Langsung ke konten utama

IHSG PENUTUPAN per tgl 02 Juni 2014 (saham properti TERK1NCL0Nk)

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik arah pada akhir penutupan sesi II hari ini (2/6). Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks ditutup dengan kenaikan 0,37% menjadi 4.912,09.

Ada 118 saham yang mendaki. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 193 saham dan 72 saham lainnya diam tak berubah posisi. Volume transaksi sore ini melibatkan 5,562 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,934 triliun.

Secara sektoral, ada tujuh sektor yang mendaki. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor industri lain-lain yang naik 1,68%, sektor pertambangan naik 1,25%, dan sektor keuangan naik 1,16%.

Saham-saham LQ 45 yang berada di posisi top gainers di antaranya: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 4,24% menjadi Rp 4.300, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 3,84% menjadi Rp 29.750, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,67% menjadi Rp 1.270.

Adapun saham-saham LQ 45 yang berada di posisi top losers yakni: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 6,86% menjadi Rp 380, PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 4,11% menjadi Rp 5.250, dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 3,47% menjadi Rp 695.
Editor: Barratut Taqiyyah
Bisnis.com, JAKARTA— Perhelatan akbar sepak bola Piala Dunia 2014 yang berlangsung satu bulan berpotensi menekan bursa.
Analis BNI Securities Thendra Crisnanda mengatakan dari historis perhelatan Piala Dunia 2006 dan 2010, indeks tertekan.
“Saat Piala Dunia (ada yang) yang alirkan dananya fokus di judi bola,” kata Thendra saat dihubungi hari ini, Senin (2/6/2014).
Seperti diketahui perhelatan akbar sepakbola dunia digelar selama satu bulan, dimulai pada Juni.

Editor : Linda Teti Silitonga
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Senin (2/6/2014) menguat 18,18 poin atau 0,37% ke level 4.912,09.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.875,62 hingga 4.912,09. Dari 495 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak  106  saham menguat,  199 saham melemah, dan 190 saham stagnan.
Dari 9 sektor yang ada, tiga yang melemah. Sektor aneka industri menguat tertinggi yakni sebesar 1,68%, sedangkan sektor properti, konstruksi, dan real estat dan sektor infrastruktur sama-sama melemah tertajam, yakni 1,56%.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga menguat 0,6% atau 2,55 poin ke level 425,14. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah signifikan 0,77% ke level Rp11.766/US$.
Saham-saham pendorong indeks:
BBCA+3,48%
ASII+1,77%
UNVR+2,06%
BBRI+0,98%
Saham-saham penekan indeks:
TLKM-2,91%
PGAS-3,23%
LPPF-4,3%
EXCL-3,65%
 Sumber: Bloomberg, 2014

Editor : Ismail Fahmi

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 18 poin setelah melewati perdagangan yang fluktuatif. Investor asing masih banyak beli saham dengan transaksi beli bersih.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di posisi Rp 11.770 per dolar AS
dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.600 per dolar AS.

Rupiah hari ini berlutut di hadapan dolar AS. Siang tadi dolar AS sempat menguat cukup tinggi hingga ke kisaran Rp 11.788 per dolar AS.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik 7,065 poin (0,14%) ke level 4.900,973 pasca banyaknya hari kejepit nasional (harpitnas) pekan lalu. Pelaku pasar masih menanti data ekonomi Indonesia yang diumumkan hari ini.

Setelah koreksi sehat pekan lalu, IHSG kembali menanjak atas aksi beli di saham-saham yang sudah turun. Indeks sempat jatuh ke titik terendahnya hari ini di 4.875,619.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 13,833 poin (0,28%) ke level 4.880,075 gara-gara aksi jual investor domestik. Pelaku pasar asing masih berburu saham, transaksinya beli bersih dengan nilai ratusan miliar rupiah.

Saham-saham komoditas, serta konstruksi dan infrastruktur, menjadi sasaran aksi jual. Sedangkan saham konsumer dan bank jadi incaran investor asing
 Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (2/5/2014), IHSG ditutup tumbuh 18,183 poin (0,37%) ke level 4.912,091. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 4,527 poin (0,55%) ke level 829,078.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi Mei 2014. Pada Mei, terjadi inflasi 0,16% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terjadi inflasi 7,32%.

Sedangkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2014 kembali ke zona defisit, setelah 2 bulan sebelumnya mencatatkan surplus. Neraca perdagangan April mengalami defisit US$ 1,97 miliar.

Meski ada kabar kurang bagus ini, IHSG tetap bisa menguat. Aksi beli asing di saham-saham unggulan berhasil dorong IHSG menanjak ke zona hijau setelah bergerak fluktuatif.

Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 848,85 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Perdagangan hari ini berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi sebanyak 208.357 kali pada volume 5,573 miliar lembar saham senilai Rp 5,949 triliun. Sebanyak 118 saham naik, 193 turun, dan 72 saham stagnan.

Bursa Tiongkok dan Hong Kong hari ini tidak berdagang karena menyambut hari nasional. Bursa Jepang melonjak hingga lebih dari 2% menutup perdagangan di zona hijau bersama Bursa Singapura.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia hari ini:


  • Indeks Nikkei 225 melonjak 303,54 poin (2,07%) ke level 14.935,92.
  • Indeks Straits Times naik 3,47 poin (0,11%) ke level 3.299,32.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 1.100 ke Rp 29.750, Maskapai Reasuransi (MREI) naik Rp 1.050 ke Rp 5.950, Link Net (LINK) naik Rp 800 ke Rp 2.400, dan Unilever (UNVR) naik Rp 625 ke Rp 29.750

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Pool Advista (POOL) turun Rp 950 ke Rp 4.100, Matahari (LPPF) turun Rp 625 ke Rp 13.900, Astra Agro (AALI) turun Rp 450 ke Rp 26.875, dan HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 400 ke Rp 68.500.

detik Jakarta -Saham properti menjadi pendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai menjadi yang tertinggi di dunia. Saham di sektor properti sudah jatuh cukup dalam di akhir tahun lalu.

Menurut Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono, saham properti naik tinggi dan jadi buruan investor karena sudah mengalami koreksi yang cukup dalam pada periode Mei-Desember 2013.

Pada periode tersebut, IHSG juga anjlok sangat dalam dari titik tertingginya di kisaran level 5.200 langsung jatuh sampai ke kisaran 4.300. Dana asing waktu itu mengalir keluar dengan deras.

"Sektor properti adalah salah satu sektor yang turun paling dalam di saat market turun dari Mei 2013-Desember. Sekarang begitu asing kembali, salah satu sektor yang banyak naik (rebound) adalah properti," katanya kepada detikFinance, Senin (2/6/2014).

Dari semua sektor di lantai bursa, indeks sektoral yang menguat paling tinggi adalah sektor properti. Indeks sektor ini mampu tumbuh hingga 29,02% sejak awal tahun.

Saham-saham yang berada di sektor properti ini juga termasuk emiten konstruksi bangunan dan real estate. Jadi investor yang sudah menyimpang uangnya di saham-saham properti rata-rata sudah meraup keuntungan hampir 30% sejak awal tahun ini.

Sektor lain yang tak mau ketinggalan tumbuh tinggi adalah sektor finansial, yang biasanya didorong oleh saham-saham bank berkapitalisasi besar. Indeks sektor finansial berada di urutan kedua setelah sektor properti.

Berikut ini hasil kinerja indeks sektoral di lantai bursa sejak awal tahun sampai penutupan perdagangan akhir pekan lalu:


  1. Indeks Sektor Properti tumbuh 29,02%
  2. Indeks Sektor Finansial tumbuh 20,47%
  3. Indeks Sektor Infrastruktur tumbuh 17,43%
  4. Indeks Sektor Perdagangan tumbuh 12,31%
  5. Indeks Sektor Konsumer tumbuh 11,78%
  6. Indeks Sektor Agrikultur tumbuh 10,52%
  7. Indeks Sektor Manufaktur tumbuh 8,61%
  8. Indeks Sektor Industri Dasar tumbuh 8,33%
  9. Indeks Sektor Tambang tumbuh 8,09%
  10. Indeks Sektor Aneka Industri tumbuh 3,53%
(ang/hds)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒