Jakarta--Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pihaknya memantau pergerakkan pasar keuangan sejak Jumat (4/11/2016) pagi, dan menyatakan hingga saat ini pasar masih berjalan stabil, meskipun terdapat dinamika politik karena adanya aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta.
"Semua (pelaku pasar dan pemangku kepentingan) memiliki pemahaman bahwa aksi akan berjalan damai dan tidak ada implikasi kepada ekonomi," kata Agus di Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Pada pembukaan pasar Jumat pagi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sempat bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.080 dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp13.065 per dolar AS. Sementara, Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dibuka turun sebesar 18,72 poin atau 0,35 persen menjadi 5.310,78.
Bank Sentral menilai, jika terjadi volatilitas di pasar, besaran volatilitas tersebut belum menganggu stabilitas perekonomian.
Agus menekankan pasar keuangan domestik berjalan stabil. Namun dalam skala global, kata Agus, pelaku pasar memang sedang "risk-off" atau cenderung bersikap menghindari risiko dengan menarik dananya dari pasar keuangan.
Fenomena "risk-off" itu karena pelaku pasar sedang "wait and see" menyusul adanya gejolak dari pemilihan presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016 mendatang.
"Jarak antara kandidat (Hilarry Clinton dan Donald Trump) terus dekat, maka itu di dunia ada 'risk-off'," kata dia.
Selain itu, "risk-off" itu juga terjadi karena terus menurunnya harga minyak dunia menyusul belum adanya kesepakatan dalam pertemuan di OPEC, dan keyakinan pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat pada Desember 2016 mendatang.
"Jadi ada 'risk-off di dunia. Tapi di indonesia secara umum pasar keuangan stabil," kata Agus.
Terkait melemahnya rupiah pada Jumat pagi, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung menambil posisi "wait and see" menyusul adanya demonstrasi damai pada hari ini.
"Pelaku pasar uang cenderung menahan diri untuk mengakumulasi aset berdenominasi rupiah sehingga fluktuasinya cenderung mengarah negatif," kata Rully Nova.
Ia mengharapkan bahwa aksi damai itu tidak menutupi sentimen positif dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2016 yang diproyeksikan tumbuh.
"PDB kuartal III 2016 diproyeksikan masih tumbuh, sentimen itu menjadi salah satu faktor yang dapat menjaga mata uang domestik," katanya.
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2336577/pasar-keuangan-stabil-tak-terpengaruh-demonstrasi#sthash.iDqEc06v.dpuf
Sumber : INILAH.COM
JAKARTA. Aksi demonstrasi sejumlah organisasi massa Islam hari ini (4/11) menyebabkan investor cemas. Mengutip data RTI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah. Meski sempat naik tipis, namun pada pukul 09.29 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,11% menjadi 5.328,91.
Ada 89 saham yang turun. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 108 saham dan 74 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi siang ini melibatkan 972,181 juta saham dengan nilai transaksi Rp 717,891 miliar.
Investor asing melepas kepemilikannya terhadap saham-saham Indonesia. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 99,7 miliar dan Rp 96,2 miliar.
Sementara itu, terdapat lima sektor yang tergerus. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor perdagangan turun 0,62%, sektor infrastruktur turun 0,08%, dan sektor konstruksi turun 0,2%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 3,55% menjadi Rp 21.050, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 2,78% menjadi Rp 700, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,33% menjadi Rp 15.725.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: , PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 2,08% menjadi Rp 2445, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,99% menjadi Rp 8.950.
Sekadar informasi, massa akan menggelar aksi unjuk rasa di Istana Negara, Balai Kota, dan Bareskrim Polri, pada Jumat (4/11). Setelah itu, rencananya, massa akan melakukan long march ke gedung DPR/MPR RI.
"Sampai saat ini rencana dari demo, di depan Istana, start dari Masjid Istiqlal," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, Kamis (3/11).
http://investasi.kontan.co.id/news/ada-aksi-unjuk-rasa-ihsg-akhir-pekan-tertekan
Sumber : KONTAN.CO.ID
"Semua (pelaku pasar dan pemangku kepentingan) memiliki pemahaman bahwa aksi akan berjalan damai dan tidak ada implikasi kepada ekonomi," kata Agus di Jakarta, Jumat (4/11/2016).
Pada pembukaan pasar Jumat pagi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sempat bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.080 dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp13.065 per dolar AS. Sementara, Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dibuka turun sebesar 18,72 poin atau 0,35 persen menjadi 5.310,78.
Bank Sentral menilai, jika terjadi volatilitas di pasar, besaran volatilitas tersebut belum menganggu stabilitas perekonomian.
Agus menekankan pasar keuangan domestik berjalan stabil. Namun dalam skala global, kata Agus, pelaku pasar memang sedang "risk-off" atau cenderung bersikap menghindari risiko dengan menarik dananya dari pasar keuangan.
Fenomena "risk-off" itu karena pelaku pasar sedang "wait and see" menyusul adanya gejolak dari pemilihan presiden Amerika Serikat pada 8 November 2016 mendatang.
"Jarak antara kandidat (Hilarry Clinton dan Donald Trump) terus dekat, maka itu di dunia ada 'risk-off'," kata dia.
Selain itu, "risk-off" itu juga terjadi karena terus menurunnya harga minyak dunia menyusul belum adanya kesepakatan dalam pertemuan di OPEC, dan keyakinan pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat pada Desember 2016 mendatang.
"Jadi ada 'risk-off di dunia. Tapi di indonesia secara umum pasar keuangan stabil," kata Agus.
Terkait melemahnya rupiah pada Jumat pagi, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung menambil posisi "wait and see" menyusul adanya demonstrasi damai pada hari ini.
"Pelaku pasar uang cenderung menahan diri untuk mengakumulasi aset berdenominasi rupiah sehingga fluktuasinya cenderung mengarah negatif," kata Rully Nova.
Ia mengharapkan bahwa aksi damai itu tidak menutupi sentimen positif dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2016 yang diproyeksikan tumbuh.
"PDB kuartal III 2016 diproyeksikan masih tumbuh, sentimen itu menjadi salah satu faktor yang dapat menjaga mata uang domestik," katanya.
- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2336577/pasar-keuangan-stabil-tak-terpengaruh-demonstrasi#sthash.iDqEc06v.dpuf
Sumber : INILAH.COM
JAKARTA. Aksi demonstrasi sejumlah organisasi massa Islam hari ini (4/11) menyebabkan investor cemas. Mengutip data RTI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah. Meski sempat naik tipis, namun pada pukul 09.29 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,11% menjadi 5.328,91.
Ada 89 saham yang turun. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 108 saham dan 74 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi siang ini melibatkan 972,181 juta saham dengan nilai transaksi Rp 717,891 miliar.
Investor asing melepas kepemilikannya terhadap saham-saham Indonesia. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 99,7 miliar dan Rp 96,2 miliar.
Sementara itu, terdapat lima sektor yang tergerus. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor perdagangan turun 0,62%, sektor infrastruktur turun 0,08%, dan sektor konstruksi turun 0,2%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 3,55% menjadi Rp 21.050, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 2,78% menjadi Rp 700, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,33% menjadi Rp 15.725.
Sedangkan di posisi top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: , PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) naik 2,08% menjadi Rp 2445, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,99% menjadi Rp 8.950.
Sekadar informasi, massa akan menggelar aksi unjuk rasa di Istana Negara, Balai Kota, dan Bareskrim Polri, pada Jumat (4/11). Setelah itu, rencananya, massa akan melakukan long march ke gedung DPR/MPR RI.
"Sampai saat ini rencana dari demo, di depan Istana, start dari Masjid Istiqlal," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, Kamis (3/11).
http://investasi.kontan.co.id/news/ada-aksi-unjuk-rasa-ihsg-akhir-pekan-tertekan
Sumber : KONTAN.CO.ID
Komentar
Posting Komentar