kontan JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
ditutup menguat sebesar 1,61% ke level 4.937,18. Para penggerak indeks
ini adalah saham-saham pertambangan.
Sahan-saham blue chips yang menjadi penggerak indeks diantaranya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang menguat 0,7% ke level Rp 7.200, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menguat 2,16% ke Rp 23.600, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang naik 1,41% ke Rp 5.400 dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menguat 2,64% ke Rp 3.495 per saham.
Sementara saham blue chips yang menjadi pemberat indeks bursa adalah saham-saham perbankan. Diantaranya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melemah 1,23% ke Rp 10.075, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,74% ke level Rp 10.075, PT Bank BNI Tbk (BBNI) yang melorot 0,82% ke level Rp 4.830 per saham dan PT OCBC NISP Tbk (NISP) yang melemah 6,91% ke Rp 1.280 per saham.
Sahan-saham blue chips yang menjadi penggerak indeks diantaranya adalah PT Astra International Tbk (ASII) yang menguat 0,7% ke level Rp 7.200, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menguat 2,16% ke Rp 23.600, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang naik 1,41% ke Rp 5.400 dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang menguat 2,64% ke Rp 3.495 per saham.
Sementara saham blue chips yang menjadi pemberat indeks bursa adalah saham-saham perbankan. Diantaranya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melemah 1,23% ke Rp 10.075, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,74% ke level Rp 10.075, PT Bank BNI Tbk (BBNI) yang melorot 0,82% ke level Rp 4.830 per saham dan PT OCBC NISP Tbk (NISP) yang melemah 6,91% ke Rp 1.280 per saham.
Editor: Edy Can
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan diprediksi akan menguat membentuk pola bullish harami di atas middle bollinger bands.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada. Menurutnya, IHSG akan berada pada rentang support 4.870-4.900 dan resistance 4.965-4.978. Sementara MACD mulai tertahan kenaikannya dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic masih tertahan kenaikannya.
IHSG kemarin sempat di kisaran target support 4.850-4.900 dan ditutup hanya terpaut tipis dari kisaran tersebut. Tipisnya pergerakan di akhir pekan kemarin memberikan indikasi masih ada aksi menahan diri dari pelaku pasar.
"Diharapkan rilis data-data ekonomi pekan depan positif sehingga pelaku pasar dapat mengambil kesempatan untuk kembali masuk ke pasar," ujar Reza dalam risetnya, Sabtu (7/6/2014).
Namun, dia mengingatkan, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap sentimen yang ada terutama berkaitan dengan politik dan jelang dimulainya Piala Dunia di akhir pekan nanti.
Sepanjang pekan kemarin, IHSG mengalami penguatan 43,27 poin (0,88%) atau lebih tinggi dari sebelumnya yang melemah 79,15 poin (-1,59%). Semua indeks utama mayoritas menguat dipimpin indeks JII (1,46%), IDX30 (1,27%) diikuti indeks LQ45 dan MBX, yang masing-masing naik 1,10%, dan indeks utama lainnya kecuali indeks DBX (-0,70%).
Sementara indeks sektoral cenderung variatif. Di mana penguatan dipimpin indeks perdagangan yang naik 2,65%, diikuti indeks konsumer (2,33%) dan industri dasar (2,14%). Sementara pelemahan dialami indeks properti (-1,56%), dan infrastuktur (-0,87%).
(dmd)
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
naik tipis 0,03% ke level 4.937,18 pada Jumat (6/6). Selama sepekan ini
IHSG naik 0,88%.
Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 143,37. Sepanjang pekan ini Bursa Asia telah naik 1,13%.
Kepala Riset First Asia Capital, David Natanael Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan masih flat. Pasalnya data-data ekonomi yang sudah dirilis menunjukkan perekonomian Indonesia masih lemah. Seperti data defisit neraca perdagangan April sebesar US$ 1,96 miliar dan data inflasi Mei yang naik 0,16%.
Sementara dari luar, keputusan Bank Central Eropa (ECB) untuk memangkas tingkat suku bunga di Eropa dapat menyebabkan tiga kemungkinan. Pertama, perputaran uang akan tetap terjadi di Eropa dalam bentuk investasi fisik. Kedua, investor bisa memindahkan uangnya ke bursa Amerika dan ketiga ke emerging market. "Kalau ke emerging market tentu menjadi sentimen positif bagi IHSG," kata David.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan pergerakan IHSG cederung sepi di akhir pekan. Hal ini lantaran investor telah menunggu rilis data nonfarm payroll bulan Mei dari Amerika yang diperkirakan melambat.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Juni dan Juli akan mengalami kenaikan. "Perkiraan BI, inflasi baru akan turun pada bulan Agustus sampai Desember," katanya.
Secara teknikal, Lanjar bilang IHSG masih bergerak dalam keadaan bearish."Indikator stochastic dan RSI masih bearish di area overbought," ujar Lanjar. Ia memperkirakan IHSG selama sepekan ke depan akan cenderung melemah dan bergerak pada kisaran 4.834-4.986.
David menduga IHSG selama sepekan ke depan akan turun dan bergerak pada rentang 4.850-5.050
Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2% ke level 143,37. Sepanjang pekan ini Bursa Asia telah naik 1,13%.
Kepala Riset First Asia Capital, David Natanael Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG selama sepekan masih flat. Pasalnya data-data ekonomi yang sudah dirilis menunjukkan perekonomian Indonesia masih lemah. Seperti data defisit neraca perdagangan April sebesar US$ 1,96 miliar dan data inflasi Mei yang naik 0,16%.
Sementara dari luar, keputusan Bank Central Eropa (ECB) untuk memangkas tingkat suku bunga di Eropa dapat menyebabkan tiga kemungkinan. Pertama, perputaran uang akan tetap terjadi di Eropa dalam bentuk investasi fisik. Kedua, investor bisa memindahkan uangnya ke bursa Amerika dan ketiga ke emerging market. "Kalau ke emerging market tentu menjadi sentimen positif bagi IHSG," kata David.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat mengatakan pergerakan IHSG cederung sepi di akhir pekan. Hal ini lantaran investor telah menunggu rilis data nonfarm payroll bulan Mei dari Amerika yang diperkirakan melambat.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi bulan Juni dan Juli akan mengalami kenaikan. "Perkiraan BI, inflasi baru akan turun pada bulan Agustus sampai Desember," katanya.
Secara teknikal, Lanjar bilang IHSG masih bergerak dalam keadaan bearish."Indikator stochastic dan RSI masih bearish di area overbought," ujar Lanjar. Ia memperkirakan IHSG selama sepekan ke depan akan cenderung melemah dan bergerak pada kisaran 4.834-4.986.
David menduga IHSG selama sepekan ke depan akan turun dan bergerak pada rentang 4.850-5.050
Editor: Uji Agung Santosa
Komentar
Posting Komentar