Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 28 Mar 2016

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh semakin dalam di akhir sesi I, Senin (28/3). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat merosot 1,22% menjadi 4.768,14.
Sementara itu, kinerja indeks terpukul oleh penurunan 210 saham. Sedangkan jumlah saham yang naik hanya sebanyak 57 saham dan 69 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi siang ini melibatkan 2,124 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,891 triliun.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang menghijau. Tiga sektor dengan penurunan terdalam di antaranya: sektor industri dasar turun 1,53%, sektor industri lain-lain turun 1,53%, dan sektor manufaktur turun 1,44%.
Saham-saham penghuni top losers indeks LQ 45 siang ini di antaranya: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 5,09% menjadi Rp 1.025, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,23% menjadi Rp 2.095, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,92% menjadi Rp 17.475.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45 yaitu: PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 1,2% menjadi Rp 1.680, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 0,76% menjadi Rp 665, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 0,65% menjadi Rp 3.120.
Bursa emerging juga tertekan
Penurunan IHSG pada siang hari ini sejalan dengan pergerakan bursa emerging. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.10 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Market turun 0,1% menjadi 811,99.
Sejumlah market di kawasan regional ditutup karena merayakan Paskah. Menurut Macquarie Bank Ltd, volume transaksi perdagangan masih relatif sepi akibat banyaknya pasar yang tutup.
Selain itu, faktor lain yang juga memberikan sentimen negatif ke pasar saham adalah prediksi hawkish mengenai suku bunga The Fed.
"Muncul kecemasan akan kemungkinan kenaikan suku bunga AS di emerging market. Kenaikan Fed Rate akan semakin memperkuat posisi dollar AS dan mendorong arus dana keluar dari negara-negara berkembang," jelas Komsorn Prakobphol, senior investment strategist Tisco Financial Group Plc.
.... siap lah :) 




Editor Barratut Taqiyyah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒