Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 12 Okt 2016

JAKARTA - Bursa saham Indonesia masih melemah karena ramainya aksi jual. Siang ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 3,73 poin atau 0,1 persen ke 5.378,27.
Menutup perdagangan sesi I, telah terjadi transaksi sebesar Rp2,29 triliun dari 3,39 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Indeks LQ45 turun 1,03 poin atau 0,1 persen menjadi 923.61, Jakarta Islamic Index (JII) turun 0,57 poin atau 0,1 persen menjadi 740.22, indeks IDX30 turun 0,52 poin atau 0,1 persen menjadi 499.27 dan indeks MNC36 turun 0,55 poin atau 0,2 persen ke 305.46.
Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas berada di zona merah, dengan sektor perkebunan memimpin pelemahan turun 0,6 persen. Sementara sektor pertambangan naik 0,7 persen.
Sementara itu, bursa asia terserang sentimen negatif. Di mana, indeks Nikkei turun 123 poin atau 0,7 persen ke 16.902, indeks Hang Seng turun 236 poin atau 1 persen ke 23.314, dan Strait Time Index (STI) turun 25 atau 0,9 persen ke 2.831.
Adapun saham-saham yang berada di jajaran top gainers, antara lain saham PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) naik Rp250 atau 9,9 persen ke Rp2770, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik Rp150 atau 1.5 persen ke Rp9.950 dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik
Rp125 atau 1 persen ke Rp12.075.
Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp650 atau 0,1 persen menjadi Rp63.850, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun Rp250 atau 1,6 persen menjadi Rp15.550 dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp250 atau 0,6 persen menjadi Rp45.000.
(rzy)




JAKARTA. Pergerakan Jakarta Islamic Index (JII) terpantau melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (12/10/2016).

Indeks syariah dibuka turun 0,29% atau 2,12 poin ke level 738,67 dan melemah 0,53% atau 3,89 poin ke 736,90Â  pada pkl. 09.32 WIB.

Pelemahan JII sejalan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang melemah 0,31% atau 16,79 poin ke level 5.365,20.

Sebanyak 7 saham syariah menguat, 18 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 30 saham syariah yang diperdagangkan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang merosot 1,16% dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang turun 0,48% menjadi penekan utama terhadap pelemahan JII pada awal perdagangan hari ini.

Sepanjang pagi ini, JII bergerak di kisaran 734,58 - 738,90.

 

Saham-saham syariah yang melemah pagi ini:

UNVR

-1,16%


TLKM

-0,48%


UNTR

-1,93%


ICBP

-0,51%


 

Saham-saham syariah yang menguat pagi ini:

ASII

+0,30%


INCO

+1,84%


PWON

+1,50%


LPPF

+0,42%



Sumber: Bloomberg

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak ke zona merah pada transaksi perdagangan hari ini (12/10). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat turun 0,38% menjadi 5.361,9.

Ada 100 saham yang turun membuat kinerja indeks melempem. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 68 saham dan 60 saham lainnya tak berubah posisi.

Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 620,282 juta saham dengan nilai transaksi Rp 415,258 miliar.

Sementara itu, terdapat tujuh sektor yang tertekan. Adapun tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor barang konsumen yang turun 0,64%, sektor perdagangan turun 0,66%, dan sektor konstruksi turun 0,39%.

Saham-saham penghuni top losers indeks LQ45 pagi ini antara lain: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 2,29% menjadi Rp 855, PT Matahari Putra Prima Tbk (LPPF) turun 2,16% menjadi Rp 1.810, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,8% menjadi Rp 19.100.

Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45, ditempati oleh saham-saham: PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 3,01% menjadi Rp 855, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,47% menjadi Rp 2.760, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 0,86% menjadi Rp 11.775.

Menurut Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim, indeks bergerak menurut seiring masih berlanjutnya aksi jual oleh investor asing. Sekadar informasi, di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 20,9 miliar.

Sentimen lainnya adalah penguatan dollar AS di tengah kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada akhir tahun ini. "Faktor ini masih menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia," imbuhnya.

Asia pun memerah

Bursa Asia juga terlihat tak bertenaga. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.22 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4%.

Dua sektor yang menggerus bursa regional di antaranya sektor bahan baku dan properti.

Sementara itu, data CNBC menunjukkan, indeks Kospi dibuka dengan penurunan 0,14%. Salah satu saham yang memberatkan kinerja indeks Kospi adalah Samsung Electronics yang tertekan lebih dari 2%.

Sedangkan indeks ASX 200 Australia turun 0,81%. Sektor dengan penurunan terdalam di antaranya sektor energi yang turun 1,34% dan sektor bahan baku yang anjlok 2,24%.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,78%.

Analis menilai, pelaku pasar masih terus menanti rilis hasil resume rapat The Federal Open Market Committee pada pertemuan September lalu. Diprediksi, hasil rapat menunjukkan adanya perbedaan pendapat di antara anggota The Fed.

http://investasi.kontan.co.id/news/ihsg-pagi-tertekan-akibat-aksi-jual-asing




Sumber : KONTAN.CO.ID


JAKARTA kontan. Setelah menyusut selama empat hari berturut-turut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kemarin (11/10) menguat 0,39% menjadi 5.382. Namun, investor asing kemarin mencatatkan penjualan bersih atau net sell senilai Rp 207,39 miliar.
Analis Lautandhana Securindo Krishna Setiawan menilai, sentimen di pasar cenderung negatif. Maka itu, cukup mengejutkan apabila IHSG bisa menguat kemarin. Apalagi bursa regional Asia kompak melemah, ditambah harga minyak dan batubara cenderung terkoreksi.
Selain itu, ada berita soal pembatalan pembangunan pabrik milik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rembang, Jawa Tengah, oleh Mahkamah Agung. "Makanya saham SMGR turun cukup dalam, yaitu 2,91%," kata Krishna kepada KONTAN, Selasa (11/10).
Krishna memprediksi indeks saham hari ini (12/10) cenderung turun di rentang 5.345–5.400. Belum ada sentimen positif yang bisa mendorong IHSG ke zona hijau. Ia juga khawatir saham pertambangan turun karena kenaikannya sudah terlalu tinggi.
Sementara analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe optimistis IHSG menguat di kisaran 5.300–5.400. "Investor masih menunggu rilis laporan keuangan emiten kuartal III," ujar dia.

kontan: JAKARTA. Realisasi perolehan dana tax amnesty periode Juli-September memang mendekati Rp 100 triliun. Tapi, aktivitas transaksi pasar modal masih terlihat relatif stagnan. Belum terlihat adanya dana dari program ini yang masuk kepasar modal.
Per Juli, volume transaksi tercatat sebanyak 6,73 miliar saham dengan frekuensi dan nilai transaksi masing-masing 301.000 kali dan Rp 8,04 triliun. Bandingkan dengan periode September. Volumenya tercatat 7,64 miliar saham. Frekuensinya sebanyak 252.000 kali. Malah nilai transaksinya lebih kecil, Rp 7,52 triliun.
"Ini juga ada kaitannya dengan komposisi dana dari deklarasi dan repatriasi. Repatriasi lebih kecil," jelas Kepala Riset Millenium Danatama Sekuritas Parningotan Julio kepada KONTAN, Selasa (11/10).
Asal tahu saja, Jumlah nilai pernyataan harta yang disampaikan para wajib pajak dalam program amnesti pajak (tax amnesty) hingga Senin sore mencapai Rp3.812 triliun.
Dari angka tersebut, nilai repatriasi harta terpantau mencapai Rp142 triliun atau sekitar 14,2% dari target Rp1.000 triliun, sementara sisanya adalah deklarasi harta dari luar negeri maupun dalam negeri.
Pergerakan nilai pernyataan harta berjalan lambat dengan kenaikan sebesar Rp4 triliun dibandingkan Jumat (7/10) pukul 18.01 WIB yang mencapai Rp 3,808 triliun.
Merujuk data statistik amnesti pajak yang dilansir laman resmi Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, harta yang dilaporkan itu mayoritas bersumber dari deklarasi harta bersih dalam negeri (70,57%), diikuti oleh deklarasi harta bersih luar negeri (25,68%), dan repatriasi aset dari luar negeri (3,72%).
Berdasarkan angka deklarasi dan repatriasi itu, jumlah penerimaan uang tebusan amnesti pajak mencapai Rp97,3 triliun, atau sekitar 58,9% dari target penerimaan uang tebusan sebesar Rp165 triliun hingga akhir program pada Maret 2017 mendatang.
Dana dari pengenaan tarif atas deklarasi merupakan dana yang selama ini menang tersedia di dalam negeri. Beda dengan repatriasi yang memang dari awal sudah mengendap diluar negeri lalu dibwa masuk ke dalam negeri.
"Jadi logikanya, kenapa harus masuk ke pasar orang selama ini dananya ada di dalam negeri kok," ujar Parningotan.
Memang ada kemungkinan jika dana-dana tersebut masuk ke pasar modal. Tapi, ini juga butuh proses dan waktu. Tidak serta-merta dana tersebut masuk ke pasar modal.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada sependapat. Malah, sejak awal ia tidak yakin dana hasil tax amnesty bisa cepat masuk ke pasar modal. Ini kenapa ia memiliki target IHSG konservatif, 5.500 hingga akhir tahun yang murni tercapai karena kondisi makro tanpa memasukkan faktor tax amnesty.
Menurutnya, dana hasil tax amnesty sejauh ini masuk ke rekening di masing-masing bank persepsi. Sudah, mengendap di situ untuk sementara waktu.
"Ketika masuk ke rekening itu, kan, belum tentu juga si pemilik dana langsung memutuskan atau memerintahkan dananya diputar di pasar modal," ujar Reza. "Ya, tapi disisi lain langkah OJK dan BEI memberikan banyak insentif selama tax amnesty juga patut diapresiasi," imbuhnya.
Atau, ada skenario kedua. Dana tersebut akhirnya digunakan untuk membeli produk reksadana. Memang, pada akhirnya manajer investasi akan memutarnya ke pasar modal. Tapi menurut Reza, perputarannya juga tidak seberapa cepat sehingga kurang signifikan menggerakkan indeks.
Atau misalnya para konglomerat yang repatriasi. Setelah repatriasi, konglomerat tersebut menggunakan duitnya untuk menambah porsi kepemilikan saham perusahaan miliknya sendiri.
"Misal Sinarmas, duitnya digunakan untuk menambah kepemilikan BSDE. Sudah disitu saja, enggak untuk trading juga, kan," pungkas Reza.
Kendati demikian, ia tetap optimistis jika pada akhirnya tax amnesty bisa menggerakkan indeks lebih lincah. Jika benar efeknya besar, bukan hal yang mustahil indeks mendekati level 6.000.

Bisnis.com, JAKARTA-- PT OSO Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (12/10/2016) bergerak tertekan dengan kecenderungan menguat terbatas.
Riset OSO Securities memaparkan, secara teknikal, terbentuknya candle hammer mengindikasikan sinyal bullish. Indikator stochastic oscillator masih bearish, sementara RSI sudah mulai menguat.
"Kami perkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5.350-5.415. Beberapa saham yang bisa diperhatikan diantaranya PWON, SCMA, ASII, dan INCO," katanya dalam riset
Kemarin,  IHSG ditutup menguat pada 0,39% ke level 5.381,99. Mayoritas indeks sektoral berada di zona hijau, sektor pertambangan dan konsumer memimpin penguatan dengan masing-masing naik sebesar 1,79% dan 1,10%. Penguatan yang terjadi pada sektor pertambangan sejalan dengan naiknya harga komoditas minyak.
Selain itu, tumbuhnya indeks penjualan ritel Indonesia pada bulan Agustus sebesar 14,4% dari bulan sebelumnya 6,7% juga ikut menjadi katalis positif pada sesi akhir perdagangan kemarin. Pertumbuhan penjualan ritel tersebut terutama terjadi pada penjualan makanan dan non makanan seperti suku cadang dan aksesoris.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat semakin membaik ditengah inflasi yang relatif rendah. Namun, kekhawatiran pelaku pasar terhadap kenaikan Fed Fund Rate  pada akhir tahun ini nampaknya masih cukup tinggi sehingga pergerakan saham cukup terbatas.
Bisnis.com, JAKARTA-- PT Asjaya Indosurya Securities memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (12/10/2016) kembali menguji level support 5.336.
Analis Asjaya Indosurya William Surya Wijaya mengatakan kondisi IHSG hari ini diprediksi kembali menguji support level 5.336. Adapun, target resistance saat ini berada pada level 5.488 yang perlu digapai untuk memperkuat pola kenaikan IHSG.
Dia menilai,  rilis kinerja emiten kuartal III akan memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG dalam beberapa waktu mendatang, ditambah fluktuasi harga komoditas.
"Selalu manfaatkan peluang melakukan akumulasi pembelian di saat terjadi koreksi wajar, hari ini IHSG berpotensi menguat," katanya dalam riset.
Dia merekomendasikan sejumlah saham pada perdagangan hari ini,  yakni  JSMR, PGAS, BBNI, BBCA, UNVR, TLKM, INDF, EXCL, dan HMSP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒