JAKARTA – Sebanyak 10 saham emiten berkapitalisasi pasar terbesar (top 10 big caps) membukukan potensi keuntungan (potential gain) rata-rata 23,2% selama 10 bulan terakhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Angka itu jauh di atas pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 17,79% yang merupakan kenaikan bursa saham paling tinggi di dunia.
Ke-10 saham emiten yang seluruhnya masuk daftar indeks 45 saham paling likuid di bursa (LQ-45) itu bahkan mencatatkan kenaikan lebih tinggi dari saham LQ-45 secara keseluruhan yang tumbuh 16,97% secara year to date (ytd).
Kalangan analis memperkirakan saham-saham tersebut masih berpeluang rally hingga akhir tahun ini karena investor cenderung memilih saham emiten berkinerja bagus dengan market cap besar di tengah fluktuasi pasar yang tinggi.
Berdasarkan data BEI, top 10 big caps per Jumat (28/10) dipimpin PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan market cap Rp 464 triliun. Berikutnya berturut-turut Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Total market cap ke-10 emiten tersebut mencapai Rp 2.843 triliun atau 48,6% dari total market cap emiten di BEI senilai Rp 5.853 triliun. Data BEI menyebutkan, dari top 10 big caps, emiten yang mencetak pertumbuhan harga saham tertinggi adalah
ICBP sebesar 44,3% (ytd), disusul
ASII,
TLKM,
BMRI,
UNVR, dan
GGRM.
Sedangkan empat emiten lainnya, yakni BBCA, BBNI, BBRI, dan HMSP menorehkan pertumbuhan harga saham berkisar 6,3-18%. (bersambung)
Baca selanjutnya dihttp://id.beritasatu.com/marketandcorporatenews/saham-saham-kapitalisasi-besar-tetap-diburu-investor/152020
Komentar
Posting Komentar