Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup
melemah cukup signifikan, yaitu 50,86 poin (1,00%) ke posisi 5.058,2327.
Investor asing juga tercatat melakukan jual bersih mencapai Rp 1,2
triliun.
Selain ketegangan geopolitik internasional, isu dalam negeri terkait politik juga turut mempengaruhi pelaku pasar. Hari ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana sengketa pemilihan presiden (pilpres) yang diajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Duet ini menolak hasil rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Iya, ini memang menimbulkan uncertainty (ketidakpastian). Investor yakin bahwa peluang presiden terpilih versi KPU masih besar, tetapi di sisi lain khawatir juga kalau masalah ini berkepanjangan," tutur Destry Damayanti, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), kepada detikFinance, Rabu (6/8/2014).
Pelaku pasar, lanjut Destry, masih menyimpan kekhawatiran bahwa kalau pun putusan MK sudah keluar tetap ada perselisihan. Investor cemas akan ada upaya lanjutan untuk mengganjal pelantikan presiden baru.
"Takutnya nanti ada kubu yang tidak terima dengan putusan MK dan melakukan pendekatan-pendekatan politik. Jadi memang sepertinya belum ada kepastian," ujarnya.
Mencermati hal tersebut, Destry menilai akan terjadi koreksi di pasar seperti yang terjadi pada siang ini. Namun dia memperkirakan koreksi akan terjadi secara bertahap.
"Investor tetap masuk, karena market Indonesia masih potensial. Ada koreksi, tapi sepertinya bertahap. Tidak akan sekaligus," ucapnya.
Destry menyebutkan, sebaiknya seluruh pihak menghormati apapun keputusan MK nantinya. "Mestinya sudah lah, jangan jegal-menjegal lagi. Jadilah negawaran yang berjiwa besar," tegasnya.
Jika persoalan sengketa pilpres berlarut-larut, Destry khawatir Indonesia akan kehilangan momentum. "Kemarin baru diumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita melambat. Jangan lagi kita habiskan energi untuk hal-hal seperti ini, bisa hilang momentum untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," sebutnya.
(hds/ang)
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena koreksi cukup tajam menyusul dana asing yang mengalir keluar lantai bursa hingga Rp 1 triliun. Aksi jual marak terjadi di saham-saham unggulan.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup Rp 11.740 per dolar AS. Melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.690 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG turun 27,270 poin (0,53%) ke level 5.081,817 terkena sentimen negatif yang marak beredar hari ini. Pelaku pasar masih menanti hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar hari ini.
Investor mengantisipasi kemungkinan terburuk hasil sidang MK dengan melepas saham terlebih dahulu. Aksi jual ini juga didorong sentimen negatif yang marak terjadi di dunia internasional.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG anjlok 55,053 poin (1,08%) ke level 5.054,034 setelah marak aksi jual sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Pelemahan ini seiring dengan jatuhnya bursa-bursa regional.
Indeks sama sekali tidak mampu menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan. Posisi terendah yang sempat disinggahi indeks siang ini di 5.051,524.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (6/8/2014), IHSG ditutup anjlok 50,86 poin (1,00%) ke level 5.058,2327. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 11,602 poin (1,33%) ke level 863,863
Hanya sektor agrikultur yang bisa menguat di antara sembilan sektor lainnya yang jatuh ke zona merah. Transaksi investor asing sore ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,18 triliun di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 206.192 kali dengan volume 4,607 miliar lembar saham senilai Rp 9,755 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 202 turun, dan 75 saham stagnan.
Volume dan nilai transaksi sore ini melesat cukup tinggi setelah ada transaksi tutup sendiri saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) senilai Rp 4,7 triliun di pasar negosiasi. Transaksi ini difasilitasi oleh broker JP Morgan Securities (BK) antara dua investor lokal.
Menutup perdagangan hari ini bursa-bursa Asia kompak terjatuh ke zona merah. Tekanan geopolitik dari Gaza, Ukraina, dan Irak memberi sentimen negatif yang cukup tinggi.
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.000 ke Rp 68.500, Inti Agri (IKKP) turun Rp 325 ke Rp 1.275, Tower Bersama (TBIG) turun Rp 325 ke Rp 8.400, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 ke Rp 54.300.
Selain ketegangan geopolitik internasional, isu dalam negeri terkait politik juga turut mempengaruhi pelaku pasar. Hari ini, Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana sengketa pemilihan presiden (pilpres) yang diajukan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Duet ini menolak hasil rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Iya, ini memang menimbulkan uncertainty (ketidakpastian). Investor yakin bahwa peluang presiden terpilih versi KPU masih besar, tetapi di sisi lain khawatir juga kalau masalah ini berkepanjangan," tutur Destry Damayanti, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), kepada detikFinance, Rabu (6/8/2014).
Pelaku pasar, lanjut Destry, masih menyimpan kekhawatiran bahwa kalau pun putusan MK sudah keluar tetap ada perselisihan. Investor cemas akan ada upaya lanjutan untuk mengganjal pelantikan presiden baru.
"Takutnya nanti ada kubu yang tidak terima dengan putusan MK dan melakukan pendekatan-pendekatan politik. Jadi memang sepertinya belum ada kepastian," ujarnya.
Mencermati hal tersebut, Destry menilai akan terjadi koreksi di pasar seperti yang terjadi pada siang ini. Namun dia memperkirakan koreksi akan terjadi secara bertahap.
"Investor tetap masuk, karena market Indonesia masih potensial. Ada koreksi, tapi sepertinya bertahap. Tidak akan sekaligus," ucapnya.
Destry menyebutkan, sebaiknya seluruh pihak menghormati apapun keputusan MK nantinya. "Mestinya sudah lah, jangan jegal-menjegal lagi. Jadilah negawaran yang berjiwa besar," tegasnya.
Jika persoalan sengketa pilpres berlarut-larut, Destry khawatir Indonesia akan kehilangan momentum. "Kemarin baru diumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita melambat. Jangan lagi kita habiskan energi untuk hal-hal seperti ini, bisa hilang momentum untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi," sebutnya.
(hds/ang)
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena koreksi cukup tajam menyusul dana asing yang mengalir keluar lantai bursa hingga Rp 1 triliun. Aksi jual marak terjadi di saham-saham unggulan.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup Rp 11.740 per dolar AS. Melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.690 per dolar AS.
Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG turun 27,270 poin (0,53%) ke level 5.081,817 terkena sentimen negatif yang marak beredar hari ini. Pelaku pasar masih menanti hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar hari ini.
Investor mengantisipasi kemungkinan terburuk hasil sidang MK dengan melepas saham terlebih dahulu. Aksi jual ini juga didorong sentimen negatif yang marak terjadi di dunia internasional.
Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG anjlok 55,053 poin (1,08%) ke level 5.054,034 setelah marak aksi jual sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Pelemahan ini seiring dengan jatuhnya bursa-bursa regional.
Indeks sama sekali tidak mampu menyentuh zona hijau sejak pembukaan perdagangan. Posisi terendah yang sempat disinggahi indeks siang ini di 5.051,524.
Mengakhiri perdagangan, Rabu (6/8/2014), IHSG ditutup anjlok 50,86 poin (1,00%) ke level 5.058,2327. Sementara Indeks LQ45 ditutup jatuh 11,602 poin (1,33%) ke level 863,863
Hanya sektor agrikultur yang bisa menguat di antara sembilan sektor lainnya yang jatuh ke zona merah. Transaksi investor asing sore ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 1,18 triliun di seluruh pasar.
Perdagangan hari ini berjalan cukup sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 206.192 kali dengan volume 4,607 miliar lembar saham senilai Rp 9,755 triliun. Sebanyak 97 saham naik, 202 turun, dan 75 saham stagnan.
Volume dan nilai transaksi sore ini melesat cukup tinggi setelah ada transaksi tutup sendiri saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) senilai Rp 4,7 triliun di pasar negosiasi. Transaksi ini difasilitasi oleh broker JP Morgan Securities (BK) antara dua investor lokal.
Menutup perdagangan hari ini bursa-bursa Asia kompak terjatuh ke zona merah. Tekanan geopolitik dari Gaza, Ukraina, dan Irak memberi sentimen negatif yang cukup tinggi.
Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa regional sore ini:
- Indeks Nikkei 225 anjlok 160,52 poin (1,05%) ke level 15.159,79.
- Indeks Hang Seng turun 64,13 poin (0,26%) ke level 24.584,13.
- Indeks Komposit Shanghai menipis 2,48 poin (0,11%) ke level 2.217,46.
- Indeks Straits Times berkurang 6,34 poin (0,19%) ke level 3.321,33.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.000 ke Rp 68.500, Inti Agri (IKKP) turun Rp 325 ke Rp 1.275, Tower Bersama (TBIG) turun Rp 325 ke Rp 8.400, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 ke Rp 54.300.
Komentar
Posting Komentar