Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 26 Juni 2014 (HEDGING starts)

JAKARTA. Prospek rupiah masih meredup. Kemarin, kurs tengah Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, rupiah terus melemah dan menyentuh level Rp 12.027 per dollar AS. Di pasar spot, rupiah terkoreksi 0,84% menjadi Rp 12.090 per dollar AS. Dalam setahun, rupiah anjlok 21,88%.

Kejatuhan rupiah turut menghimpit emiten di pasar modal domestik. Jika di kuartal pertama banyak emiten mencatatkan untung kurs, kondisi sebaliknya bakal terjadi di kuartal kedua dan kuartal ketiga. Pelemahan rupiah bisa menyebabkan emiten menelan rugi selisih kurs.

Berdasarkan wawancara KONTAN dengan sejumlah analis pasar modal, ada beberapa perusahaan yang bisa terpapar pelemahan rupiah. Misalnya, perusahaan yang memiliki utang dollar AS, antara lain Indofood Sukses Makmur (INDF), Alam Sutera Realty (ASRI) dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). "Emiten yang punya utang dollar AS bisa melakukan efisiensi biaya," imbuh Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya.

Kemudian, perusahaan yang sebagian besar bahan bakunya impor ikut terkena imbas. Contohnya Kalbe Farma (KLBF). Emiten yang meraih pendapatan dan biaya dalam dollar AS, tapi mencatatkan laporan keuangan dalam rupiah juga tak luput dari ancaman rugi kurs. Emiten ini semisal Aneka Tambang (ANTM).

Kepala Riset Henan Putihrai Ibnu Anjar Widodo memprediksi, rugi selisih kurs emiten di kuartal kedua tahun ini tak berdampak signifikan. Sebab, rupiah baru melemah mulai Juni. Dia melihat, rugi selisih kurs akan berefek signifikan ke laporan keuangan kuartal ketiga. Sebab, rupiah berpotensi menyentuh Rp 13.000 per dollar di periode ini. "Rugi selisih kurs bakal terasa jika pelemahan rupiah sampai kuartal ketiga," ungkap Ibnu.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo memperkirakan, rupiah bisa tertekan hingga akhir tahun ini. Jika rupiah melemah melewati batas psikologis Rp 12.000, potensi koreksinya bisa mencapai Rp 13.000 hingga Rp 14.500.

Emiten tak tinggal diam. Demi mencegah rugi kurs, manajemen ASRI melakukan lindung nilai atau hedging. Porsi utang dollar AS yang di-hedging melebihi 80%. Sekretaris Perusahaan ASRI Hendra Kurniawan bilang, hedging di atas Rp 12.000. "Ada yang di posisi Rp 12.500, ada yang
Rp 13.000," ucap dia.

Indosat (ISAT) juga punya strategi mengurangi efek fluktuasi rupiah, yakni berniat refinancing obligasi dollar AS sebesar US$ 650 juta. Di situ, ISAT akan mengonversi 75% utang itu menjadi rupiah. ISAT berencana menerbitkan obligasi ini di kuartal II 2015.

http://investasi.kontan.co.id/news/pelemahan-rupiah-menghantui-emiten




Sumber : KONTAN.CO.ID


 JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada transaksi pagi ini (26/6). Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,27% menjadi 4.851,84.

Ada 152 saham yang bergerak positif. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 85 saham dan 63 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,047 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,295 triliun.

Secara sektoral, ada tujuh sektor yang mendaki. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor keuangan yang naik 0,57%, sektor pertambangan naik 0,49%, dan sektor konstruksi naik 0,36%.

Saham-saham LQ 45 yang berada di posisi top gainers di antaranya: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,06% menjadi Rp 1.180, PT Express Transindo Tbk (TAXI) naik 2,5% menjadi Rp 1.230, dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) naik 1,94% menjadi Rp 4.995.

Sementara, saham-saham LQ 45 yang berada di posisi top losers di antaranya: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 1,55% menjadi Rp 4.460, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 1,1% menjadi Rp 27.000, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 0,9% menjadi Rp 1.645.

http://investasi.kontan.co.id/news/sesi-i-adro-mendaki-paling-tinggi-di-indeks-lq-45




Sumber : KONTAN.CO.ID


Bisnis.com, JAKARTA - Sinarmas Sekuritas memprediksikan pada perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2014), indeks diprediksi bergerak mixed pada level 4.815-4.863 dengan saham yang dapat diperhatikan antara lain LSIP, BBRI, ITMG, dan KLBF.

Source : Bisnis Indonesia (26/6/2014)
Editor : Nurbaiti

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) saat penutupan perdagangan Rabu (25/6/2014) terkoreksi 23,26 poin atau 0,48% ke level 4.838,98.
Pada Rabu, indeks bergerak pada kisaran 4.838,98 hingga 4.875,02. Dari 496 saham yang diperdagangkan, sebanyak 82 saham menguat, 193 saham melemah, dan 221 saham stagnan.
Dari 9 sektor yang ada, hanya sektor pertanian yang menguat, yakni sebesar 0,78%, sedangkan sisanya kompak melemah. Sektor properti dan real estat terkoreksi 1,56%, tertajam dibandingkan sektor lainnya.
Pada saat yang sama indeks Bisnis 27 juga melemah 0,69% atau 2,9 poin ke level 418,08. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terkoreksi 0,84% ke level Rp12.090/US$.


Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak di kisaran 4.815-4.863 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/6/2014).
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai IHSG masih berpotensi turun pada perdagangan hari ini.
"Pola Bearish Engulfing terbentuk atas IDX mengindikasikan munculnya tekanan jual," ujarnya dalam riset, Kamis (26/6/2014).
Adapun sejumlah saham yang layak diperhatikan pada hari ini adalah:
  • TBIG 7850-8175 (TP 2014F:9300) Pola Two White Soldiers terbentuk atas TBIG mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 7975.
  • LSIP 2248-2375 (TP 2014F:2755) Pola Two White Soldiers terbentuk atas LSIP mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 2330.
  • SIMP 990-1060 (TP 2014F:1100) Pola Two White Soldiers terbentuk atas SIMP mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 1025.
  • BBRI 9950-10225 (TP 2014F:11500) Pola Two White Soldiers terbentuk atas BBRI mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 10050.
  • ITMG 26700-27800 (TP 2014F:31300) Pola Long Legged Doji terbentuk atas ITMG mengindikasikan melambatnya aksi beli. BUY 27275.
  • SMGR 14900-15075 (TP 2014F:18000) Pola Dragonfly Doji terbentuk atas SMGR mengindikasikan melambatnya aksi beli. BUY 14975.
  • AALI 28600-29775 (TP 2014F:32500) Pola Two White Soldiers terbentuk atas AALI mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 28975.
  • AKRA 4490-4585 (TP 2014F:5160) Pola Hammer terbentuk atas AKRA mengindikasikan melambatnya aksi beli. BUY 4520.
  • TLKM 2420-2500 (TP 2014F:2700) Pola Black Candle terbentuk atas TLKM mengindikasikan munculnya profit taking. BOW 2435.
  • ASII 7100-7325 (TP 2014F:7950) Pola Black Marubozu terbentuk atas ASII mengindikasikan munculnya profit taking.  BOW 7150.
  • UNTR 22600-23150 (TP 2014F:23600) Pola Homing Pigeon terbentuk atas UNTR mengindikasikan munculnya profit taking. BOW 22850.
  • JSMR 5925-6125 (TP 2014F:6400) Pola Hammer terbentuk atas JSMR mengindikasikan munculnya aksi beli. BUY 5975.
  • INDF 6700-6850 (TP 2014F:8000) Pola Black Closing Marubozu terbentuk atas INDF mengindikasikan munculnya profit taking. BOW 6725.
  • BMRI 9625-9875 (TP 2014F:10500) Pola Long Legged Doji terbentuk atas BMRI mengindikasikan munculnya profit taking. BOW 9700.

Editor : Nurbaiti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk