Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 05 Januari 2015

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 22 poin akibat aksi ambil untung. Ke mana January Effect yang biasanya membuat saham-saham menguat?

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 12.592 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 12.552 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG melemah 13,085 poin (0,25%) ke level 5.229,684 di awal pekan pertama 2015. Investor yang sudah selesai libur panjang kini mulai mengambil untung.

Aksi ambil untung terjadi di saham-saham yang sudah naik sampai pada perdagangan perdana IHSG tahun 2015 Jumat lalu. Aksi beli selektif masih ada, tapi hanya di beberapa lapisan saham saja.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG anjlok 34,600 poin (0,66%) ke level 5.208,169 akibat maraknya aksi ambil untung. Indeks masih bertahan di level 5.200.

Hampir seluruh indeks sektoral kompak melemah akibat aksi jual ini. Koreksi terdalam dialami oleh saham-saham komoditas.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (5/1/2015), IHSG ditutup berkurang 22,774 poin (0,43%) ke level 5.219,995. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 4,860 poin (0,54%) ke level 898,270
 Aksi ambil untung banyak dilakukan investor asing. Transaksi investor asing hingga sore hari ini terpantau melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 144,229 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 224.550 kali dengan volume 6,465 miliar lembar saham senilai Rp 5,509 triliun. Sebanyak 107 saham naik, 179 turun, dan 94 saham stagnan.

Nilai dan volume perdagangan di lantai bursa sedikit meningkat gara-gara transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST) di pasar negosiasi senilai Rp 650 miliar. Transaksi tersebut difasilitasi Broker Mandiri Sekuritas.

Bursa-bursa di Asia rata-rata menutup perdagangan awal pekan dengan melemah akibat aksi ambil untung. Hanya pasar saham Tiongkok yang bisa menghijau.

Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:


  • Indeks Nikkei 225 turun 42,06 poin (0,24%) ke level 17.408,71.
  • Indeks Hang Seng melemah 136,50 poin (0,57%) ke level 23.721,32.
  • Indeks Komposit Shanghai melonjak 115,84 poin (3,58%) ke level 3.350,52.
  • Indeks Straits Times anjlok 42,79 poin (1,27%) ke level 3.327,80.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.900 ke Rp 63.700, Mayora (MYOR) naik Rp 1.800 ke Rp 23.100, Impack (IMPC) naik Rp 750 ke Rp 5.850, dan Bank of India (BSWD) naik Rp 315 ke Rp 1.590.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain SMART (SMAR) turun Rp 1.100 ke Rp 7.100, Maskapai Reasuransi (MREI) turun Rp 755 ke Rp 4.225, Buana Finance (BBLD) turun Rp 465 ke Rp 1.410, dan Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp 450 ke Rp 14.200.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih