JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tiba-tiba mendapat angin segar menjelang penutupan pada transaksi perdagangan hari ini (22/7). Pada pukul 16.00 WIB, indeks ditutup dengan kenaikan 0,76% menjadi 4.906,68. Padahal, di sepanjang sesi II, indeks bergerak sideways dengan kecenderungan positif.
Ada 147 saham yang mencatatkan kenaikan. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 118 saham dan 85 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi pagi ini melibatkan 3,759 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,961 triliun.
Secara sektoral, ada delapan sektor yang melaju. Adapun tiga sektor dengan kenaikan tertinggi di antaranya: sektor industri lain-lain yang naik 1,7%, sektor keuangan naik 1,41%, dan sektor manufaktur naik 0,88%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang menduduki jajaran top gainers sore ini adalah: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 6,02% menjadi Rp 440, PT Siloam International Tbk (SILO) naik 5,99% menjadi Rp 15.050, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 4,94% menjadi Rp 52.000.
Sedangkan saham-saham indeks LQ 45 dengan penurunan terbesar (top losers) yaitu: PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 7,94% menjadi Rp 10.150, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 5,74% menjadi Rp 2.380, dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) turun 5,03% menjadi Rp 8.500.
Editor: Barratut Taqiyyah
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil di sepanjang sesi I pada transaksi hari ini (22/7). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks berakhir sideways dengan kecenderungan negatif yakni turun 0,01% menjadi 4.869,56.
Ada 114 saham yang menekan pergerakan indeks. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 110 saham dan 84 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,234 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2.684 triliun.
Secara sektoral, jumlah sektor yang naik dan turun seimbang. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar di antaranya sektor pertambangan yang turun 1,81%, sektor barang konsumen turun 0,59%, dan sektor manufaktur turun 0,33%.
Saham-saham top losers indeks LQ 45 siang ini adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 6,12% menjadi Rp 10.350, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 4,95% menjadi Rp 2.400, dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) turun 4,75% menjadi Rp 8.525.
Adapun tiga saham di posisi top gainers indeks LQ 45 yakni: PT Siloam International Tbk (SILO) naik 5,63% menjadi Rp 15.000, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 4,82% menjadi Rp 435, dan PT Sawit Sumbermas Tbk (SMSS) naik 3,9% menjadi Rp 2.000.
Editor: Barratut Taqiyyah
JAKARTA kontan. Mengawali perdagangan pasca musim libur Lebaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat terbatas. Pada Rabu (15/7) IHSG melemah 0,65% ke 4.869,85.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, cukup yakin, harga saham secara rata-rata masih berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. Sebab, data ekonomi masih mendukung penguatan IHSG.
"Pengumuman data ekonomi sebelum musim libur Lebaran masih dalam kategori stabil," kata dia. Sementara itu, pergerakan bursa saham Asia masih di zona hijau. Ekspektasi positif akan rilis kinerja para emiten, meredakan aksi panik jual di sejumlah bursa di China dan sekitarnya.
Selain itu menurut Reza Priyambada, Analis NH Korindo Securities, program penghematan akan anggaran Yunani untuk mendapatkan bailout ikut menopang sentimen positif bagi bursa Eropa.
Faktor eksternal yang datang dari dukungan Jerman untuk membantu Yunani mencairkan dana talangan. Karena itu, Reza dan William yakin, IHSG akan menguat di hari ini. William memprediksikan, IHSG bergerak di area 4.856–4.992. Sedangkan Reza memproyeksikan, di 4.845–4.912.
Editor: Barratut Taqiyyah
INILAHCOM, Jakarta Dalam tiga hari perdagangan jelang libur lebaran, penguatan IHSG terjadi hanya terbatas. Panik berlebihan jelang libur panjang selama lebaran dinilai jadi pemicunya.
Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 10,82 poin (0,22%) ke posisi 4.869,85 pada pekan yang berakhir Rabu (15/7/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya Jumat (10/7/2015) di angka 4.859,03.
"Jelang libur, IHSG hanya mampu naik tipis," kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Selasa (21/7/2015).
Mulai bergeraknya asumsi di mana mulai berkurangnya sentimen negatif dari global memberikan kesempatan bagi IHSG untuk dapat bertahan di zona hijaunya di awal pekan. "Aksi beli masih terjadi dengan memanfaatkan sentimen yang ada," ujarnya.
Adanya anggapan pasar akan cenderung sepi dan tidak diminati seiring dengan masuknya libur panjang jelang libur lebaran tampaknya tidak terlalu benar. "Kondisi pasar global yang mulai berangsur membaik memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar sehingga kembali melakukan aksi beli meski selektif dan terbatas," kata dia.
Kondisi ini pun, lanjut dia, sekaligus sebagai amunisi bagi IHSG untuk dapat bertahan di zona hijaunya.Saham-saham blue chips pun kembali menjadi sasaran aksi beli. "Akan tetapi, penguatan yang terjadi tidak lama di manatak tertahankan lagi untuk kembali melemah," papar dia.
Padahal,laju sejumlah bursa saham Asia, terutama dari Tiongkok dan sekitarnya yang sebelumnya anjlok, mulai bergerak naik. "Akan tetapi, rasanya tidak cukup kuat untuk mengangkat laju IHSG sehingga terlihat masih dalam tren pelemahan lanjutan," ucapnya.
Bahkan, kata Reza, adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan dunia usaha tidak langsung cukup kuat membuat laju IHSG bergerak naik.
Di sisi lain, rilis penurunan proyeksi ekonomi ASEAN dari IMF menjadi 4,7% dari perkiraan sebelumnya 5,2% dan pernyataan para pejabat yang memberikan kesan negatif dampak perlambatan ekonomi China ke Indonesia menambah kepanikan di pasar.
"Meski di akhir pekan terjadi rebound namun, belum cukup kuat mengimbangi pelemahan di hari-hari sebelumnya," ujarnya.
Masih adanya sentimen positif membuat laju IHSG masih dapat berada di zona hijau. Akan tetapi, mulai adanya aksi profit taking seiring dengan sempat melemahnya pembukaan laju pasar saham Eropa pasca mengalami kenaikan di hari-hari sebelumnya dan mulai variatifnya laju pasar saham Asia, membuat laju IHSG ikut terpengaruh sehingga terlihat mulai tertahan penguatannya.
Bahkan dengan dirilisnya BI rate dan adanya listing perdana BIKA yang menguat tidak cukup kuat membantu IHSG bertahan menguat signifikan. Laju IHSG pada sehari jelang libur lebaran tampaknya sulit terjaga di zona hijau.
Aura profit taking lebih kuat sehingga mengonfirmasi akan terjadinya pembalikan arah melemah. Kombinasi antara sikap stay away dari pasar untuk mengantisipasi berbagai kejadian selama liburan dan profit taking untuk mengamankan posisi selama libur lebaran memicu terjadinya pelemahan.
Justru pelemahan terjadi bukan disebabkan karena kondisi global karena kondisi bursa saham global sedang berada pada zona positifnya. "Kami dapat katakan bahwa pelemahan ini lebih disebabkan karena antisipasi dan panik berlebihan jelang libur panjang selama lebaran. Laju IHSG ini pun sesuai dengan perkiraan kami sebelumnya yang memperkirakan akan terjadinya pelemahan," imbuhnya. [jin]
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2223565/panik-berlebihan-tahan-penguatan-ihsg-sepekan#sthash.CFRNL3HY.dpuf
Bisnis.com, JAKARTA- Bursa Asia mengalami kenaikan sepekan terbesar terhitung sejak perdagangan April.
Penguatan bursa saham dipimpin penguatan saham China di tengah spekulasi bank sentral Eropa yang akan mengakhiri krisis utang Yunani.
Indeks Shanghai Composite naik 3,5%. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1%, dan Hang Seng China Enterprises Index naik 0,9 %.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% menjadi 144,73 pada pk 16:01 di Hong Kong atau pk. 15:01 WIB, Jumat (177/2015) seperti dikutip Bloomberg.
INILAHCOM, Yogyakarta - Paska Lebaran, sejumlah pelaku bursa melihat geliat optimisme. Transaksi di lantai bursa diprediksi kemballi hidup.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irfan Noor Riza, mengaku optimis bahwa transaksi di lantai bursa kembali unjuk gigi paska Lebaran. "Kami perkirakan segera setelah libur Lebaran akan kembali terjadi aksi beli saham," kata Irfan di Yogyakarta, Sabtu (18/7/2015).
Diakui Irfan, menjelang Lebaran banyak investor melakukan "profit taking" dengan melapas sahamnya. Khususnya dari sejumlah emiten berfundamental baik dengan harga sahamnya relatif terjangkau.
Kesempatan itu, lanjut Irfan, seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para investor baru, melakukan aksi borong. "Kesempatan yang baik. Apalagi kondisi ekonomi dan suhu politik indonesia masih relatif stabil," kata Irfan.
Irfan mengemukakan, aksi profit taking memang selalu terjadi menjelang Hari Raya. Sebagian besar investor, memanfaatkannya untuk memenuhi keperluan Lebaran.
Sementara itu, akibat sentimen positif yang di dorong ramainya aksi ambil untung, indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung melorot 31 poin atau 0,63% ke level 4.870.
"Hal ini biasa terjadi menjelang Lebaran. Banyak investor yang mencairkan dananya untuk persiapan Lebaran. Mereka melakukan aksi "profit taking" ini dengan melepas saham-saham unggulan koleksinya yang memang sudah tinggi harganya," kata dia.
Data terakhir menunjukkan, jumlah investor di BEI DIY sebanyak 10.167 orang pada Desember 2014, dengan transaksi mencapai Rp207 miliar, atau naik di banding November yang berjumlah 9.783 orang.
"Dengan jumlah investor baru yang cenderung terus meningkat, kami optimistis mampu mengembangkan investasi pasar modal di DIY," kata Irfan. [tar] - See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2223032/paska-lebaran-lantai-bursa-kembali-bergoyang#sthash.1q6KnxHp.dpuf
Komentar
Posting Komentar