Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 25 / 29 11 20 16 (new equilibrium to comE)


realistikopesimistik @ ekonomi kita, ihsg, global growth


JAKARTA - Pengamat Ekonomi Anggito Abimanyu mengatakan, meskipun kondisi ekonomi tahun depan secara global belum sepenuhnya pulih, namun Indonesia diyakini memiliki potensi domestik kuat. Potensi ini yakni permintaan atau belanja domestik yang cukup baik. 

Memang, lanjut dia, pelemahan ekonomi domestik yang terjadi selama ini akibat ketidakpastian global, terlihat dari turun tajamnya angka ekspor. Tidak hanya itu, angka impor pun mengalami penurunan. (Baca: MNC Asset Management dan MNC Securities Bahas Market Outlook 2017)

"Dengan adanya permintan domestik yang cukup kuat, maka ini menjadi andalan Indonesia yang mampu menopang perekonomian Indonesia hingga tetap berada di kisaran 5%," kata Anggito dalam Investor Gathering dengan tema Market Outlook 2017 "Opportunity in Challenging Year" yang diselenggarakan MNC Asset Management dan MNC Securities di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Strong domestik demand tersebut harus dimaksimalkan pemerintah. Terlebih lagi, mendekati akhir tahun biasanya potensi belanja dan permintaan masyarakat terhadap barang konsumsi meningkat. 

Anggito menyarankan agar pemerintah memaksimalkan belanja untuk membangun daerah-daerah di luar pulau Jawa yang belum terbangun secara maksimal. Karena, daerah-daerah tersebut masih mengandalkan komoditas untuk kemajuan ekonomi daerah mereka seperti Kalimantan Timur, Papua, Aceh, Jambi, hingga Riau. 

(Baca: Market Wait and See Kebijakan Proteksionis Trump Tahun Depan)

"Ada beberapa di sana yang tumbuh negatif. Karena mereka masih mengandalkan komoditas. Beda dengan Jawa yang potensi ekonominya terus dibangun. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah," pungkasnya. 



(izz


JAKARTA - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu mengatakan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2016 dapat mencapai kisaran level 5% (yoy). Hal ini, menurutnya karena masih terasanya dampak dari kondisi pelemahan ekonomi global yang masih terjadi. 

"‎Karena memang saya melihatnya impact dari kondisi pelemahan ini masih terjadi. Terlebih lagi untuk tradenya ya. Kita sudah turun dibandingkan 2 tahun lalu," kata dia dalam Investor Gathering yang diadakan oleh MNC Asset Management dan MNC Securities di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

(Baca Juga: Sri Mulyani Pede Ekonomi RI di Akhir Tahun Capai 5,1%)

Lebih lanjut dia menerangkan total perdagangan Indonesia memang sudah turun sebesar USD100 miliar dari 2014. Kemudian untuk penyaluran kredit perbankan juga mengalami penurunan jika dibandingkan 2015. 

"Belum lagi, anggaran pemerintah yang masih terseok. Jadi saya belum lihat ada perbaikan lebih dari sisi fundamental. Meskipun dari sisi untuk menjaga stabilitas ekonomi sudah jauh lebih baik," sambung dia. 

Meski demikian, pemerintah masih ada kepercayaan yang tinggi terhadap program tax amnesty atau pengampunan pajak. Selain itu, likuiditas menurutnya masih terjaga dengan baik, meskipun uangnya belum digulirkan untuk yang produktif. "Jadi itu problematika, bagaimana cara memanfaatkan kepercayaan dari uang yang tersedia saat ini itu untuk pertumbuhan ekonomi kita," pungkasnya. 



(akr

👪👪

JAKARTA- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I Jumat (25/11) siang ditutup menguat 5,3 atau naik 0,10% ke level 5.112,9.
Berdasarkan data bursa yang diolah Beritasatu.com,kumpulan saham unggulan yang tergabung dalam indeks Investor33 turun 0,8 (0,24%) mencapai 351,5.
Sedangkan indeks LQ45 naik 1,3 poin (0,16%) ke level 852,8. Adapun indeks berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,7 (0,11%) mencapai 675,1.
Volume perdagangan hingga sesi siang ini tercatat sebanyak 3,795 miliar saham senilai Rp 1,982 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 111 saham melemah dan 89 saham stagnan.

Mayoritas pergerakan sektor saham menguat dengan kenaikan tertinggi saham sektor konsumsi 0,6 disusul 0,4%. Sementara sektor yang melemah adalah keuangan sebesar 0,6%. (b1)
💃

Bisnis.com, JAKARTA– Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (25/11/2016).
IHSG hari ini dibuka melemah 0,21% atau 10,52 poin di level 5.097,11 dan berbalik naik tipis 0,02% atau 1,03 poin ke level 5.108,65 pada pukul 09.05 WIB.








Pergerakannya kemudian menguat 0,16% atau 8,24 poin ke level 5.115,86 pada pukul 09.07 WIB.
Sebanyak 17 saham bergerak menguat, 11 saham bergerak melemah, dan 510 saham stagnan dari 538 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pagi ini.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama dari sektor pertanian yang menguat 0,96% dan sektor tambang yang naik 0,94%.
Adapun, dua sektor lainnya bergerak negatif dipimpin oleh sektor finansial yang melemah 0,33%. 
Penguatan IHSG sejalan dengan penguatan bursa lain di Asia Tenggara pagi ini. Indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,72%, indeks PSEi Filipina naik 0,44%, sedangkan indeks FTSE KLCI Malaysia naik 0,10%.
Dalam risetnya, Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak mixed pada perdagangan hari ini, masih dibayangi oleh pergerakan nilai tukar rupiah.
Riset Sinarmas Sekuritas memaparkan pergerakan pasar saham hari ini masih dibayangi dengan tren pelemahan yang dipengaruhi kontinuasi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seiring dengan meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga the Fed pada Desember ini.
Selanjutnya, pasar juga mencermati data inflasi yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu, dinamika politik menjelang pilkada DKI yang lagi menghangat akan terus dicermati oleh pelaku pasar.
Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks Bisnis27 masih bergerak turun meski tipis sebesar 0,03% atau 0,12 poin ke 438,67 pada pukul 09.08 WIB, setelah dibuka melemah 0,27% atau 1,20 poin di posisi 437,59.
Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah 0,10% atau 13 poin ke Rp13.571 per dolar AS pada pukul 09.08 WIB.

Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan:
GGRM
+3,00%
UNTR
+2,44%
BMRI
+0,74%
ADRO
+1,22%

Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan:
BBRI
-2,21%
HMSP
-1,04%
TLKM
-1,05%
ASII
-1,00%

Sumber: Bloomberg
Pergerakannya kemudian menguat 0,39% atau 19,72 poin ke level 5.127,34 pada pukul 09.22 WIB.
Sebanyak 115 saham bergerak menguat, 43 saham bergerak melemah, dan 380 saham stagnan dari 538 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pagi ini.
Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama dari sektor pertanian yang menanjak 1% dan sektor tambang yang naik 0,89%.
Adapun, sektor finansial menjadi satu-satunya sektor yang bergerak negatif dengan pelemahan tipis 0,03%.

Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.23 WIB
Sektor
Perubahan
Pertanian
+1,00%
Tambang
+0,89%
Properti
+0,66%
Konsumer
+0,57%
Industri dasar
+0,53%
Aneka industri
+0,42%
Perdagangan
+0,42%
Infrastruktur
+0,13%
Finansial
-0,03%


sumber: Bloomberg
👺
Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (24/11/2016) ditutup melemah 104,37 poin atau -2,00% di level 5.107,62.
IHSG ditutup melemah 104,37 poin atau -2,00% di level 5.107,62 setelah bergerak di kisaran 5.102,42-5.194,24.










Dari 538 saham yang diperdagangkan, sebanyak 86 saham menguat, 218 saham melemah, dan 234 saham stagnan.
Adapun, dari sembilan sektor, hanya satu sektor yang mengalami kenaikan, yakni sektor pertanian. Sementara, penurunan tertajam dialami sektor aneka industri yang turun 2,85%, disusul oleh sektor infrastruktur yang turun 2,59% dan sektor finansial yang anjlok 2,56%.
Sementara itu, bursa Asia bergerak bervariasi. Sama dengan IHSG, FTSE Malaysia KLCI melemah 0,25%, Indeks Taiwan TAIEX -0,28%, Indeks Hang Seng Hong Kong juga melemah 0,30% dan Indeks Kospi -0,84%. Begitu juga indeks SE Thailand yang anjlok 0,23%.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan perdagangan saham kemarin banyak dipengaruhi oleh isu domestik, disamping soal isu the Fed yang kian percaya diri untuk menaikkan suku bunganya Desember ini.
“Regional baik-baik saja, harga komoditas juga, net sell asing di pasar reguler juga turun. Namun, ini ada hubungannya juga dengan politik di dalam negeri dan Bank Mandiri yang kabarnya menambah pencadangan NPL, ini IHSG langsung turun, anjlok,” papar Satrio, Kamis (24/11/2016).
Isu politik tersebut terkait dengan kasus Ahok tentang penistaan agama, di mana Buni Yani juga dijadikan tersangka. Selain itu, ada pengaruh dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani kemarin terkait langkah yang diambil oleh pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi di bidang perekonomian.
Riset Sinarmas Sekuritas menyatakan IHSG terkoreksi sebagai imbas dari apresiasi dolar AS terhadap mata uang beberapa negara G7 di mana secara indeks dolar AS sudah berada di 101,7, yaitu merupakan level tertinggi selama sepuluh tahun ini.
Adapun, keyakinan pasar akan kenaikan suku bunga the Fed Desember ini semakin tinggi setelah penafsiran hasil pertemuan FOMC minggu lalu yang dirilis kemarin menunjukkan mayoritas anggota komite menyetujui kenaikan dalam waktu dekat. 

JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/11), ditutup turun mendapat sentimen negatif dari rupiah dan potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
IHSG ditutup melemah 104,37 poin atau 2,00 % menjadi 5.107,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 21,73 poin (2,48 %) menjadi 851,48.
"Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS dan kekhawatiran pasar terhadap percepatan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat berdampak negatif pada pasar saham di negara berkembang, termasuk IHSG," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi.
Ia menambahkan bahwa seluruh saham mengalami pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri. Sementara pelaku pasar asing juga masih mengambil posisi lepas saham.
Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp406,02 miliar.
Secara teknikal, ia mengatakan bahwa indikator stochastic berada pada posisi "overbought" dengan signal negatif. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan pada perdagangan selanjutnya (Jumat, 25/11), dengan proyeksi bergerak di kisaran 5.065-5.175 poin.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menambahkan bahwa kondisi politik di dalam negeri yang belum stabil menambah sentimen negatif bagi pasar saham domestik.
"Diharapkan pemerintah dapat menjaga kondisi politik di Indonesia menjadi kondusif," katanya.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 315.332 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,872 miliar lembar saham senilai Rp8,523 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 49,36 poin (0,22 %) ke level 22.627,33, indeks Nikkei naik 170,47 poin (0,94 %) ke level 18.333,41, dan Straits Times menguat 4,03 poin (0,14 %) posisi 2.843,72.
JAKARTA. Sentimen The Fed masih menghantui bursa hingga usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Ditambah kecemasan atas kestabilan politik Indonesia juga menambah beban bursa hingga akhir tahun.
Analis Lautandhana Securindo Krishna Setiawan mengatakan usai kemenangan Donald Trump memang kondisi bursa saat ini sulit diprediksi. Terkait arah kebijakan yang ingin ditonjolkan oleh pemerintahan baru dari Partai Republik, membuat ketidakpastian pada pasar.
”Awalnya mungkin investor belum khawatir, namun saat ini kondisi net sell terus berlanjut,” kata Krishna kepada KONTAN, Kamis (24/11).
Krishna melihat potensi Trump akan mengeluarkan kebijakan agresif saat dia menjabat nanti. Mulai dari pemangkasan pajak, menggenjot belanja negara, serta kembali meningkatkan kembali energi fosil seperti batubara guna meningkatkan tenaga kerja.
Dari efek ini Krishna melihat adanya potensi penigkatan inflasi di Amerika. Makanya dia memprediksi tahun ini The Fed akan menaikkan suku bunga pada 14 Desember mendatang. ”Dollar juga akan menguat, potensi hot money dan carry trades akan kembali ke Amerika,” kata Krishna.
potensi investor asing melakukan net sell juga masih terus berlanjut. Dia menggarisbawahi sejak 8 November aksi net buy hanya terjadi satu kali, sisanya net sell hingga akumulatif hari ini US$ 9,9 triliun.
Selain itu dari dalam negeri, menurut Khrisna saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi salah satu akibat indeks saham terkoreksi. ”BMRI salah satu emiten capital besar, turun drastis hari ini 7,3%. Itu juga menjadi salah satu faktor indeks turun,” kata Krishna.
Dia menilai penurunan ini terjadi karena rencana BMRI yang ingin meningkatkan cadangan kredit bermasalah menjadi Rp 22 triliun. Sementara di kuartal IV diprediksi NPL bank BUMN ini masih besar di atas 4%.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk