JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) reli di tengah aksi 212 yang berjalan damai pada Jumat (2/12). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,91% atau 47,201 poin ke level 5.245,956.
Ada 170 saham bergerak naik, 119 saham bergerak turun, 104 saham stagnan. Perdagangan akhir pekan melibatkan 11,57 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,76 triliun.
BACA JUGA :
Seluruh indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor aneka industri memimpin penguatan 10 indeks sektoral 1,74%. Selanjutnya diikuti keuangan naik 1,35%, dan agrikultur naik 1,23%.
Meski IHSG melaju, investor asing masih melakukan aksi jual. Di pasar reguler, nets sell asing Rp 97,354 miliar dan Rp 275,979 miliar keseluruhan perdagangan.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Hanson International Tbk (MYRX) naik 11,61% ke Rp 173, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 4,00% ke Rp 14.950, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 3,59% ke Rp 17.300.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 3,25% ke Rp 7.7450, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 3,14% ke Rp 1.540, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,59% ke Rp 3.380.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, masih positifnya mata uang rupiah membuat laju IHSG kembali mampu melanjutkan kenaikannya Meski terdapat aksi doa bersama yang sempat membuat sebagian pelaku pasar khawatir.
"Secara sentimen, aksi doa bersama tidak banyak berpengaruh terhadap pasar. sepanjang berjalan kondusif. Namun jka diluar harapan maka pasar akan merespon hal itu sebagai sentimen negatif," kata Reza Priyambada.
Ia menambahkan bahwa penguatan IHSG juga didukung imbas hasil pertemuan OPEC yang pada intinya sepakat untuk memangkas produksi para anggotanya sehingga berimbas pada kembali melonjaknya harga minyak mentah dunia yang berimbas tidak hanya pada harga komoditas lainnya namun, juga pada saham-saham pertambangan yang mencatatkan kenaikan tertinggi dibandingkan indeks saham lainnya.
Lalu, lanjut dia, pengumuman inflasi bulanan di angka 0,45 % yang meskipun naik namun masih dianggap stabil sehingga tidak terlalu memberikan imbas negatif Bagi pasar saham domestik.
Badan pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2016 mencapai 0,47 %, inflasi Januari-November 2016 mencapai 2,59 % dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,58 %.
INILAHCOM, Jakarta--Pada perdagangan Jumat (2/12/2016), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 47,201 poin (0,91%) ke posisi 5.245,956.
Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level tertinggi di 5.250,292 atau menguat 51,537 poin dan mencapai level terendahya di angka 5.199,142 atau menguat 0,387 poin.
Sebanyak 174 saham ditransaksikan naik, 124 saham turun, 81 saham stagnan, dan 198 saham tidak ditransaksikan sama sekali.
Semua sektor saham kompak mendukung penguatan IHSG. Saham-saham di sektor aneka industri memimpin penguatan 1,74%, keuangan 1,35%, perkebunan 1,23%, perdagangan 1,19%, pertambangan 0,94%, properti 0,65%, konsumer 0,59%, infrastruktur 0,45%, dan industri dasar 0,22%.
Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp4,98 triliun dan Rp1,77 triliun di pasar negosiasi. Total transaksi senilai Rp6,76 triliun.
Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp2,38 triliun dan penjualan saham senilai Rp2,66 triliun. Alhasil, investor asing mencatatkan penjualan saham bersih (net foreign sell) senilai Rp276 miliar. [jin]
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2343256/ihsg-berakhir-meroket-091-ke-level-5245#sthash.1V06z6BG.dpuf
Komentar
Posting Komentar