Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 13-17 / 24 Okt 2016 (aDA aPA dENGAN iHSG)


simak 5 bentuk lingkaran oval merah mudah @ grafik tren ihsg: yang paling kiri s/d paling kanan, sbb: (ketentuan: garis kurva warna IJO, yaitu sma 50d; indikator tren bullish/bearish jangka menengah; warna PINK yaitu sma 20d: indikator tren jangka pendek)
tampak yang paling kiri tren IJO saat MEMOTONG TREN pink sehingga kemudian berada di bawah tren PINK : maka terjadi kenaekan tren ihsg
berikutnya, yang tengah kiri: saat IJO memotong naek di atas PINK, maka tren ihsg turun s/d stagnan (datar)
lalu, yang tengah kanan: IJO kembali memotong NAEK di atas PINK, maka tren ihsg naek, cukup lama / panjang s/d akhirnya tren IJO kembali agak naek di atas PINK
saat IJO sedikit di atas pink, maka tren ihsg cenderung stagnan atawa fluktuatif
TERAKHIR: mulai terjadi gejala tren IJO akan memotong tren PINK ke bawah garis kurva tren PINK lage, maka ada ekspektasi kemungkinan terjadi penguatan tren ihsg lage, walo maseh tetap terbatas JANGKA PENDEK (sma 20d), n sedikit kemungkinan JANGKA MENENGAH (sma 50d, s/d Desember 2016)
Well, liat aza :)
another trending graph gave me the picture of positive expectation on the reversal. it's possible the following explanation could give me the reason behind the trend: 

After a decline or long black candlestick, a doji indicates that selling pressure may be diminishing and the downtrend could be nearing an end. Even though the bears are starting to lose control of the decline, further strength is required to confirm any reversal. Bullish confirmation could come from a gap up, long white candlestick or advance above the long black candlestick's open. After a long black candlestick and doji, traders should be on the alert for a potential morning doji star.
...  the trend of IHSG seems to follow the above explanation, except that the picture is different from the textbook graph of LONG BLACK CANDLE + DOJI, check them yourselves: 
let's see the red arrow pointing down in the graph of IHSG, which was indicating the downtrend ... then the DOJI happened after the downtred ... even there is different process of the long black candle + doji, but the background of downtrend of IHSG mimics the process explanation of the candlestick pattern
it gave me the positive expectation of the reversal of the downtrend in the coming weeks
let's c :)




Kita tentu masih mengingat bagaimana dalam hitungan menit, IHSG melonjak drastis setelah Joko Widodo yang kala itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta memutuskan maju sebagai calon Presiden RI.
Selepas jeda siang pada awal 2013, tepatnya pada Jumat (14/3), salah satu pojok ruang di PT Bursa Efek Indonesia terlihat sepi, yang tampak hanya pria paruh
baya memandang dua monitor perdagangan saham yang tak terlalu bergairah.
Di sekitarnya, ada dua pria lain sibuk dengan komputer masing-masing. Menjelang penutupan perdagangan saham, tepatnya sekitar pukul 15.00 WIB, tiba-tiba volume suara televisi di ruangan tersebut diperbesar.
Ternyata ada berita Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, yang mengikrarkan diri sebagai calon Presiden RI periode 2014-2019. Sontak suasana ruangan itu berubah hiruk pikuk. Segala jenis komentar bermunculan mulai dari dukungan hingga kritikan terhadap keputusan Jokowi tersebut.
Pria paruh baya itu kembali memantau monitornya. Dia kaget, IHSG meroket. Dua pria lain ikut berkumpul di sekitar monitor itu dan memandang takjub melihat pergerakan IHSG. Mereka pun menghitung: “4.789, 4.800, 4.813...” dan pada akhirnya IHSG ditutup pada level 4.878,64, naik 3,23% hanya dalam waktu kurang dari sejam.
Beberapa analis yang dimintai pendapatnya kala itu menilai pasar menyambut baik keputusan tersebut, walaupun ada juga yang menganggap faktor Jokowi hanya kebetulan saja mengangkat IHSG.
Hal ini mengingat sejak pagi telah terjadi capital inflow mencapai Rp6 triliun di bursa saham. Toh, sah-sah saja anggapan seperti itu. Dua tahun berselang, Jokowi Effect, begitu banyak orang menyebut momen tersebut, ternyata belum mampu mengerek kembali IHSG. Tercatat, indeks hanya berhasil naik 7,32% setelah Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
IHSG sempat menyentuh level terendah 4.120,50 pada 28 September 2015 dan tertinggi 5.523,29 pada 7 April 2015. Jika dihitung dari level terendah pada periode tersebut, IHSG berhasil menguat 31,28%. 
Apabila dibandingkan dengan periode kedua presiden Susilo Bambang Yudhoyono, IHSG dalam dua tahun menguat 44,78% dari 2.502,21 ke level 3.622,77.
Namun, kurang fair apabila membandingkan keduanya. Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, tipisnya pertumbuhan IHSG selama dua tahun terakhir terjadi lantaran perekonomian global belum stabil.
Jokowi, lanjutnya, mendapatkan warisan pertumbuhan ekonomi yang terus merosot dari pemerintahan sebelumnya.
“Jokowi sudah bisa menghentikan penurunan meski belum membuat kondisi lebih baik. IHSG cenderung flat, ke depan setelah ada Sri Mulyani, saya jadi berani memandang lebih bagus,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (19/10).
Tak tanggung-tanggung, Satrio memperkirakan IHSG dapat menembus level 7.000 dalam tiga tahun ke depan. Secara teknikal, level 7.000 menjadi resistance IHSG dengan kondisi yang volatile.
Saat ini, sambungnya, pemerintah masih mencoba melakukan berbagai penyesuaian di berbagai sektor untuk memacu perekonomian. Masuknya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, membuat penyusunan APBN lebih realistis antara harapan dan kenyataan.
GENJOT INFRASTRUKTUR
Pemerintah menggenjot sektor infrastruktur tanpa menambah beban utang secara berlebihan. Harapan penyematan investment grade oleh Standard and Poor’s diproyeksi membuat kupon bunga obligasi negara semakin ringan.
Saham-saham sektor infrastruktur dan consumer goods akan menjadi incaran saat pertumbuhan ekonomi membaik. Saham sektor semen, investasi,
properti, hingga manufaktur, bakal memperoleh sentimen positif lantaran moncernya ekonomi ke depan.
Pada kesempatan terpisah, Investment Specialist PT BNI Asset Management Akuntino Mandhany menuturkan penguatan tipis IHSG selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK terjadi lantaran kondisi ekonomi domestik dan global yang belum membaik.
Pasar saham yang belum positif akibat masih tertekannya kinerja emiten. Pendapatan perusahaan tertekan lantaran perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan global.
“Tahun ini agak naik, terbantu oleh tax amnesty. Tetapi secara fundamental masih belum kuat,” tuturnya.
Pemerintah dinilai belum mengubah struktur perekonomian secara radikal, berbeda dengan India yang mengalami perubahan pemerintahan dan melakukan perubahan secara besar-besaran.
Meski belum mengubah struktur ekonomi, lanjutnya, pemerintah telah memberikan dasar bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan. IHSG diproyeksi tumbuh kencang apabila perekonomian kembali melaju positif. Mari nantikan: Jokowi Effect Jilid II.

Bisnis.com, JAKARTA- KGI Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan pada perdagangan pekan depan bergerak di kisaran support 5.310-5.240-5.130, dan resisten 5.410-5.470-5.525-5.600.
 “Koreksi IHSG selesai, waktunya rebound,” kata Senior Research KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko dalam risetnya.
Dikemukakan walaupun selama seminggu IHSG mengalami koreksi akibat kegagalan menembus resisten 5.410, keadaan jenuh jual menahan kejatuhan lebih lanjut.
Kondisi tersebut, ujarnya, akan memicu kembalinya ‘kaum banteng’ untuk melakukan bargain hunting di saham big cap index drivers dan lapis dua.
“Sehingga potensi untuk terjadi perubahan tren jangka pendek ke atas dapat terjadi, dengan misi kembali ke resisten awal di 5.410,” kata Yuganur.
KGI merekomendasikan untuk mengakumulasi secara lebih intensif.
KGI merekomendasikan saham berikut:
  • Bank Mandiri (BMRI)
Trading target Rp11.460
Secara teknikal pattern perbaikan short dan medium term tren di emiten big cap perbankan ini membuatnya menarik untuk di akumulasi melihat kinerja ekspektasi earnings kedepan di 2016-2017 dengan skenario kenaikan berikutnya menuju resistance psikologis di Rp11.600-Rp11.800
 Entry (1) Rp11.275, Entry (2) Rp11.075, Cut loss point: Rp10.950
  • Adaro Energy (ADRO)
Trading target Rp1.560
Harga komoditas yang mulai bottoming di low 10 tahun terakhir dan valuasi sektor yang cukup murah setelah tertekan sekian lama membuat emiten tambang ini menarik untuk di akumulasi jangka medium term, rekomen akumulasi untuk potensi kenaikan berikutnya ke Rp1.560.
Entry (1) Rp1.400, Entry (2) Rp1.375, Cut loss point Rp1.295
  • Tiga Pilar (AISA)
Trading target Rp2.125-Rp2.175
Secara teknikal perbaikan short dan medium term emiten small cap konsumer ini dapat  digunakan sebagai akumulasi untuk kontinuasi kenaikan short dan medium term berikutnya ke Rp2.125-Rp2.175
Entry (1) Rp2.020, Entry (2) Rp1.990, Cut loss point: Rp1.920
  • Waskita Beton (WTON)
BUY. Trading target Rp935-Rp950
Pattern perbaikan momentum dalam short dan medium emiten konstruksi BUMN ini dapat digunakan sebagai trading opportunity mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya ke resisten psikologis Rp925-Rp950.
Entry (1) Rp895, Entry (2) Rp885, cut loss point Rp865


Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan berhasil menguat tertinggi di kawasan regional Asia Pasifik 1,11% seiring pelantikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, menyusul bursa Thailand yang menguat 4,59%.
Alfred Nainggolan, Analis PT Koneksi Kapital, menilai penguatan IHSG telah menguat sejak sesi I perdagangan. Meski akhirnya harus menyerah pada zona merah pada paruh pertama perdagangan akhir pekan.
Pola transaksi itu terjadi dalam tiga hari terakhir. Namun, akhir pekan IHSG menguat signifikan mengikuti bursa regional yang juga berbalik arah ke zona hijau setelah rilis indeks harga konsumen dan produsen di China.
"Beberapa hari terakhir, pelaku pasar menunggu momentum rebound. Begitu pasar regional terkonfirmasi, akhirnya IHSG menunjukkan penguatan karena domestik sudah bagus," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (14/10/2016).
Pada perdagangan akhir pekan, IHSG ditutup menguat 1,11% sebesar 59,48 poin ke level 5.399,88. IHSG berhasil menguat 0,42% sebesar 22,73 poin dalam sepekan.
Tren penguatan akhir pekan ini terjadi setelah proses pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM.
Tercatat, IHSG menguat 1,07% pada perdagangan sesi II Jumat (14/10/2016), setelah terjadi pelantikan Jonan dan Arcandra. Penguatan itu menjadi angin segar setelah lantai bursa dalam sepekan terus tertekan.
Penguatan IHSG terjadi seiring menghijaunya mayoritas lantai bursa Asia Pasifik. IHSG tercatat masih menjadi jawara penguatan tertinggi di antara bursa dunia 17,57% sejak awal tahun.
Saat bersamaan, nilai tukar rupiah juga terapresiasi 0,31% sebesar 40 poin ke level Rp13.033 per dolar AS. Namun, kurs rupiah melemah 0,34% sebesar 44 poin dari akhir pekan lalu Rp12.989 per dolar AS.
Investor asing masih melanjutkan tren pelepasan portofolio dengan capaian net sell Rp615,77 miliar pada akhir pekan. Meski tertolong oleh aksi crossing saham PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) pada awal pekan, capaian net sell masih tinggi senilai Rp751,4 miliar sepekan.
Aksi jual bersih oleh investor asing pekan ini membuat capaian net buy kian menipis menjadi Rp33,14 triliun. Investor asing telah bertransaksi di lantai bursa Rp533,3 triliun sepanjang tahun berjalan.
Alfred menilai rilis data ekonomi China membuat faktor tekanan terhadap bursa regional mereda. Pelaku pasar global kini hanya menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan.
IHSG tercatat menguat tertinggi di kawasan, di bawah Thailand. Memang, tekanan terhadap IHSG telah terjadi sejak awal Oktober. Sehingga, pelaku pasar menanti momentum rebound.
"Ketika pelaku pasar sedang mewacanakan investment grade dari Standard and Poor's, pasar masih negatif. Pasar mencari momentum, tetapi penguatan kemarin masih rapuh," tuturnya.
Dia menilai, pelaku pasar seharusnya mengambil posisi wait and see, terutama lantaran rilis laporan keuangan emiten belum dipublikasikan seluruhnya. Kemungkinannya, pekan depan IHSG masih akan terkoreksi kembali.
Kinerja sejumlah emiten perbankan yang telah merilis laporan keuangan belum menunjukkan kejutan. Bank Indonesia telah meramalkan pertumbuhan kredit hingga kuartal III/2016 hanya akan mencapai 6%-7% year-on-year.
Akhirnya, pergerakan IHSG pada pekan depan masih akan menunggu rilis kinerja emiten. IHSG diproyeksi bergerak sideways seiring menunggu keputusan The Fed.


JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona positif pada transaksi perdagangan akhir pekan ini (14/10). Mengutip data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat naik 0,16% menjadi 5.348,05. Kendati demikian, indeks sempat terpeleset ke zona merah di awal transaksi.
Ada 111 saham yang melaju. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 50 saham dan 63 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 351,731 juta saham dengan nilai transaksi Rp 349,337 miliar.
Sementara itu, tujuh sektor kompak menghijau. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor pertambangan naik 0,6%, sektor industri lain-lain naik 0,35%, dan sektor infrastruktur naik 0,27%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers pagi ini antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 2,24% menjadi Rp 1.825, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 1,67% menjadi Rp 486, dan PT Siloam International Tbk (SILO) naik 1,64% menjadi Rp 10.875.
Adapun posisi top losers indeks LQ 45 ditempati oleh saham-saham: PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 1,87% menjadi Rp 2.620, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 1,45% menjadi Rp 680, dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,35% menjadi Rp 3.660.
Pagi ini, investor asing masih terlihat melakukan aksi jual saham-saham Indonesia. Di seluruh market nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 31,1 miliar. Sedangkan di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 519,2 miliar.
Bursa Asia liar
Sedangkan bursa Asia tampak bergerak liar pada transaksi akhir pekan (14/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.54 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%.
Sedangkan data CNBC menunjukkan, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,13%. Sedangkan indeks Topix naik 0,14%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,5% pada awal transaksi perdagangan.
Sementara, indeks ASX 200 Australia diberdagangkan flat di kisaran 5.437,70 setelah dibuka naik. Sektor energi dan bahan baku menggerus kinerja indeks dengan penurunan masing-masing 0,53% dan 0,93%.
Saham-saham tambang di Australia melorot. Sebut saja saham Rio Tinto yang turun 1,88%, Fortescue turun 1,84%, dan BHP Billiton turun 1,8%.
"Dengan tidak adanya kabar berita terbaru, pasar saham Eropa dan Amerika memimpin dibanding Asia Kamis kemarin. Apalagi dengan data ekpor China yang di bawah ekspektasi sehingga memberikan sentimen negatif kepada market," papar Rodrigo Catril, currency strategist National Australia Bank.
Pasar saham Thailand diprediksi akan dibuka seperti biasa pada hari ini meskipun Raja Bhumibol Adulyadej wafat kemarin.
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah. Kemarin (13/10), indeks saham turun 0,45% ke 5.340,40. Indeks saham masih minim sentimen positif sehingga cenderung melemah.
Menurut Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu, indeks saham melemah mengikuti bursa regional Asia yang cenderung turun. Pasar saham Asia jatuh setelah rilis notulensi rapat The Federal Reserve memunculkan ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) di akhir tahun.
Kemarin, Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,9 % ke 137,51. Investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 935 miliar. Saham-saham yang menjadi penekan IHSG adalah HMSP, BBCA, UNVR, ASII dan BBRI.
Sebaliknya, penahan IHSG adalah TLKM, BMRI, GGRM dan BBNI. Lucky memprediksi indeks hari ini masih melemah di kisaran 5.350–5.412. Salah satu penyebabnya penurunan harga minyak.
"Jika harga mencapai di atas US$ 51 per barel baru indeks bisa naik kencang," kata dia.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji memperkirakan IHSG turun lagi karena harga minyak dunia akan tertekan stok minyak AS yang meningkat. IHSG hari ini diprediksi bergerak di kisaran 5.300–5.400.

JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona positif pada transaksi perdagangan pagi ini (13/10). Mengutip data RTI, pada pukul 09.05 WIB, indeks tercatat naik 0,24% menjadi 5.377,28.
Ada 89 saham yang melaju. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 41 saham dan 65 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 317,263 juta saham dengan nilai transaksi Rp 208,010 miliar.
Sementara itu, sepuluh sektor kompak menghijau. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor pertambangan naik 0,6%, sektor industri dasar naik 0,43%, dan sektor perdagangan naik 0,36%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers pagi ini antara lain: PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 2,62% menjadi Rp 19.600, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 1,78% menjadi Rp 1.430, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 1,72% menjadi Rp 2.360.
Adapun posisi top losers indeks LQ 45 ditempati oleh saham-saham: PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 1,55% menjadi Rp 950, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 1,92% menjadi Rp 2.550, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 1,13% menjadi Rp 1.750.
Pagi ini, investor asing masih melakukan aksi jual saham-saham Indonesia. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing masing-masing sebesar Rp 18,4 miliar dan Rp 16,2 miliar.
Taye Shim, Kepala Riset Daewoo Securities menilai, market masih akan melakukan aksi wait and see menjelang rilis kinerja emiten. Hari ini, kinerja emiten kuartal III 2016 akan dimulai dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada pukul 14.00.
Bursa Asia mixed
Bursa Asia dibuka dengan wajah beragam pada transaksi perdagangan Kamis (13/10) pagi. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.07 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific -tak termasuk Jepang- turun 0,2% menjadi 448,07.
Sementara, berdasarkan data CNBC, indeks ASX 200 Australia turun 0,45%. Sektor energi menyeret penurunan indeks ASX dengan penurunan 0,91%. Tidak hanya itu, sektor finansial juga tertekan sebesar 0,54%.
Sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang dibuka naik 0,64% seiring melemahnya nilai tukar yen. Sekadar informasi, nilai tukar yen berada di leevel 104,38 per dollar AS pada pukul 08.07 waktu Singapura.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik tipis 0,04%. Sementara, saham Samsung naik 2,35%. Ini merupakan kenaikan pertama dalam empat hari terakhir.
Pasar saham Asia hari ini bergerak mixed seiring langkah investor dalam menganalisa hasil notulensi pertemuan The Federal Reserve September lalu yang dirilis tadi malam.
Hasil rekapan pertemuan itu menekankan kembali ekspektasi kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed pada Desember mendatang. Selain itu, hasil notulensi juga menunjukkan, ada tiga anggota The Fed yang lebih memilih untuk menaikkan suku bunga secepatnya. Mereka cemas AS akan jatuh ke jurang resesi.


JAKARTA. Asjaya Indosurya Securities memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan, Kamis (13/10) besok akan mengalami penguatan di kisaran 5.336 -5.488.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya mengatakan potensi penguatan dalam pola gerak IHSG masih terlihat cukup besar. "Rilis kinerja emiten kuartal III akan mewarnai pergerakan IHSG di tengah masih berfluktuatifnya harga komoditas dan nilai tukar," katanya dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (11/10).
Kondisi perekonomian masih terlihat stabil sehingga dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend. Sementara meskipun dollar AS (USD) terlihat sedang berusaha menguat namun masih berada dalam kategori terbatas menurut William.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar momentum koreksi wajar jangan dilewatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan resiko terukur. Adapun saham-saham pilihannya pada perdagangan besok di antaranya BBNI, PGAS, JSMR, HMSP, TLKM, WTON, SMGR dan SMCB.
Pada perdagangan hari ini, IHSG terkoreksi 17,39 poin atau 0,32% di level 5.364,61 dengan pergerakan sektoral yang mixed di mana sektor konsumer yang memimpin pelemahan hingga -0.81%. Sedangkan sektor properti menguat 0,75% pada perdagangan hari ini. Investor asing kembali melakukan aksi jual cukup tinggi sebesar Rp 962.97 miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒