Bisnis.com, JAKARTA - Sektor finansial menjadi pendorong utama terhadap penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini, Senin (8/8/2016).
IHSG dibuka dengan kenaikan 0,28% atau 14,96 poin ke level 5.435,21 dan menguat 0,64% atau 34,62 poin ke level 5.454,87 pada pukul 09.06 WIB.
Pergerakan IHSG masih terpantau naik 0,40% atau 21,65 poin ke level 5.441,90 pada pukul 09.19 WIB.
Sebanyak 31 saham bergerak menguat, 5 saham bergerak melemah, dan 498 saham stagnan dari 534 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama dari sektor finansial yang menguat 0,81%, sektor aneka industri yang menanjak 0,72%, dan sektor industri dasar yang naik 0,51%.
Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.19 WIB
Sektor
|
Perubahan
|
Finansial
|
+0,81%
|
Aneka industri
|
+0,72%
|
Industri dasar
|
+0,51%
|
Konsumer
|
+0,44%
|
Pertanian
|
+0,40%
|
Properti
|
+0,29%
|
Tambang
|
+0,13%
|
Perdagangan
|
+0,04%
|
Infrastruktur
|
+0,01%
|
sumber: Bloomberg
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan pada Kamis (4/8/2016) diprediksi bergerak di kisaran 5.317 – 5.421.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak dalam fase konsolidasi wajar pascapenaikan sejak awal pekan. Demikian juga yang sempat terjadi pasar global, Wallstreet sempat tertekan hingga akhir perdagangan.
William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan kondisi itu tentunya mempengaruhi pola gerak IHSG untuk sementara waktu ditambah dengan harga komoditas minyak masih dalam pola tertekan. Hal itu memberikan pengaruh jangka pendek.
"Dengan kondisi ekonomi yang cukup stabil di dalam negeri ditambah masih kuatnya capital inflow menunjukkan peluang yang lebih besar bagi IHSG untuk kembali merangsek naik dalam waktu dekat," tulis William dalam riset pada Rabu (3/8/2016).
Ditambah lagi, jelang rilis data perekonomian GDP yang dengan optimis disambut akan membaik. Level IHSG support pada Rabu (3/8/2016) diprediksi di level 5.317 dengan target resistance di level 5.421,
JAKARTA. Meski sempat melemah di awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (2/8) naik 11,74 poin atau 0,22% ke level 5.373,32.
Indeks berhasil menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa utama Asia pasca penurunan suku bunga acuan oleh Reserve Bank of Australia (RBA) sebesar 25 bps ke level terendah 1,5 %.
Milka Mutiara analis Phillip Securities mengatakan sentimen positif datang dari harga minyak yang kembali menguat ke level US$ 40.43 per barel setelah menyentuh level terendahnya sejak April di bawah level US$ 40 per barel.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan
IHSG hari ini bergerak naik tetapi terbatas. Pergerakan tersebut disebabkan oleh aksi beli asing yang mencapai Rp 2,9 triliun. “Juga laju inflasi pada bulan Juli kemarin yang mencapai 6,9% menjadi sentimen pada
IHSG kemarin," kata Hans kepada KONTAN.
Hans menambahkan pasar juga tengah menanti hasil pertumbuhan ekonomi di semester dua nanti yang diharapkan bisa mencapai 5,2%. Sementara di kuartal II, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa mencapai 4,9%.
Tasrul analis KDB Daewoo Securities mengatakan hasil optimalisasi indikator Money Flow Index (MFI) sudah berada di
support trend line dengan kecenderungan menguat dan indikator
Relative Strength Index (RSI) masih cenderung naik dengan volume transaksi tembus rata-rata. "Sehingga diperkirakan potensi kenaikan lebih lanjut masih terlihat di
IHSG besok," kata Tasrul kepada KONTAN.
Tasrul memprediksi
IHSG perdagangan Rabu (3/8) besok masih menguat dengan rentang 5.335-5.401. Sementara, Milka memprediksi
IHSG cenderung akan menurun di rentang 5.340-5.400. Lalu Hans memprediksi
IHSG akan konsolidasi dengan rentang support: 5.350-5.320 dan resistance: 5.386 - 5.400.
Sementara Deky Rahmat Sani, analis NH Korindo Securities memperkirakan pada perdagangan besok,
IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan dibuka melemah mengingat bursa saham Asia yang mayoritas sore ini berada di zona merah serta kembali anjloknya harga minyak mentah dunia.
"Namun katalis positif dari domestik sendiri masih menjadi angin segar bagi para pelaku pasar terbukti dari aksi asing yang saat ini sudah beramai-ramai masuk ke Indonesia," kata Deky.
Lebih lanjut Deky menjelaskan
IHSG besok diperkirakan akan bergerak di dua zona dengan kecenderungan melemah pada saat pembukaan perdagangan sesi I yang perlahan menguat terbatas dengan rentang
support 5.350 - 5.328 dan resistance 5.380 - 5.399.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (2/8/2016).
IHSG ditutup menguat 0,22% atau 11,74 poin ke level 5.373,32 pada perdagangan hari ini, setelah bergerak pada kisaran 5.356,43 – 5.368,56.
Dari 534 saham yang diperdagangkan, 164 saham menguat, 172 saham melemah, dan 198 saham stagnan.
Pagi tadi, indeks dibuka melemah tipis 0,09% atau 4,67 poin ke 5.356,91, namun berrhasil menguat dan diperdagangkan pada zona hijau hingga akhir perdagangan.
Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG menguat, dipimpin oleh sektor konsumer serta finansial yang naik masing-masing 1,48% dan 0,48%.
Sementara itu, empat sektor lainnya melemah, didorong oleh sektor infrastruktur dan properti yang turun masing-masing 2,43% dan 1,21%.
Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks Bisnis27 ditutup melemah 0,59% atau 2,77 poin ke posisi 470,65.
Penguatan IHSG terjadi saat bursa Asia terpantau bervariasi cenderung melemah ditengah penantian investor terhadap pengumuman detail paket stimulus pemerintah Jepang.
"Kita juga akan mendengar update dari (PM) Shinzo Abe di Jepang hari ini, tentang detail langkah paket stimulus senilai 28 triliun yen. Hal itu yang akan mengarahkan sentimen (aset) berisiko hari ini,” ujar James Woods, ahli strategi Rivkin Securities di Sydney, seperti dilansir Bloomberg hari ini.
Adapun Tim Riset Sinarmas Sekuritas menilai pergerakan IHSG yang berfluktuasi cenderung menguat ditopang adanya perkiraan akan penundaan kenaikkan suku bunga The Fed akibat dari hasil laporan pertumbuhan AS yang dibawah estimasi.
Selain itu, indeks akan kembali didukung dengan perkiraan adanya capital inflow ke bursa seiring dengan sentimen dari Tax Amnesty.
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode
|
(%)
|
HMSP
|
+3,55
|
LPPF
|
+6,50
|
BBCA
|
+0,84
|
BMRI
|
+0,95
|
Saham-saham penekan IHSG:
Kode
|
(%)
|
TLKM
|
-3,96
|
PGAS
|
-2,33
|
ICBP
|
-1,40
|
PWON
|
-4,38
|
Sumber: Bloomberg.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan ditutup menguat tajam 2,79% atau 145,58 poin ke 5.361,58 pada perdagangan hari ini, Senin (1/8/2016).
IHSG dibuka dengan kenaikan signifikan 1,23% atau 64,22 poin ke level 5.280,2.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.279,58 - 5.368,25.
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berseri mengawali perdagangan Agustus, Senin (1/8). Mengacu data RTI, indeks ditutup melompat 2,79% atau 145,58 poin ke level 5.361,57 pukul 16.14 WIB.
Ada 210 saham bergerak naik, 122 saham bergerak turun, dan 88 saham stagnan. Perdagangan awal pekan in melibatkan 8,46 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp 9,89 triliun.
Seluruh indeks sektoral menopang penguatan
IHSG. Sektor infrastruktur naik 4,37% sekaligus memimpin penguatan dari 10 indeks sektoral lainnya.
Asing semakin membanjiri pasar, dengan net buy mencapai Rp 1,830 triliun. Di pasar reguler, net buy mencapai Rp 1,811 triliun.
Ada pun saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 8,54% ke Rp 3.940, PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk (TLKM) naik 7,57% ke Rp 4.550, dan PT Semen Indonesia (persero) Tbk (SMGR) naik 6,67% ke Rp 10.000.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Sawit Sumbermas Saran Tbk (SSMS) turun 1,49% ke Rp 1.650, PT Hanson International Tbk (MYRX) turun 0,65% ke Rp 770, dan PT PP (persero) Tbk (PTPP) turun 0,52% ke Rp 3.840.
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju
inflasi pada bulan Juli 2016 sebesar 0,69%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan
inflasi Juni, yang sebesar 0,66%.
Kepala BPS Suryamin mengatakan laju
inflasi pada Juli masih dipengaruhi oleh hari raya Lebaran. Lebaran terjadi pada tanggal 6 Juli, namun pengaruh kegiatan arus balik dan arus mudik cukup signifikan dalam mempengaruhi kenaikan harga.
Hal itu terlihat dari tarif angkutan kota dan tarif angkutan udara yang memberikan dampak terhadap
inflasi. Namun demikian, "Inflasi pada Juli 2016 ini yang terendah dalam lima tahun terakhir," ujar Suryamin.
Dengan pencapaian
inflasi ini, berarti secara year to date, atau sepanjang tahun ini tingkat
inflasi sudah mencapai 1,76%. Sedangkan
inflasi secara year on year berada pada level 3,49%.
Mananjak
Sementara itu, bursa Asia menanjak ke level tertinggi 11 bulan menyusul spekulasi tanda-tanda Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunganya. Dipicu lemahnya pertumbuhan Amerika Serikat (AS) dari perkiraan.
Indeks MSCI Asia Pacific menguat untuk sesi keenam berturut-turut, naik 0,8 % ke level 137,43 pada pukul 16:00 sore waktu Hong Kong. Indeks Topix memangkas kerugian seiring investor menunggu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk merilis rincian dari paket belanja sebesar 28 triliun ¥ ($ 273 miliar), pada hari Selasa.
Perusahaan China yang terdaftar di Hong Kong reli setelah kenaikan yang tak terduga dari indeks pabrik swasta, sedangkan indeks komposit Shanghai merosot di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas rencana untuk tindakan keras pada produk wealth management.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,2 %, sedangkan indeks komposit Shanghai turun 0,9 %. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,7 % ke posisi tertinggi delapan bulan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi beli mewarnai sesi I perdagangan saham Senin (1/8/2016). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,32 persen ke level 5.337,30, atau naik 121,31 poin.
Dari data RTI, tercatat 191 saham ditutup naik pada sesi I perdagangan saham ini, sementara 97 saham ditutup turun dan 87 saham tidak berubah alias tetap.
Volume perdagangan saham mencapai 3,79 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,46 triliun. Net foreign buy di semua papan perdagangan mencapai Rp 770 miliar.
Semua indeks sektoral pendukung bursa ditutup menguat, bahkan hingga 3 persen. Sektor konsumer jadi lokomotif penguatan dengan kenaikan 3,32 persen, disusul sektor manufaktur yang naik 3,06 persen.
Saham-saham top gainers antara lain BMRI (4,46 persen), TLKM(4,49 persen), BBTN (4,81 persen), ICBP (4,65 persen), MIKA (4,72 persen).
Bursa Global
Sementara itu, bursa AS di Wall Street tadi pagi ditutup bervariasi. Indeks S&P ditutu[ menguat 0,16 persen sementara indeks Dow Jones ditutup turun 0,13 persen.
Di Eropa, indeks FTSE 100 ditutup naik tipis 0,05 persen. Di Asia, indeks Nikkei 225 di Jepang ditutup naik 0,13 persen.
JAKARTA - Seiring dengan bursa saham di kawasan Asia, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, dibuka menguat sebesar 64,21 poin atau naik 1,52% menjadi 5.295,49.
Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 16,10 poin (1,80%) menjadi 908,94.
"Bursa saham di kawasan Asia pagi ini cenderung kondusif. Situasi itu menjadi salah satu faktor yang mendorong pelaku pasar saham di dalam negeri mengambil posisi beli sehingga indeks BEI bergerak positif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo.
Dari dalam negeri, lanjut dia, harga saham PT H.M. Sampoerna Tbk. yang mengalami penguatan kembali setelah tertekan pada akhir pekan lalu (Jumat, 29/7) juga turut mengangkat IHSG BEI.
Kendati demikian, menjelang publikasi angka inflasi pada bulan Juli, di awal pekan ini (1/8), sebagian pelaku pasar akan mengambil posisi hati-hati karena data itu akan menentukan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang akan ditetapkan di pertengahan Agustus ini.
"Konsensus ekonom memperlihatkan bahwa inflasi Juli bakal sebesar 0,85 persen, naik dari angka 0,66% yang ada pada bulan sebelumnya," katanya.
Ia memproyeksikan IHSG pada hari ini (Senin, 1/8) bakal bergerak di kisaran 5.179 s.d. 5.335 poin dengan kecenderungan menguat.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengharapkan rilis data perekonomian yang akan dipublikasikan pada hari ini (1/8) menunjukkan kondisi perekonomian domestik yang stabil sehingga peluang IHSG mengalami penguatan kembali terbuka.
"Aliran dana asing juga diharapkan masih masuk ke pasar saham domestik sehingga turut menjaga laju IHSG BEI ke depannya," katanya.
Sementara itu di bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 295,70 poin (1,35%) ke level 22.187,07, indeks Nikkei naik 9,41 poin (0,06%) ke level 16.578,68, dan Straits Times menguat 20,95 poin (0,77%) ke posisi 2.890,29. (ant/gor)
http://id.beritasatu.com/marketandcorporatenews/ihsg-dibuka-menguat-6421-poin/147500
Sumber : INVESTOR DAILY
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bervariasi cenderung tertekan pada perdagangan awal pekan depan. Pasalnya, indikator teknikal menunjukkan kondisi indeks sudah dalam kondisi jenuh beli.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan, secara teknikal
IHSGmembentuk pola
bearish engulfing dengan
break out support MA7 yang sebelumnya cukup kuat. Indikator pun perlahan terkonsolidasi negatif terlihat pada stochastic yang kembali tertekan dengan momentum RSI yang mulai terlihat
bearish momentum dari area
overbought.
"Sehingga diperkirakan
IHSG minggu depan akan bergerak cenderung mixed berpeluang kembali tertekan dengan range pergerakan 5.179-5.285." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (29/7).
Pada peedagangan akhir pekan sekaligus akhir Juli,
IHSG ditutup pada zona negatif turun 83,22 poin atau 1,57% dilevel 5.215,99 setelah sempat menguat selama sesi pertama.Terlihat investor domestik melakukan aksi jual sedangkan investor asing masih tercatat
net buy yang tertinggi pada bulan ini yakni Rp 1,58 triliun. Total capital in flow yang terjadi pada bulan ini merupakan terbesar sejak 23 bulan terakhir yakni Rp 12,21 triliun.
Bursa Asia mayoritas tertekan di akhir bulan setelah mengawali minggu ini dengan penguatan yang cukup signifikan. Kebijakan yang paling diantisipasi Jepang memicu lonjakan yen sehingga mengirim ekuitas dan obligasi pemerintah jepang ke fase koreksi.
INI ALASAN UTAMA Sri Mulyani KEMBALI jadi MENKEU
Bursa eropa menguat terkonsolidasi diawal perdagangan setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) zona eropa turun dilevel 1,6% dari 1,7% year on year sedangkan tingkat inflasi naik diatas ekspektasi di level 0,2% dari 0,1%. Mix nya data ekonomi yang rilis pada akhir bulan ini membuat investor cenderung berhati-hati yang membuat bursa bergerak terkonsolidasi.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya diawal pekan seperti biasa akan diramaikan dengan aktifitas sektor manufaktur dan jasa di berbagi dunia dan dari dalam negeri sendiri yang menjadi fokus investor yakni tingkat inflasi dan data penanaman modal investor asing.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan ditutup melemah tajam pada perdagangan hari ini, Jumat (29/7/2016).
IHSG ditutup anjlok 1,57% atau 83,22 poin ke level 5.215,99 pada perdagangan hari ini, setelah bergerak pada kisaran 5.215,99 – 5.334,12.
Dari 534 saham yang diperdagangkan, 147 saham menguat, 177 saham melemah, dan 210 saham stagnan.
Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak pada zona hijau setelah dibuka menguat tipis 0,03% di 5.300,89. Namun, menjelang akhir perdagangan indeks berbalik melemah, bahkan anjlok dari level 5.271,96 ke 5.215,99 pada pukul 15.49 WIB.
Lima dari sembilan indeks sektoral pada IHSG melemah, didorong oleh sektor konsumer yang anjlok 5,41% dan sektor infrastruktur yang yang turun 1,76%.
Sementara itu, empat sektor lainnya menguat, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 3,69% serta sektor finansial yang menguat tipis 0,08%.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis27 juga ditutup melemah 0,53% atau 2,41 poin ke posisi 456,36.
Mayoritas bursa saham di Asia Tenggara bergerak melemah setelah investor kecewa dengan keputusan pelonggaran stimulus Bank of Japan hari ini. Indeks FTSE Straits Time Singapura merosot 1,67%, indeks FTSE Malaysia KLCI turun 0,32%, sedangkan indeks SE Thailand menguat tipis 0,02%.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode
|
(%)
|
HMSP
|
-9,70
|
UNVR
|
-5,75
|
TLKM
|
-2,53
|
ICBP
|
-2,82
|
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode
|
(%)
|
ASII
|
+4,04
|
BBRI
|
+1,10
|
TOWR
|
+4,22
|
MKPI
|
+6,48
|
Sumber: Bloomberg.
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilanda aksi profit taking pada transaksi perdagangan pagi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.13 WIB, indeks mencatatkan penurunan sebesar 0,11% menjadi 5.270,18. Padahal, sebelumnya, indeks dibuka positif dan sempat bertengger di level 5.291,42.
Di seluruh market, investor asing menorehkan net sell sebesar Rp 30,7 miliar. Sedangkan di pasar reguler, asing terlihat masih melakukan pembelian dengan net buy Rp 9,4 miliar.
Ada 105 saham yang melaju. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 79 saham dan 69 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 535,098 juta saham dengan nilai transaksi Rp 752,530 miliar.
Secara sektoral, ada lima sektor yang turun dan lima sektor yang naik. Sektor dengan penurunan terbesar adalah sektor keuangan sebesar 0,82%. Sedangkan sektor dengan kenaikan tertinggi adalah sektor industri lain-lain dengan kenaikan 1,16%.
Saham-saham yang menghuni posisi top losers indeks LQ 45 pagi ini antara lain: PT matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 4,65% menjadi Rp 20.500, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 3,45% menjadi Rp 1.680, dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 1,74% menjadi Rp 1.125.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 2,81% menjadi Rp 8.225, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 2,46% menjadi Rp 625, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 2,06% menjadi Rp 2.480.
Bursa Asia mixed
Sedangkan bursa Asia dibuka dengan wajah beragam pada transaksi perdagangan pagi ini (28/7). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.13 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% menjadi 135,10.
Sementara, data CNBC menunjukkan, indeks ASX 200 Australia naik 0,27% yang disokong oleh lonjakan sektor bahan dasar. Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,7% dan indeks Topix turun 0,87%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,15%.
Keberagaman di Asia terjadi menjelang pertemuan dua hari Bank of Japan yang dimulai pada hari ini.
Harian Nikkei sebelumnya melaporkan, petinggi BOJ tengah mempelajari sejumlah proposal stimulus untuk dibahas pada pertemuan bank sentral.
http://investasi.kontan.co.id/news/aksi-profit-taking-melanda-ihsg-dibuka-liar
Sumber : KONTAN.CO.ID
Bisnis.com, JAKARTA— PT Danareksa Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung menguat dengan kenaikan target tertinggi di level 5.350 pada perdagangan Kamis (28/7/2016).
Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan kinerja IHSG pada hari ini cenderung menguat untuk menguji level 5.301 dengan target tertinggi pada kisaran 5.350.
“Kinerja IHSG berada di atas rata-rata 7 hari, 14 hari, dan 25 hari sebelumnya,” kata Lucky dalam riset yang diterima, Kamis (28/7/2016).
Menurutnya, IHSG cenderung menguat untuk menguji level tertinggi yang pernah diuji sebelumnya, pada kisaran garis resisten dengan level 5.301.
IHSG masih terus menguat 1,31% atau 68,58 poin ke level 5.292,97 pada awal perdagangan sesi II hari ini.
Indeks terus menguat tajam pascapengumuman resmi perombakan kabinet pemerintah jilid II hari ini. Indeks bahkan sempat menembus 5.301,93 pada 11.31 WIB.
Siang ini, Presiden Joko Widodo juga tengah melantik jajaran menteri dalam susunan kabinet barunya hari ini.
Berikut rincian kabinet dipimpin Presiden Jokowi setelah dilakukan perombakan kedua:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menkopolhukam Wiranto.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro.
Menteri ESDM Chandra Tahar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas lembong.
Mendiknas Muhajir.
Menteri Desa Eko Putro.
JAKARTA okezone - Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, mengonfirmasi bahwa pasar modal Indonesia kembali dalam tren positifnya. Diperkirakan hari ini IHSG akan melanjutkan penguatan.
Analis ReLiance Securities Lanjar Nafi menjelaskan, secara teknikal IHSG kembali bergerak terkonsolidasi tertahan pada support MA7 dilevel 5200. Indikator pun masih cenderung mayoritas memberikan sinyal bearish.
"Di mana indikator stochastic bearish movement setelah dead-cross di area overbought kemarin. Sehingga diperkirakan tekanan IHSG masih cenderung kuat dengan range pergerakan 5.175-5.270," ujarnya dalam riset, Rabu (27/7/2016).
Sementara jika dilihat dari sentimen eksternal, bursa Asia ditutup kembali bervariasi dengan pelemahan terdalam dialami oleh bursa saham Jepang dan penguatan tertinggi dialami oleh bursa saham Tiongkok.
"Penguatan yen yang mengkhawatirkan aktivitas ekspor memaksa bursa Jepang terperosok paling dalam di kawasan Asia. Beberapa perusahaan besar di China mencatatkan kinerja cukup baik di tengah tahun ini," kata Lanjar.
Sedangkan bursa Eropa dibuka kembali terkonsolidasi setelah kemarin terkoreksi. "Beberapa laba tengah tahun perusahaan minyak dan gas di Eropa menjadi trigger utama. Sentimen selanjutnya di tengah pekan cenderung sepi investor hanya akan menanti pertumbuhan GDP Inggris dan Persediaan minyak serta penjualan rumah di AS," tandasnya.
(rai)
Bisnis.com, JAKARTA-- HD Capital memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (27/7/2016) ada di level 5.270-5.300.
Analis PT HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan secara teknikal, kenaikan IHSG menuju resistance batas atas setahun terakhir di level 5.270-5.300 mulai terbentuk diiringi oleh aksi pembelian saham big cap index drivers dan lapis dua pilihan.
Aksi pembelian tersebut menahan penjualan dan profit taking kaum beruang. "Kami masih rekomendasikan untuk membangun posisi long dalam fase konsolidasi minor yang sedang terjadi," katanya dalam riset yang dikutip, Rabu (27/7/2016).
Dia memprediksi IHSG bergerak di level support 5.200-5.150-5.080-4.980 dan resistance 5.300-5.370-5.420.
Adapun sejumlah saham yang dapat dicermati a.l:
1. Bank BNI (BBNI) (Trading target: Rp5.500-Rp5.700)
Secara teknikal, perbaikan short dan medium term trend di emiten perbankan big cap BUMN ini membuatnya menarik untuk di akumulasi melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan di 2016-2017 dengan skenario kenaikan berikutnya menuju resistance psikologis di Rp5.500-Rp5.700.
Entry (1) Rp5.175, Entry (2) Rp5.085, Cut loss point: Rp5.025
2. Adaro Energy (ADRO) (Trading target Rp1.170)
Harga komoditas yang mulai bottoming di low 10 tahun terakhir dan valuasi sektor yang cukup murah setelah tertekan sekian lama membuat emiten tambang ini menarik untuk diakumulasi jangka medium term. Rekomendasi akumulasi untuk potensi kenaikan berikutnya ke Rp1.170.
Entry (1) Rp1.055, Entry (2) Rp1.045, Cut loss point: Rp1.025
3. Bank BTN (BBTN) (Trading target Rp2.150)
Secara teknikal perbaikan short dan medium term trend emiten small perbankan BUMN ini dapat digunakan sebagai akumulasi untuk kontinuasi kenaikan short dan medium term berikutnya ke Rp2.150
Entry (1) Rp1.945, Entry (2) Rp1.935, Cut loss point: Rp1.915
4. Bekasi Fajar (BEST) (BUY) (Trading Target Rp340-Rp350)
Pattern perbaikan momentum dalam short dan medium emiten propert industri ini dapat digunakan sebagai trading opportunity mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya ke resistance psikologis Rp340-Rp350
Entry (1) Rp320. Entry (2) Rp315, cut loss point: Rp308
Bisnis.com, JAKARTA— PT Danareksa Sekuritas memprediksi target kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (26/7/2016) ada di level 5.250.
Analis teknikal PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan kinerja IHSG pada hari ini cenderung menguat untuk menguji level 5.200 dengan target tertinggi di kisaran 5.250.
“Target IHSG hari ini di level 5.250,” kata Lucky dalam riset yang diterima, Selasa (26/7/2016).
Menurutnya, kinerja IHSG berada di atas rata-rata 7 hari, 14 hari, dan 25 hari sebelumnya. Adapun, IHSG cenderung bergerak mendatar pada kisaran garis resisten dengan level resisten di kisaran 5.268.
Bahana Securities - detikfinance
Selasa, 26/07/2016 07:22 WIB
Jakarta -IHSG (25/7) ditutup naik 24 poin (+0,45%) ke level 5.220,80 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp4,3 triliun ditengah antisipasi keluarnya laporan keuangan kuartal II-2016.
Delapan sektor mengalami kenaikan dipimpin sektor misc industry dan infra sementara hanya sektor finance yang mengalami penurunan.
Sebanyak 160 saham mengalami kenaikan, 150 saham mengalami penurunan, 92 saham tidak mengalami perubahan, dan 213 saham tidak mengalami perdagangan.
Saham-saham yang menjadi pendorong bursa antara lain KLBF, SCMA,
ASII, TLKM dan UNVR, di mana asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp 53,5 miliar dengan saham-saham yang banyak dibeli asing antara lain BBCA,
TLKM, UNVR, GGRM, PTBA.
Secara teknikal, indeks
rebound dari support MA5 meski volume rendah. Stochastic, RSI dan MACD flat.
Hari ini (26/7) IHSG diperkirakan akan bergerak
mixed cenderung menguat terbatas di kisaran 5.200-5.250, dengan saham-saham yang dapat diperhatikan
ADRO, AKRA, ASII, ASSA, BBTN, BEST, BJBR, BSDE, GJTL.
Rupiah (25/7) ditutup melemah ke level
Rp 13.139/US$, dan hari ini (26/7) diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 13.100-Rp 13.200/US$ dengan kecenderungan menguat.
(wdl/wdl)
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi bergerak lebih positif menuju resistance 5.300 pada pekan ini.
Tim Riset HD Capital melihat walaupun terjadi aksi jual harian dari pelaku pasar pengikut kaum beruang yang tidak tahan dengan volatilitas regional pada perdagangan pekan lalu, pembelian saham big cap index drivers dan lapis dua IHSG hanya tekoreksi tipis masih dapat bertahan diatas level resistance psikologis 5.200 yang sekarang menjadi support.
"Skenario terburuk adalah konsolidasi di area 5.200 dengan potensi menjadi lebih positif yaitu mendobrak pertahan atas di resistance psikologis 5.300," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis, Senin (25 Juli 2016).
Sementara itu, dia menilai koreksi minor atau konsolidasi terhadap sejumlah saham big cap index drivers yang sensitif terhadapa daya beli, akan meningkat setelah masuknya dana tax amnestyseperti Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank BRI (BBRI) dan Bank BNI (BBNI).
Berikut rincian rekomendasi saham pekan ini:
1. Astra International (ASII) (BUY) (Trading target: Rp.7.650)
Entry buy (1) Rp.7.350, Entry buy (2) Rp.7.275, Cut loss point: Rp.7.175
2. Bank Mandiri (BMRI) (BUY) (Trading target: Rp.10.450)
Entry (1) Rp.10.075, Entry (2) Rp.9.975, Cut-loss point: Rp.9.875
3. Bank BRI (BBRI) (BUY) (Trading target Rp.11.875)
Entry: (1) Rp.11.325, Entry (2) Rp.11.275, Cut loss point Rp.11.175
4. Bank BNI (BBNI) (BUY): (Trading target Rp.5.700)
Entry: (1) Rp.5.375, Entry (2) Rp.5.275, Cut loss point Rp.5.175
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Kamis (21/7/2016), ditutup menguat 14,66 poin atau 0,28% ke level 5.257,48.
Sebelumnya, pagi tadi, indeks dibuka naik 3,38 poin atau 0,07% ke level 5.246,30.
Penguatan indeks ditengarai mata investor yang tertuju ke arah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan mengumumkan suku bunga acuan (BI rate), dimana diperkirakan akan kembali turun 25 basis poin menjadi 6,25%
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada jeda siang Kamis ini menjungkirbalikkan keadaan. Rupiah terpantau naik 10 poin atau 0,08% ke level Rp13.102/USD, seiring pergerakan indeks pada akhir sesi I perdagangan Kamis (21/7/2016).
Pagi tadi, mata uang Garuda dibuka lesu 10 poin atau 0,08% ke level Rp13.122/USD. Rilis pengumuman BI rate menjadi faktor perhatian pedagang, sehingga rupiah berhasil naik tipis.
Data Sindonews yang bersumber dari Limas, Kamis ini, rupiah dibuka melemah ke level Rp13.130/USD, dimana kemarin berakhir lesu di Rp13.120/USD. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis (21/7/2016), rupiah dibuka Rp13.122/USD, terdepresiasi 0,16% atau 22 poin dari posisi kemarin, yaitu Rp13.100/USD.
(ven)
JAKARTA. Indo Premier Securities memprediksikan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Kamis (21/7/2016) bergerak di kisaran 5.185 –5.295.
Tim Riset Indo Premier Securities mengatakan indeks bertahan di atas EMA5 dan membentuk pola white marubozu yang marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic overbought dan MACD positif.
“Target kenaikan indeks pada level 5.295, kemudian 5.345 dengan support di 5.185 dan 5.130,†tulis Indo Premier dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (21/7/2016).
Indo Premier Securities mengemukakan saham yang direkomendasikan pada perdagangan hari ini adalah:
PWON (635)Rekomendasi: Spec Buy
Candle berhasil ditutup di atas EMA5 dan membentuk pola bullish candle, stochastic bergerak pada area netral dan MACD positif. Target kenaikan harga pada level 645 kemudian 655 dengan support di 625, cut loss jika break 615.
BSDE (2.060)Rekomendasi: Buy
Candle ditutup di atas EMA5,10Â membentuk pola long white marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation. Stochastic golden cross dan MACD positif. Target kenaikan harga pada level 2.110 kemudian 2.160 dengan support di 2.050 kemudian 2.010.
CPIN (3.940)Rekomendasi: Sell on Strength
Candle ditutup di atas EMA5,10 dan membentuk pola white opening marubozu yang merupakan sinyal bullish continuation, stochastic over bought sedangkan MACD positif. Target harga jual berada pada kisaran 4.030-5.120 dengan support di 3.850 kemudian 3.760.
http://market.bisnis.com/read/20160721/189/567903/indo-premier-target-kenaikan-ihsg-ke-5.295-
JAKARTA kontan. Pasar saham sedang diguyur banyak sentimen positif. Hal ini terlihat dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tinggi sebesar 1,3% ke 5.242,83 pada perdagangan Rabu (20/7).
Kenaikan IHSG ini mendorong nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp 5.639 triliun. Ini adalah rekor tertinggi nilai kapitalisasi pasar BEI sepanjang sejarah. Para analis menilai, reli IHSG masih akan berlanjut. Namun, tetap perlu diwaspadai beberapa koreksi teknikal karena kemungkinan terjadinya aksi ambil untung (profit taking).
Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities mengatakan, IHSG masih bisa melanjutkan penguatan hingga level 5.450 di akhir tahun. Jika pengampunan pajak (tax amnesty) bisa berjalan lancar, tak menutup kemungkinan kalau IHSG bisa mencetak rekor 6.000.
Namun Norico merasa, kenaikan IHSG belakangan ini sudah terlalu cepat. Sehingga, dalam jangka pendek, akan terjadi koreksi sehat. Koreksi tersebut bisa terjadi ketika indeks berlanjut menembus level 5.300 sampai 5.400.
Walaupun akan ada koreksi, aksi beli investor asing akan menahan kejatuhan IHSG di bawah level 5.000. "Pasar akan anjlok jika berbagai euforia positif ini tidak bertahan. Misalnya saja, dana tax amnesty yang masuk tidak sesuai target," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (20/7).
Norico yakin, investor global akan menempatkan dananya di pasar saham dalam jangka waktu yang lama, lantaran mereka tengah mencari cuan tambahan dari emerging market.
Aksi beli investor asing
Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest mengatakan, ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) juga menyebabkan pasar menjadi lebih atraktif. Sehingga, meski IHSG sudah naik terlalu tinggi, investor harus waspada, karena reli panjang masih bisa terjadi.
Ia memprediksikan, target IHSG selanjutnya ada di level 5.335. Secara teknikal, IHSG sebenarnya sudah jenuh beli dengan indikator relative strength index (RSI) di atas 70%. Biasanya, jika RSI berada di atas level tersebut, resistance IHSG hanya akan bertahan sekitar empat hari, lalu akan terkoreksi.
"Namun kali ini, walau sudah masuk fase konsolidasi, volume beli yang kuat dan pertahanan investor asing mendorong IHSG bertahan," imbuhnya.
Jika terkoreksi, basis support IHSG masih cukup kuat, yakni berkisar di level 5.180-5.200.
Kepala Riset Koneksi Capital, Alfred Nainggolan menambahkan, investor sebaiknya melakukan profit taking pada saat IHSG berada di level 5.300. Meskipun, menurutnya, hingga akhir tahun nanti, IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan hingga ke level 5.400.
Prediksi Alfred, aliran dana asing masih akan berpotensi masuk, bahkan bisa mencapai total
net buy Rp 30 triliun di pengujung tahun 2016.
JAKARTA. Emiten besar ramai-ramai memecah nilai nominal saham alias stock split. Yang terbaru, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan memecah nilai saham dengan rasio 1:2.
Hingga pertengahan tahun ini, setidaknya sembilan emiten saham menggelarstock split. Misalnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) akan stock split dengan rasio 1 saham lama menjadi 25 saham baru. Harga nominal saham MYOR akan turun dari Rp 500 menjadi Rp 20 per saham. Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga melakukan stock split dengan rasio yang sama dengan MYOR.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, stock splitmerupakan inisiatif para emiten guna meningkatkan likuiditas saham beredar.Stock split ini juga dilatarbelakangi karakteristik investor dalam negeri.
"Investor kita senang melihat saham likuid, tapi juga yang harganya di bawah Rp 10.000," ujar Satrio kepada KONTAN, Selasa (19/7).
Dengan stock split, harga saham terlihat lebih murah dari sisi nominal saja. Sementara, masih ada indikator lain yang digunakan untuk membandingkan saham tersebut murah atau tidak, yakni price earning ratio (PER). Semakin tinggi PER, apalagi melebihi PER industri, saham itu semakin mahal.
Stock split tidak serta-merta menurunkan PER. "Karena tidak ada saham baru yang diterbitkan. Kecuali rights issue, ini baru bisa menurunkan PER," tambah Satrio.
Kondisi ini yang terjadi pada ICBP dan induknya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). ICBP yang stock split, tapi saham INDF yang naik. Pada perdagangan Selasa (19/7), saham ICBP hanya naik 1,8%, tapi saham INDF naik 4%. Ini karena investor menilai PER INDF lebih murah.
Menurut data Bloomberg, PER ICBP di level 31,74 kali, lebih tinggi ketimbang PER INDF di 23,02 kali. Ihwal nilai intrinsik sebuah saham seperti ini, kadang menjadi sisi negatif dari stock split.
Tujuan sekaligus manfaat positif stock split adalah soal likuiditas. Karena likuid, terbukalah ruang kenaikan harga. Ada ekspektasi gain dari kenaikan harga. Masalahnya, belum tentu setelah stock split saham menjadi lebih likuid.
"Kalau stock split tapi PER masih tinggi belum tentu sahamnya banyak dibeli. Karena PER masih tinggi, peminatnya sedikit, jadi justru kurang likuid, harganya juga sulit naik karena suplai tidak sebanding permintaan," jelas Satrio.
Yang jelas, stock split akan menyebabkan harga saham lebih terjangkau. Lihat harga HMSP, ICBP dan MYOR yang relatif tinggi, sehingga trader atau investor perlu mengeluarkan dana besar. Bayangkan kalau investor yang hanya memiliki dana sekitar Rp 20 juta-Rp 50 juta, tapi ingin membeli saham yang harga per unit di atas Rp 5.000.
"Sementara dengan stock split, nilai perusahaan tidak berubah, tapi harga saham menjadi lebih murah," kata Frederik Rasali, analis Minna Padi Investama.
Ada satu hal yang menurut Frederik juga perlu dicermati. Bisa saja setelah stock split, fraksinya justru turun. Ini menjadi kurang menarik bagi investor. Apalagi bagi investor yang sebelumnya menghitung target harga menggunakan fraksi harga lama.
Dari semua
stock split, Frederik memilih MYOR karena sedang tumbuh pesat. Emiten konsumer ini mampu efisiensi biaya packaging sekitar Rp 800 miliar, sehingga keuntungan bersih meningkat.
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan ditutup menguat pada perdagangan Rabu (20/7/2016).
IHSG ditutup menguat 1,35% atau 69,99 poin ke level 5.242,82 setelah bergerak pada kisaran 5.185,59 – 5.242,82.
Dari 532 saham yang diperdagangkan, 175 saham menguat, 137 saham melemah, dan 222 saham stagnan.
Kesembilan indeks sektoral pada IHSG memberikan dorongan positif pada indeks, dipimpin oleh sektor konsumer yang melonjak 2,99%, diikuti oleh sektor finansial dan aneka industri dengan penguatan masing-masing1`,48% dan 1,63%.
Managing Partner dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan penguatan IHSG kemarin dipengaruhi oleh penerapan aturan tax amnesty yang menyebabkan dana masuk mengalir deras ke dalam negeri.
“Penguatan IHSG dari tax amnesty sukses. Banyak yang masuk. Ada bocoran dana hingga Rp1.000 triliun akan masuk," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (20/7/2016).
Selain itu, hari ini BI Rate juga akan diumumkan, ekspektasi akan turun 25 basis poin.
"Ini merupakan sentimen sesaat jangka pendek,” tambahnya.
JAKARTA — Arus dana masuk ke pasar yang semakin tinggi dan rendahnya tingkat inflasi di tengah masih melambatnya kinerja perekonomian menjadi momentum bagi Bank Indonesia untuk mengurangi dosis kebijakan moneternya.
Mayoritas ekonom yang berhasil disurvei Bisnis memproyeksi akan ada pelonggaran moneter lanjutan pada bulan ini. Namun, ada pula yang memprediksi BI Rate akan tetap bertengger di level 6,5%. (lihat tabel).
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro mengestimasi akan ada pengurangan dosis moneter hingga 25 basis poin menjadi 6,25% karena ada dukungan dari seluruh indikator makro ekonomi.
“Inflasi rendah dan outlook-nya juga rendah, kurs menguat, flows kencang, CAD aman,growth masih jelek,” ujarnya di Jakarta, Rabu (20/7).
Seperti diketahui, inflasi pada Juni tercatat hanya 0,66% (month-to-month/mtm) dan 3,45% (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi menjelang Lebaran beberapa tahun sebelumnya yang jauh lebih tinggi dan hampir menyentuh 1%.
Dalam APBN Perubahan 2016, pemerintah juga merevisi ke bawah asumsi inflasi menjadi 4% dari asumsi dalam APBN sebesar 4,7%. Bank Indonesia meyakini inflasi 4% pada tahun ini masih bisa tercapai dan sesuai dengan sasaran inflasi 4%±1%.
Terkait dengan capital inflows, hingga 15 Juli 2016 mencapai sebesar Rp110 triliun. Andry mengatakan potensi capital inflows dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty juga mendukung momentum pelonggaran moneter bulan ini.
BI juga melaporkan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun hingga 15 Juli 2016 sebesar Rp13.403 per dolar AS. Sementara itu, indeks harga saham gabungan ditutup di level 5.106 hingga akhir Mei 2016 atau naik 423 poin dari Desember 2015.
Pasar surat berharga negara juga membaik dengan imbal hasil turun 7,45% (Juni 2016) dari 8,75% pada akhir tahun lalu. Jika bank sentral melakukan pelonggaran BI Rate pada bulan ini, ruang pelonggaran itu sudah tidak ada lagi ke depan. Apalagi, BI akan menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai acuan moneter yang saat ini berada di level 5,25%.
“Saya rasa ini udah yang terakhir ya. spread BI Rate dan inflasinya sudah mepet,” katanya.
KEBUTUHAN LIKUIDITAS
Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan suku bunga Indonesia saat ini tertinggi di Asia bersama dengan India. Namun, Negeri Bollywood itu memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih tinggi yakni 5,7%. Menurut dia, inflasi yang cenderung terkendali di dalam negeri berpeluang untuk menjadi ruang penurunan suku bunga.
“Memang BI Rate sudah turun empat kali, tetapi respons BI kan baru 6 bulan terakhir. Artinya itu sudah lambat, ketika 2015 negara-negara sudah pada pangkas suku bunga, kita belum,” ucapnya.
Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menilai setelah Lebaran penggerak ekonomi sudah bukan lagi dari rumah tangga melainkan belanja pemerintah dan swasta. Untuk itulah, sambungnya, ada kebutuhan likuditas.
Menurutnya, ruang pemangkasan hingga 50 basis poin bisa dilakukan BI sebelum memakaibenchmark rate yang baru mulai bulan depan.
“Apalagi ditambah pelonggaran makro prudensial, likuditas jadi bagus. Apalagi, jika tax amnesty berhasil kan dana uang tebusan itu kesedot ke rekening pemerintah yang ujung-ujungnya ke BI kalau enggak langsung spending,” jelasnya.
Lana melanjutkan, saat ini kondisi global, baik dari efek Brexit maupun pengetatan moneter The Fed juga aman sehingga pasar pun kondusif. Menurutnya, kondisi ini bukan semata-mata terkait tax amnesty karena keberhasilannya baru teruji pada akhir September nanti.
Sementara itu, Ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi memprediksi akan ada penahanan dosis BI Rate. Sejauh ini belum ada peningkatan yang signifikan pada pertumbuhan kredit karena terlambatnya penyesuaian rate perbankan meskipun suku bunga acuan BI sudah turun.
Menurutnya, transmisi kebijakan moneter akan lebih efektif jika bank sentral mulai fokus di sisa tahun ini degan mengunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Apalagi, ada permasalahandemand masyarakat yang masih lemah.
“Permintaan domestik telah dinyatakan naik dari tahun lalu, masih jauh dari level kuat. Tidak ada bantuan dari ekspor. Penyerapan anggaran yang lambat juga membuat beberapa sektor swasta mempertahankan sikap wait and see sebelum terjun untuk membuat investasi baru,” jelasnya.
Sementara itu, pengusaha meyakini bank sentral akan memangkas 25 basis poin lagi suku bunga acuannya. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan transmisi ke bijakan moneter kedepan akan lebih mudah terlebih BI akan menerapkan 7-day repo rate menjadi basis acuan.
“Justru dengan itu akan merefleksikan suku bunga yang bisa merepresentasikan kondisi pasarnya. Makanya akan bagus,” katanya.
Bisnis.com, JAKARTA- Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis 0,08% atau 10 poin ke posisi 13.122 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (21/7/2016).
Sebelumnya, rupiah berakhir melemah 0,18% atau 23 poin ke posisi Rp13.112 per dolar AS dan bergerak pada kisaran Rp13.067 – Rp13.137 per dolar AS.
Pelemahan rupiah pada perdagangan kemarin masih dipengaruhi oleh menguatnya indeks dolar AS.
Rupiah melemah bersamaan dengan melemahnya mata uang lainnya di Asia Tenggara. Ringgit Malaysia terpantau melemah 0,50%, dolar Singapura turun 0,35%, baht Thailand melemah 0,06%, sedangkan peso Filipina turun 0,43%.
Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang telah berlangsung sejak kemarin akan berakhir hari ini. Salah satu hal yang menjadi sorotan pasar adalah keputusan tingkat suku bunga acuan (BI rate).
Komentar
Posting Komentar