Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 09 Juni 2014

kontan JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 1,61% ke level 4.937,18. Para penggerak indeks ini adalah saham-saham pertambangan.

Sahan-saham blue chips yang menjadi penggerak indeks diantaranya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang menguat 0,7% ke level Rp 7.200, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menguat 2,16% ke Rp 23.600, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang naik 1,41% ke Rp 5.400 dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menguat 2,64% ke Rp 3.495 per saham.

Sementara saham blue chips yang menjadi pemberat indeks bursa adalah saham-saham perbankan. Diantaranya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melemah 1,23% ke Rp 10.075, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,74% ke level Rp 10.075, PT Bank BNI Tbk (BBNI) yang melorot 0,82% ke level Rp 4.830 per saham dan PT OCBC NISP Tbk (NISP) yang melemah 6,91% ke Rp 1.280 per saham.
Editor: Edy Can

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan diprediksi akan menguat membentuk pola bullish harami di atas middle bollinger bands.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada. Menurutnya, IHSG akan berada pada rentang support 4.870-4.900 dan resistance 4.965-4.978. Sementara MACD mulai tertahan kenaikannya dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic masih tertahan kenaikannya.

IHSG kemarin sempat di kisaran target support 4.850-4.900 dan ditutup hanya terpaut tipis dari kisaran tersebut. Tipisnya pergerakan di akhir pekan kemarin memberikan indikasi masih ada aksi menahan diri dari pelaku pasar.

"Diharapkan rilis data-data ekonomi pekan depan positif sehingga pelaku pasar dapat mengambil kesempatan untuk kembali masuk ke pasar," ujar Reza dalam risetnya, Sabtu (7/6/2014).

Namun, dia mengingatkan, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap sentimen yang ada terutama berkaitan dengan politik dan jelang dimulainya Piala Dunia di akhir pekan nanti.

Sepanjang pekan kemarin, IHSG mengalami penguatan 43,27 poin (0,88%) atau lebih tinggi dari sebelumnya yang melemah 79,15 poin (-1,59%). Semua indeks utama mayoritas menguat dipimpin indeks JII (1,46%), IDX30 (1,27%) diikuti indeks LQ45 dan MBX, yang masing-masing naik 1,10%, dan indeks utama lainnya kecuali indeks DBX (-0,70%).

Sementara indeks sektoral cenderung variatif. Di mana penguatan dipimpin indeks perdagangan yang naik 2,65%, diikuti indeks konsumer (2,33%) dan industri dasar (2,14%). Sementara pelemahan dialami indeks properti (-1,56%), dan infrastuktur (-0,87%).




(dmd)


JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,03% ke level 4.937,18 pada Jumat (6/6). Selama sepekan ini IHSG naik 0,88%.
Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 143,37. Sepanjang pekan ini Bursa Asia telah naik 1,13%.
Kepala Riset First Asia Capital, David Natanael Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan masih flat. Pasalnya data-data ekonomi yang sudah dirilis menunjukkan perekonomian Indonesia masih lemah. Seperti data defisit neraca perdagangan April sebesar US$ 1,96 miliar dan data inflasi Mei yang naik 0,16%.
Sementara dari luar, keputusan Bank Central Eropa (ECB) untuk memangkas tingkat suku bunga di Eropa dapat menyebabkan tiga kemungkinan. Pertama, perputaran uang akan tetap terjadi di Eropa dalam bentuk investasi fisik. Kedua, investor bisa memindahkan uangnya ke bursa Amerika dan ketiga ke emerging market. "Kalau ke emerging market tentu menjadi sentimen positif bagi IHSG," kata David.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan pergerakan IHSG cederung sepi di akhir pekan. Hal ini lantaran investor telah menunggu rilis data nonfarm payroll bulan Mei dari Amerika yang diperkirakan melambat.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Juni dan Juli akan mengalami kenaikan. "Perkiraan BI, inflasi baru akan turun pada bulan Agustus sampai Desember," katanya.
Secara teknikal, Lanjar bilang IHSG masih bergerak dalam keadaan bearish."Indikator stochastic dan RSI masih bearish di area overbought," ujar Lanjar. Ia memperkirakan IHSG selama sepekan ke depan akan cenderung melemah dan bergerak pada kisaran 4.834-4.986.
David menduga IHSG selama sepekan ke depan akan turun dan bergerak pada rentang 4.850-5.050
Editor: Uji Agung Santosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒