Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 25-28 Juli 2016

SAAT JENUH BELI @ihsg, ekh, ada ekspektasi k 5300an
Bisnis.com, JAKARTA - Sektor finansial menjadi penekan utama terhadap perubahan negatif indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini, Kamis (28/7/2016).
IHSG dibuka dengan kenaikan tipis 0,08% atau 4,14 poin ke level 5.278,50 dan berbalik melemah hingga 0,12% atau 6,45 poin ke level 5.267,91 pada pukul 09.08 WIB.
Pergerakan IHSG terpantau masih melemah meski lebih kecil sebesar 0,09% atau 4,62 poin ke level 5.269,74 pada pukul 09.26 WIB.
Sebanyak 107 saham bergerak menguat, 178 saham bergerak melemah, dan 349 saham stagnan dari 534 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama dari sektor finansial yang melemah 0,72% dan sektor industri dasar yang turun 0,28%.
Adapun tiga sektor lainnya bergerak positif dengan support utama dari sektor aneka industri yang menanjak 1,09%.

Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.27 WIB
Sektor
Perubahan
Finansial
-0,72%
Industri dasar
-0,28%
Perdagangan
-0,18%
Pertanian
-0,12%
Konsumer
-0,05%
Properti
-0,04%
Aneka industri
+1,09%
Tambang
+0,43%
Infrastruktur
+0,35%


sumber: Bloomberg


Bisnis.com, JAKARTA— PT Danareksa Sekuritas memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (27/7/2016) cenderung menguat untuk menguji target 5.268.
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan kinerja IHSG cenderung menguat untuk menguji level 5.250 dengan target tertinggi pada kisaran 5.268.
“Kinerja IHSG berada di atas rata-rata 7 hari, 14 hari, dan 25 hari sebelumnya,” katanya dalam riset, Rabu (27/7/2016).

Menurutnya, IHSG cenderung menguat untuk menguji level tertinggi yang pernah diuji sebelumnya pada kisaran garis resisten dengan angka 5.268.


Bisnis.com, JAKARTA-- PT Asjaya Indosurya Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (27/7/2016) berpotensi bergerak menguat setelah mengalami konsolidasi.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan capital inflow yang msih terus berlangsung menunjukkan bahwa potensi penguatan masih cukup besar.
Namun demikian, perlu diingat bahwa IHSG perlu menembus dan bertahan di atas resistance level 5.288 untuk dapat kembali memperkuat pola kenaikan lanjutan dari IHSG.

"Sedangkan support saat ini terlihat cukup kuat bertahan pada level 5.174," katanya dalam riset yang dikutip Rabu (27/7/2016).
Saham-saham pilihan hari ini a.l TBIG, LSIP, WIKA, BBNI, ADHI, PGAS, BBCA, ERAA, dan WTON


Bisnis.com, JAKARTA-- PT Oso Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (26/7/2016) dengan bergerak di kisaran 5.180-5.298.
Riset PT OSO Securities memaparkan secara teknikal indikator stochastic oscillator masih berada pada area overbought, dengan indikator Relaltive Strength Indeks (RSI) yang lemah dan volume transakasi yang relatif lebih kecil.
Adapun, kemarin tercatat 160 saham menguat, 150 saham melemah dan 92 saham lainnya bergerak stagnan. Dari 10 sektor di Bursa Efek Indonesia, sembilan sektor berhasil berada di zona hijau dengan dipimpin oleh sektor aneka industri dan infrastruktur yang masing-masing naik 1,68% dan 1,12%.
Penguatan yang terjadi pada perdagangan kemarin salah satunya dipicu oleh surplusnya neraca perdagangan Jepang sebesar 693 miliar yen dari sebelumnya defisit 41 miliar yen.
Namun demikian, pelaku pasar saat ini masih menunggu kebijakan stimulus dan suku bunga Jepang. Adapun, data ekonomi yang akan mempengaruhi pergerakan indeks hari ini diantaranya penjualan rumah AS dan penantian suku bunga AS.
Beberapa saham yang bisa diperhatikan pada diantaranya, KLBF, BSDE, SMGR, dan ASII."

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan dibuka dibuka naik tipis 0,08% atau 4,20 poin ke level 5.201,45 pada perdagangan Senin (25/7/2016).
Sebelumnya IHSG ditutup melemah 0,38% atau 19,72 poin ke level 5.197,25 setelah bergerak pada kisaran 5.179,62 – 5.215,53.
Dari 534 saham yang diperdagangkan, 118 saham menguat, 169 saham melemah, dan 247 saham stagnan.
Delapan dari sembilan indeks sektoral pada IHSG melemah, didorong oleh sektor finansial yang turun 0,92%, diikuti oleh sektor konsumer yang melemah 0,28%. Sementara itu, sektor tambang menguat 0,28%.
Indeks melemah setelah menguat tiga hari berturut-turut. Tercatat IHSG sudah melemah dua hari terakhir. IHSG gagal menggantikan posisi tertinggi sepanjang masa atau all time high yang pernah dicapai pada 7 April 2015 yang berada di angka 5.523,29.
Sementara itu IHSG baru mampu mencetak level tertinggi sepanjang 2016, yaitu pada perdagangan 20 Juli 2016 di angka 5.246,30, setelah naik secara berkelanjutan.

JAKARTA kontan. Asjaya Indosurya Securities memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak konsolidasi cenderung menguat pada perdagangan Senin (25/7).
William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya menduga, support level 5.150 akan cukup kuat teruji. Sementara, potensi pergerakan masih akan terlihat berada dalam rentang 5.150 hingga 5.288 sebagai level resistance yang perlu ditembus untuk memperkokoh pola kenaikan IHSG.
Dengan kondisi konsolidasi saat ini, kata William, investor dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat IHSG masih berada dalam jalur uptrend. " Karena hingga akhir lalu, masih tercatat inflow di atas Rp1,9 triliun, yang menunjukkan tingkat kepercayaan investor masih cukup tinggi terhadap pasar modal kita," kata William dalam riset, Minggu (24/7).

Menurutnya, rilis laporan kinerja emiten akan mewarnai pola gerak IHSG dalam pekan ini. Sementara saham-saham rekomendasi di awal pekan depan antara lain PGAS, WTON, BBNI, LSIP, ASRI, INDF, PWON, MPPA dan UNVR.


Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan pada Senin (25/7/2016) diprediksi bergerak di kisaran 5.100-5.215.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities, mengatakan secara teknikal indeks harga saham gabungan (IHSG) mengonfirmasi pola dark cloud cover dengan bearish momentum dibarengi dead-cross indikator  stochastic pada area overbought. Momentum dari Indikator RSI pun terlihat bearish reversal dengan peluang pelemahan yang cukup besar.
"Maka, diperkirakan IHSG masih akan melanjutkan tekanan dengan kisaran pergerakan 5.100-5.215," kata Lanjar, Jumat (22/7/2016).
Sentimen global yang mungkin saja menerpa IHSG pada pekan depan antara lain data ekonomi Jepang seperti aktivitas ekspor impor dan indeks kepercayaan konsumen sebagai tolak ukur stimulus yang akan diberikan Bank of Japan.
Pada perdagangan Jumat (22/7/2016) IHSG ditutup melemah 0,38% ke posisi 5.197,25 dengan volume yang cukup moderat. Pelemahan terjadi akibat momentum aksi jual investor pada akhir pekan setelah suku bunga dinyatakan tetap, tidak sesuai ekspektasi. Investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp230,83 miliar. Ini merupakan aksi net sell pertama pada Juli 2016. Total capital inflow pada pekan ini sebesar Rp1,97 triliun.

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan berlanjut tertekan pada awal perdagangan pekan depan. Pasalnya, indeks teknikal indeks masih menunjukkan adanya sinyal negatif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan secara teknikal IHSGmengonfirmasi pola dark cloud cover dengan bearish momentum dibarengi dead-crossnya indikator stochastic pada area overbought. Momentum dari Indikator RSI pun terlihat bearish reversal dengan peluang pelemahan yang cukup besar.
"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan melanjutkan tekanan dengan range pergerakan 5.100-5.215." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (22/7).
Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG ditutup melemah 19.72 poin atau 0.38% di level 5.197.25 dengan volume yang cenderung moderate. Pelemahan terjadi menjadi momentum aksi jual investor di akhir pekan setelah suku bunga dinyatakan tetap tidak sesuai ekspektasi.
Investor asing pun terlihat melakukan aksi jual dengan cacatan net sell sebesar Rp 230.83 miliar yang merupakan aksi net sell pertama pada bulan ini. Total capital in flow pada minggu ini sebesar Rp 1,97 triliun.
Bursa Asia mayoritas terkoreksi di akhir pekan. Kekecewaan investor yang telah menjual yen terhadap Komentar Kuroda mengenai ketidakmungkinan mengadakan stimulus helicopter uang menjadi pemicu pelemahan bursa di Jepang. Aksi profit taking pada mayoritas bursa di Asia juga terlihat wajar setelah seminggu ini bergerak menguat.
Bursa Eropa bergerak terkonsolidasi mulai memperpanjang pelemahan seiring harga komoditas mulai menurun di tengah tanda-tanda bank sentral di Jepang menjadi waspada dalam memperluas stimulusnya. Beberapa perusahaan besar di Eropa melaporkan kinerja tengah tahun yang di bawah estimasi.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang akan mempengaruhi pergerakan pasar pekan depan di antaranya beberapa data ekonomi Jepang seperti aktivitas export import dan indeks kepercayaan konsumen sebagai tolak ukur stimulus yang akan diberikan BOJ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒