Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 30 Juli 2015

JAKARTA. Merosot jelang akhir perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona merah, Kamis (30/7).
Mengutip RTI, indeks ditutup turun 8,6 poin atau 0,18% menjadi 4.712,49. 
Sebanyak 142 saham menyeret bursa turun, berbanding 128 yang bergerak menguat. Sedangkan 96 saham lainnya tak bergerak.
Alhasil, enam sektor penghuni bursa memerah, dipimpin sektor barang konsumer yang turun 1,04%. Sedangkan sektor yang paling mencatat kenaikan adalah aneka industri yaitu 1,64%.
Sepanjang hari ini, pelaku pasar mentransaksikan 6,13 miliar saham dengan total nilai Rp 4,81 triliun.
Investor asing di pasar reguler lebih banyak melakukan aksi beli ketimbang jual. Net buy tercatat sekitar Rp 200 miliar.
Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) terjun bebas sebesar 14,61% menjadi Rp 2.250 hari ini, dan menjadi top losers di antara LQ45.
Penurunan saham paling dalam juga dialami PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) yaitu 6,67% menjadi Rp 490, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang merosot 5,54% menjadi Rp 2.645 per saham.
Tiga saham top gainers di antara bluechips antara lain PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang naik 3,29% menjadi Rp 1.725, PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesa 2,95% menjadi Rp 19.200, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar 2,71% menjadi Rp 2.915 per saham.
Editor: Sanny Cicilia

Bisnis.com, JAKARTA—IHSG tidak mampu mempertahankan penguatan pada Kamis (30/7/2015), dibayangi kinerja emiten yang tidak memuaskan.
IHSG ditutup melemah 0,18% ke level 4.712,49, merosot ke zona merah di penghujung perdagangan setelah seharian bergerak di zona hijau.
Indeks pagi tadi dibuka menguat 0,41% dan sempat naik hingga 0,71% ke level 4.754,72. Pergerakan saham bursa di Jakarta ikut terdorong sentimen global dari Eropa dan Amerika Serikat.
 (Semua itu) membuat market (menguat) di opening, sampai penutupan akan (ada) laporan keuangan.  Kelihatannya kurang menggembirakan,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi kepada bisnis.com.
Tekanan paling besar kepada pergerakan IHSG adalah dari pelemahan 9,63 poin atau 3,02% pada saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Pendapatan UNVR hanya tumbuh 6,93% year on year pada semester I/2015. Perusahaan produk konsumer tersebut biasanya mampu meningkatkan penjualan di atas 10% setiap tahun.
Emiten lain yang tertekan setelah menerbitkan laporan keuangan adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang turun 4,95% dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 0,39%.
Di sisi lain saham PT Astra International Tbk (ASII) meneruskan penguatan dengan kenaikan 6,39 poin atau 2,33% bersama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) yang naik 2,17 poin atau 2,18%.
Sebanyak 128 saham menguat dari 517 saham yang diperdagangkan di BEI. Adapun 141 saham melemah dan 248 saham stagnan.
Dari 9 indeks sektoral BEI yang terdaftar di Bloomberg, sebanyak 5 indek sektoral melemah dan 4 indeks sektoral menguat. Pelemahan saham UNVR membuat sektor konsumer merosot paling tajam sebesar 1,04%.
Indeks Bisnis27 hari ini melemah tipis 0,01% ke level 390,87, sedangkan rupiah melemah tipis 0,01% ke Rp13.458 per dolar AS.

Saham-saham penekan utama IHSG:

UNVR-3,02%
BBRI-1,58%
BBNI-3,45%
SMGR-3,41%

Saham-saham pendorong utama IHSG:

ASII+2,33%
PGAS+2,18%
UNTR+2,95%
TLKM+0,53%

Sumber: Bloomberg

 Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun setelah pagi tadi sempat naik meyakinkan. IHSG terkoreksi 8 poin atau turun 0,18%.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 13.422 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.457 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG naik 19,131 poin (0,41%) ke level 4.740,252. Sedangkan Indeks LQ45 menguat 4,894 poin (0,61%) ke level 800,958.

Indeks langsung naik tinggi di awal perdagangan, sampai ke kisaran tertinggi 4.754,721. Aksi jual malah muncul lagi setelah Indeks naik tinggi.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG naik tipis 10,27 poin (0,22%) ke level 4.731,391. Sementara Indeks LQ45 bertambah 2,13 poin (0,27%) ke level 796,064.

Menutup perdagangan, Kamis (30/7/2015), IHSG justru turun 8,629 poin (0,18%) ke level 4.712,492. Sementara Indeks LQ45 turun 2,812 poin (0,35%) ke level 793,252

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 181.158 kali dengan volume 6,128 miliar lembar saham senilai Rp 4,757 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 142 turun, dan 96 saham stagnan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒