, IHSG hari ini terlihat masih rawan koreksi, lantaran indeks bergerak dengan tren sideways mengarah bearish. "Dengan asing masih net sell, investor mengamati pemilu di Inggris dan harga minyak dunia," kata Aditya, Rabu (7/6).
Justru ia melihat, adanya kecenderungan investor untuk menunggu hasil rapat The Fed pada pekan depan. Namun, jumlahnya tidak terlalu besar. Selain itu, dia menyatakan angka penerimaan pajak bisa menjadi efek negatif. "Karena kalau tidak tercapai, defisit akan semakin besar, itu cukup berisiko," ungkapnya.
Aditya mengamati, penerimaan pajak pada Mei tahun ini agak melambat. Hal tersebut menjadi sentimen negatif secara makro ke pasar. Dengan tren bearish, dia memprediksi, IHSG akan berada pada level support pada 5.685 dan level resistance pada 5.745
Sementara, Riska Afriani analis OSO Sekuritas menilai, dari awal pembukaan perdagangan saham hingga penutupan IHSG pada hari ini, IHSG bergerak dalam teritori positif. Dia melihat penguatan yang terjadi saat ini masih didominasi oleh aksi beli investor domestik. "Sementara asing masih terus mencatatkan aksi jual bersih," ujar Riska kepada KONTAN, Rabu 7/6).
Dia menambahkan penguatan yang terjadi saat ini juga relatif terbatas karena memang belum ada sentimen baik dari dalam atau luar negeri yang mempengaruhi indeks. "Pelaku pasar, khususnya asing masih terlihat wait and see, diperkirakan hingga rilis kenaikan suku bunga The Fed," terangnya.
Selain itu, pasar juga memperhatikan pemilu di inggris. Riska memperkirkan, besok, IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas ditengah penantian rilis cadangan devisa Indonesia bulan Mei.
ia memprediksi IHSG akan bergerak pada support level 5.692 dan resistance 5.746.


Menurut dia, investor saat ini menunggu pengumuman bank sentral AS (The Fed) pada 15 Juni mendatang terkait penetapan suku bunga acuan fed fund rate (FFR). "Bisa terjadi capital outflow, namun ini tergantung dari postur kebijakan Bank Indonesia nantinya," kata dia. 

Akhir tahun ini, simulasi level support diperkirakan mencapai 5.550-5.874 sesuai indeks tertinggi Mei 2017. Namun, menurut dia, level 6.200 masih bisa tercapai karena sokongan sentimen positif dari kenaikan peringkat obligasi ke AAA- oleh lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s.


Sejak 3 Januari 2017, IHSG cenderung menunjukkan tren naik di level 5.246-5.707. Dibandingkan dengan bursa regional Asean, Nafan mengatakan, pergerakan bursa Indonesia masih cukup tinggi.


Data Binaartha Sekuritas pada Rabu (6/6) menunjukkan, bursa saham Indonesia (IDX/JKSE) mencatat pertumbuhan 18,42% dalam setahun terakhir.


Sementara bursa saham Singapura (STI) tumbuh 15,27%, bursa saham Kuala Lumpur (KLSE) 9,26%, bursa saham Thailand (SET50) 7,81%, bursa saham Filipina (PSE) 6,48%, dan bursa saham Hong Kong (HSCI) mencapai pertumbuhan terbesar 23,84%. (c01/sn)

Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/macroeconomics/indonesia-dalam-momentum-pertumbuhan/161192
Bisnis.com, JAKARTA— Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu berakhir menguat pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (7/6/2017), di tengah ketidakpastian yang tinggi menjelang berlangsungnya sejumlah agenda global penting.
IHSG ditutup menguat 0,17% atau 9,49 poin ke level 5.717,32, setelah dibuka dengan kenaikan 0,16% atau 9,14 poin di posisi 5.716,97.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG telah bergerak di kisaran 5.709,15 – 5.735,99.
Adapun pada perdagangan kemarin (Selasa, 6/6), IHSG ditutup melemah 0,70% atau 40,40 poin ke level 5.707,83, setelah membukukan penguatan selama tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Dari 547 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 152 saham menguat, 161 saham melemah, dan 234 saham stagnan.
Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor tambang (+0,81%) dan finansial (+0,50%). Adapun, tiga sektor lainnya melemah dipimpin oleh sektor perdagangan (-0,49%).
IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia Tenggara terlihat bergerak mixed dengan indeks PSEi Filipina (+0,62%), indeks SE Thailand (+0,01%), indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,06%), dan indeks FTSE Malay KLCI (-0,28%).
Di kawasan Asia lainnya, pergerakan bursa saham Jepang berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, menjelang berlangsungnya sejumlah agenda global termasuk pemilu di Inggris.
Indeks Kospi ditutup melemah 0,36% atau 8,48 poin ke level 2.360,14, setelah dibuka turun 0,15% atau 3,66 poin di posisi 2.364,96, di tengah sikap wait and see para investor terhadap hasil pemilu di Inggris, serta pertemuan kebijakan European Central Bank (ECB).
Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 1,23% ke level 3.140,32, setelah dibuka turun tipis 0,01% di posisi 3.101,76. 
Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir menanjak 1,17% atau 40,99 poin ke 3.533,87, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,03% di posisi 3.493,88.
Sementara itu, indeks Hang Seng ditutup turun tipis 0,09% atau 22,98 poin ke 25.974,16, setelah dibuka dengan kenaikan 0,11% atau 28,07 poin di posisi 26.025,21.
Dilansir Bloomberg, bursa saham Asia bergerak mixed pada perdagangan sore ini seiring penantian investor menjelang pemilu di Inggris, rilis keputusan kebijakan ECB, dan kesaksian mantan Direktur FBI James Comey pada esok hari.
“Ketidakpastian terlihat tinggi tentang sentimen global. Investor pun berhati-hati,” ujar Attila Vajda, managing director Project Asia Research & Consulting Pte.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup menguat 0,49% atau 2,50 poin ke 510,23, setelah dibuka dengan kenaikan 0,35% atau 1,80 poin di posisi 509,52.

Saham-saham pendorong IHSG:
Kode
(%)
BBRI
+1,70
BBCA
+1,42
UNVR
+0,80
GGRM
+1,48
Saham-saham penekan IHSG:
 Kode
(%)
HMSP
-1,30
BMRI
-0,80
ISAT
-6,15
BDMN
-4,21
 Sumber: Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒