Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 04 Juni 2014

INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG Rabu (4/6/2014) diprediksi melanjutkan penguatan menuju resisten terdekat 4.998 dan berikutnya pada level 5.021. Sembilan saham pun disodorkan sebagai bahan pertimbangan. Apa saja?
Purwoko Sartono, analis riset PT Panin Sekuritas mengatakan, IHSG Selasa bergerak menguat +0,61%. “Penguatan didorong oleh kenaikan bursa saham regional menyusul data manufaktur AS bulan Mei yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Di sisi lain, pergerakan indeks dibayangi oleh nilai tukar rupiah yang cenderung melemah. “Neraca perdagangan Indonesia bulan April di luar dugaan mengalami defisit US$1,96 juta jauh lebih buruk dari konsensus yang memperkirakan surplus US$178 juta,” ujarnya.
Salah satu penyebabnya adalah naiknya impor ponsel sebesar 56% secara tahunan. “Selain itu harga komoditi utama ekspor, yaitu batubara dan Crude Palm Oil (CPO) yang melemah,” papar dia. Lebih jauh Purwoko memperkirakan, laju IHSG Rabu (4/6/2014) menguat terbatas dengan kisaran support-resistance 4.927-4.967.
William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, pada perdagangan Rabu (4/6/2014), IHSG berada pada kisaran support 4.903-5.021. “Terus berlanjut adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan naik dari IHSG saat ini,” tandas dia.
Target resistance terdekat berada pada level 4.998 dan resistance berikutnya berada pada level 5.021. Menurut William, selama IHSG tidak ditutup di bawah level support 4.903, masih akan berlanjut pola kenaikannya.
“Secara umum, IHSG masih berada dalam uptrend channel dan kekuatan naik masih besar. Belum terdapat tekanan berarti sembari menunggu rally naik lanjutan menjelang rilis data BI rate pekan depan dan cadangan devisa pada pekan ini,” imbuhnya.
Di atas semua itu, William menyodorkan beberapa saham pilihan berikut ini:
1. PT AKR Corporindo (AKRA);
2. PT Unilever Indonesia (UNVR);
3. PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG);
4. PT Hexindo Adiperkasa (HEXA);
5. PT Indofood Sukses Makmur (INDF);
6. PT Mitra Adiperkasa (MAPI);
7. PT United Tractors (UNTR);
8. PT Astra Graphia (ASGR); dan
9. PT Bali Tower (BALI). [jin]

INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham masuk bulan Juni 2014 ini masih mengalami konsolidasi. Penguatan di bursa AS dan Asia berpotensi menjadi modal bagi IHSG untuk menunju area positif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I ini bergerak sangat variatif dari level pembukaan di 4.893,9. Namun tidak lama tergelincir ke zona negatif. Indeks tidak berapa lama juga berhasil menembus zona positif. Level terendah sementara di 4.875,6 dan tertinggi sementara di 4.910.

Padahal, indeks saham sempat menguat 0,14% ke 4.900,97 pada awal perdagangan Senin pagi. Positifnya bursa saham Asia mendorong penguatan indeks. Investor asing mengalami net buy Rp7 miliar. Volume perdagangan mencapai 568 juta saham senilai Rp969,8 miliar.

Analis pasar modal, Stefanus MH menilai, fenomena ini merupakan sentimen dari dalam negeri. Hal ini terlihat dari membaiknya bursa global dan regional sedangkan IHSG justru melemah.

"Belum tahu persis apa penyebabnya. Apakah karena data makro ekonomi yang akan dirilis hari ini bakalan jelek?. Ataukah ini adalah jualan jelang piala dunia dan awal puasa? Atau memang kans salah satu Capres yang dinilai akan memenangkan pilpress pada 9 Juli mendatang?," ujar Stefanus kepada INILAHCOM, Senin (2/6/2014).

Pada penutupan perdagangan Jumat (30/5/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal menguat lagi ke level 5.000. Indeks sempat mencapai level tertinggi di 4.998,094 pada awal pembukaan, kemudian mengakhiri di bawah level 4.900. Indeks melemah 91,67 poin atau 1,84% di level 4.893,908.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp965 miliar di pasar reguler. Koreksi ini menyebabkan indeks turun 1,59% sepanjang pekan lalu dalam tiga hari perdagangan.

Apa yang sedang terjadi? Padahal bursa saham AS bergerak mixed pada penutupan perdagangan Jumat (30/5/2014). Indeks Dow Jones dan S&P 500 sukses mencetak rekor penutupan harga baru.

Aksi merger dan akuisisi yang dilakukan sejumlah perusahaan mendorong penguatan tersebut. Meski rilis data pendapatan dan belanja pribadi serta sentimen konsumen kurang menggembirakan.

Indeks Dow Jones naik 18,43 poin atau 0,11% ke level 16.717,17, S&P 500 naik 3,54 poin atau 0,18% ke level 1.923,57. Sedangkan indeks Nasdaq melemah 5,33 poin atau 0,13% ke level 4.242,62.

Dalam sepekan indeks Dow Jones tercatat menguat 0,7%, S&P 500 menguat 1,2%, dan Nasdaq menguat 1,4%. Selama perdagangan bulan Mei, bursa AS berhasil mencatat penguatan bulanan terbesar sejak Februari. Indeks Dow Jones menguat 0,8%, S&P 500 menguat 2,1%, dan Nasdaq menguat 3,1%.

Selain itu lanjut Stefanus, adanya rebalancing pada MSCI Asia Pacific Index, yang terjadi pada akhir bulan Mei. Data yang diperoleh Stefanus menunjukkan salah satu sekuritas asing, yaitu CS melakukan rebalancing portfolio dengan melakukan net sell sebesar US$ 28,7 juta (US$49,7 mn buy and US$78,4mn sell).

Stefanus menjelaskan, sebanyak 5 saham yang diupgrades dan 25 saham yang didowngrades. Mengenai saham-sahamnya seperti INKP, SIDO, INVS dan SILO ditutup dengan melonjak naik, sedangkan saham-saham AKRA, BISI, BORN, ECII, HEXA, MTLA dan KKGI langsung anjlok pada saat penutupan pembentukan harga.

"Bisa jadi penurunan akhir pekan kemarin adalah akibat adanya rebalancing pada index tersebut. Namun belum diketahui persis dengan anjloknya saham-saham blue chip, seperti ASII, BBRI, BBCA, BBNI, SMGR, PGAS, dan lainnya pada saat closing pembentukan harga," terangnya.

Para pelaku pasar sendiri kata Stefanus, mulai mengantisipasi data makro ekonomi yang akan rilis hari ini. Pasar mengantisipasi data inflasi bulan Mei dan neraca perdagangan bulan April.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi pada Mei berada di bawah 0,2%, Sedangkan neraca perdagangan pada April 2014 diperkirakan bakal defisit. Adanya peningkatan impor sebesar 11% pada April bila dibandingkan bulan sebelumnya menjadi penyebabnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergerakan bursa saham Indonesia umumnya menjadi cenderung sepi. Volume transaksi juga cenderung mengalami penurunan.

Sementara itu, faktor-faktor yang membuat para pelaku pasar berhati-hati antara lain, minimnya sentimen positif dari dalam negeri pasca rilis laporan keuangan kuartal pertama 2014, hampir selesainya pembagian deviden, dan ketatnya persaingan antara dua pasangan Capres-Cawapres yang akan maju di pilpres 9 juli nanti.

"Apapun alasannya sebagai trader kita harus siap menghadapinya. Harga market yang kita lihat saat ini adalah nilai yang real. Seperti yang disebutkan dalam Dow Theory yaitu “market discount everything”, yang artinya kurang lebih adalah harga yang ada saat ini di pasar telah mencerminkan ekspektasi-ekspektasi ke depan dan pasar sudah memperhitungkan semua berita yang ada," imbuhnya.

Stefanus mengungkapkan, IHSG telah break low dari support bullish up trend line dengan volume transaksi yang meningkat tajam. Kondisi ini sambungnya, mengindikasikan pelemahan akan berlanjut.

"Untuk perdagangan hari ini, Indeks diperkirakan akan menguji support di 4.865 dengan resistance di 4.945. Jika nantinya support di 4.865 gagal dipertahankan, maka terbuka potensi bagi Indeks untuk melanjutkan penurunannnya lebih lanjut menuju level 4.800 hingga level 4.725," tambahnya. [hid]


Bisnis. com, JAKARTA- HD Capital memperkirakan indek harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (4/6/2014) akan berada di kisaran support 4.875-4.827, dan resisten 5.020-5.070-5.120.
Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko mengemukakan setelah mampu menguat pada perdagangan kemarin, indek akan mencoba kembali menembus level 5.000.
"Tinggal menunggu bull move kembali diatas 5.000," kata Yuganur dalam risetnya.
HD Capital mengemukakan ada 4 saham yang dapa diperimbangkan pada perdagangan hari ini, yaitu:
Buy. PE 2014 10.7x, PBV 3.2x, ROE 30.1%. Trading target Rp10.925
Koreksi terakhir di emiten perbankan big cap BUMN yang bergelut di sektor mikro UKM mulai menemui kestabilan harga dengan tidak adanya new low dibawah Rp10.125. Rekomen akumulasi secara moderat untuk reli kembali ke high lama di Rp10.950
Entry (1) Rp10.250. Entry (2) Rp10.150. Cut loss point Rp10.050
PE 2014 7x, PBV 1.1x, ROE 15.4%. BUY. Trading target Rp1.350-1.370
Minor pullback dalam formasi medium uptrend baru di emiten batu bara ekspor dengan market cap terbesar kedua di sektornya ini telah berubah ke arah lebih positif dengan membentuk short term uptrend baru ke Rp1.350-1.370
Entry (1) Rp1.265. Entry (2) Rp1.250. Cut loss point Rp1.210
BUY. PE 2014 15.5x, PBV 2.6x, ROE 16.7x). Trading target Rp7.550
Proses minor upward retracement pasca koreksi tajam beberapa hari lalu di emiten consumer auto dengan market cap terbesar di IHSG ini masih dapat berlanjut hingga resisten medium term downtrend line di Rp7.550 sebelum menemui aksi jual serius
Entry (1) Rp7.175. Entry (2) Rp7.075. Cut loss point Rp7.025
PE 2014 38x, PBV 8.3x, ROE 22%. BUY. Trading Target Rp1.690
Pelemahan rupiah terlihat sudah cukup terdiskon dalam pergerakan harga emiten produsen dan distributor obat ini. Rekomen akumulasi dalam batasan medium uptrend yang masih relatif walaupun telah mengalami gempuran aksi jual beberapa hari lalu.
 Entry (1) Rp1.570. Entry (2) Rp1.540. Cutl loss point Rp1.520



Editor : Linda Teti Silitonga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒