Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan pada Senin (13/3/2017) diprediksi bergerak di 5.340-5.400.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, secara teknikal indeks harga saham gabungan (IHSG) break out support MA7 dengan konfirmasi negatif pulled back upper bollinger bands.
Indikator stochastic bergerak bearish menuju oversold dengan momentum indikator RSI yang kian tertekan.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan membuka pekan depan [Senin, 13 Maret 2017] dengan pelemahan pada kisaran pergerakan 5.340-5.400," tutur Lanjar dalam riset yang terbit pada Minggu (12/3/2017).
Saham yang dapat diperhatikan yakni BBTN, BSDE, EXCL, RALS, SMGR, dan BJTM.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (10/3/2017) IHSG terkoreksi 11,71 poin atau turun 0,22% ke level 5.390,68 dengan pergerakan yang relatif melemah sejak sesi pertama. Data penjualan eceran yang turun cukup jauh di level 6,3% dari 10,5% di periode sebelumnya menjadi alasan investor untuk ambil untung.
BI memperkirakan FFR naik di level 25 basis poin dan memastikan ekonomi nasional tetap akan stabil. Investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp9,91 miliar Jumat lalu sehingga total capital inflow mingguan sebesar Rp436,68 miliar.
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup negatif 0,22% menjadi 5.390 pada perdagangan (10/3). Dalam sepekan pergerakan IHSG juga hanya naik tipis 0,02% dari perdagangan Jumat (3/3) pekan lalu di level 5.389.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pada pekan ini pergerakan IHSG lebih dibebani oleh faktor eksternal dari global, padahal kondisi ekonomi dalam negeri masih cukup baik. Paling pertama adalah penantian rilisnya data US Non-Farm Payroll turut menekan IHSG.
“Sebab perilisan tersebut bisa menjadi acuan naiknya Fed Fund Rate 25 basis poin Maret ini,” katanya kepada KONTAN, Jumat (10/3).
Faktor berikutnya adalah pelemahan harga minyak dunia juga turut menekan bursa dari beberapa hari lalu. Nafan menjelaskan naiknya jumlah pasokan minyak di Amerika Serikat berimbas buruk terhadap Indonesia yang bergantung pada komoditas.
Untuk pekan depan IHSG masih berpotensi tertekan akibat sentimen dari luar negeri seperti data inflasi Amerika Serikat, US Crude Oil Inventories yang diprediksi tetap mengalami surplus produksi minyak. Serta kepastian The Fed menaikkan suku bunga.
Imbasnya pasar emerging market kemungkinan akan mengalami capital outflow,termasuk IHSG karena perpindahan arus modal ke Amerika Serikat. Adapun Investor dalam negeri juga menanti pengumuman neraca perdagangan RI dan keputusan BI dalam menetapkan 7 Days Reverse Repo Rate.
Pekan depan, Nafan memprediksi pergerakan IHSG masih bearish dengan range perdagangan support 5.270 resistance 5.470. Dari teknikal terlihat candlemembentuk pola bearish doji star yang mengindikasikan potensi tekanan pada IHSG pekan depan.
Komentar
Posting Komentar