Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 04-07 Agustus 2014 (ekspektasi sederhana ihsg Q3 2014)


... ekspektasi gw seh maseh positif walau pun IHSG AGUSTUS agak terkoreksi turun dan mungkin terjadi penguatan tipis di akhir Agustus 2014: 


INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG pada perdagangan Kamis (7/8/2014) diprediksi berada pada rentang support 5.025-5.035 dan resisten 5.075-5.095. Inilah saham-saham pilihannya.
Pada perdagangan Rabu (6/8/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 50,86 poin (0,995%) ke posisi 5.058,227. Intraday terendah 5.050,691 dan tertinggi 5.085,723.
Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net buy.
Reza Priyambada, analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) mengatakan, masih adanya sentimen negatif membuat IHSG belum mampu keluar dari zona merah. “Pelaku pasar cenderung masih melakukan aksi jual seiring pelemahan pada mayoritas bursa saham global,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Apalagi, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri berupa rilis data-data ekonomi kurang positif sehingga menambah kepanikan pasar. “Belum lagi Rupiah yang terdepresiasi dan penilaian berlebihan yang negatif atas pengajuan keberatan Pilpres ke MK dari salah satu pasangan turut mewarnai pelemahan IHSG,” papar dia.
Lebih jauh Reza memperkirakan, pada perdagangan Kamis (7/8/2014), IHSG berada pada rentang support 5.025-5.035 dan resisten 5.075-5.095. “Spinning dekati lower bollinger band (LBB),” ujarnya.
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) cenderung turun dengan histogram positif yang memendek. Relative Strength Index (RSI), Stochastic, dan William’s %R melanjutkan penurunan. “Laju IHSG berada di bawah kisaran target support (5.075-5.089) seiring maraknya aksi jual,” ucap Reza.
Belum adanya sentimen positif, lanjut dia, membuat peluang pelemahan menjadi lebih besar. “Tetapi, pelemahan tersebut bisa saja terbatas jika ada sebagian pelaku pasar yang memanfaatkan pelemahan tersebut untuk buy on weakness,” imbuhnya.


INILAHCOM, Jakarta - Indeks saham berpotensi masih akan naik setelah lebaran dan menjelang rilis data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Rilis BPS, awal Agustus sepertinya masih akan ada kenaikan di IHSG," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities, Williams Surya Wijaya kepada INILAHCOM, Jakarta, Minggu (27/7/2014).

Menurut William, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menantikan hasil data BPS merespon positif. Sebab beredar analisa pengamat dan pemerintah inflasi tidak tinggi. "Sepertinya melihat dari ungkapan, inflasi tidak akan tinggi," katanya.

Meskipun inflasi bayang-bayangnya masih berada di bawah 1%. William menuturkan, Indonesia tetap harus mewaspadai neraca perdagangan yang akan defisit. Sebab Ramdhan dan menjelang lebaran impor meningkat.

"Untuk defisit perdagangan dan neraca transaksi berjalan, memang perlu diwaspadai," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada bulan Juni 2014 mencapai 0,43%. Inflasi Juni lebih tinggi dari Mei 2014 yang sebesar 0,16%. [hid]


New York - Presiden Kamar Dagang Amerika Serikat-Indonesia, Wayne Forrest, mengatakan kepemimpinan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan dapat menarik minat perusahaan-perusahaan Amerika untuk mengembangkan bisnis dan investasinya di Indonesia.
“Saya rasa prospeknya sangat bagus untuk meningkatkan kerjasama dan investasi yang lebih banyak lagi. Perusahaan Amerika telah menunggu hasil dari pemilu. Mereka ingin melihat siapa yang akan menjadi menteri di bidang ekonomi,” kata Wayne kepada Koresponden RRI di New York baru-baru ini.
Menurut Wayne, Jokowi akan menunjuk orang yang tepat dalam susunan kabinetnya dan tetap membuka perdagangan serta investasi di bidang ekonomi.
“Akan banyak perusahaan yang pindah ke Indonesia. Beberapa perusahaan yang belum ada di Indonesia dan beberapa perusahaan yang akan mengembangkannya lebih lanjut. Jadi, saya yakin pemerintahan Jokowi menarik bagi perusahaan Amerika,” kata Wayne.
Wayne menambahkan saat ini Indonesia sedang mengalami berbagai tantangan di bidang ekonomi. Dikatakan, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed menarik kembali kebijakan Easy Money atau uang longgar.
“Indonesia akan mengalami kesulitan menarik minat pemodal. Indonesia harus meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Angka pertumbuhan Indonesia harusnya sebesar 8 persen bukan 5 persen seperti saat ini,” ujar Wayne. Meski demikian, Wayne yakin Jokowi berada di posisi yang tepat untuk memimpin Indonesia dan memahami tantangan itu.
Penulis: /HA
Sumber:RRI


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kejar MAX (04 Januari 2017, day 2)

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: lab...

kejar MAX @0T C (19 Juli 2017)

@ the end of the trading day, the trading results of my whole stocks @ warteg ot C, as follows: