2016: PaPa minta SAHAM

Pangan n Papan sektor2 yang UNJUK KINERJA setidaknya sejak 2013
pangan itu maseh KEBUTUHAN POKOK rakyat kita
pangan itu juga AMAT MENDOMINASI EKONOMI kita, sehingga inflasi banyak ditentukan oleh PANGAN (konsumer, ritel)
PAPAN sedang naek daun karena semakin BANYAK RAKYAT kita BUTUH TEMPAT TINGGAL, sedangkan KEMAMPUAN MENCICIL juga MENINGKAT
... ekspektasi gw: 2016 menjadi taon PaPa (pangan, papan), khususnya dalam soal SAHAM, sebagai perMINTAan sederhana
... kesimpulan sederhana: PaPa MINTA SAHAM, resolusi 2016

suka ga suka, UNVR saham favorit gw (pangan, konsumer), semoga apln, asri, mapi juga ikut jejak unvr pada 2016 ya, sehingga PAPA MINTA SAHAM bukan slogan kosong
4 sektor IHSG menggapai SINGLE n DOUBLE DIGIT PERCENTAGES HIKE pasca AMBLE$ AGUSTU$ 2015

JAKARTA. Kinerja pasar modal domestik sepanjang tahun ini meredup. Kelesuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut memukul semua sektor. Sejak awal tahun, kinerja seluruh sektor saham tercatat merah.

Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, kinerja indeks sektoral digerakkan beberapa saham blue chips. Di saat yang sama, mayoritas dana asing keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Ini yang menyebabkan banyak saham berkapitalisasi besar merosot.

Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan menilai, IHSG sempat diperdagangkan dengan price earning (PE) 15 kali sampai 16 kali. Kini IHSG bertahan di PE 12 kali.

Adapun kinerja saham di akhir tahun ini merefleksikan target pertumbuhan ekonomi yang tak tercapai dan pertumbuhan laba emiten yang juga tidak sesuai ekspektasi.

Tahun depan Alfred menganggap, sektor konstruksi cukup moncer. Dia memperkirakan, laba emiten konstruksi rata-rata tumbuh 25%. Meski begitu, PE saham konstruksi cukup tinggi di posisi 30 kali.

Di sektor konstruksi, Alfred menyarankan, ADHI dengan target harga Rp 2.820 dan PE 20 kali. Dia juga memilih WSKT dengan target Rp 2.180 dan PE 23 kali. Dengan penyerapan belanja infrastruktur di tahun depan yang diprediksi lebih cepat, Hans juga melihat prospek menarik pada sektor konstruksi, infrastruktur dan semen.

Saham konstruksi pilihannya antara lain WSKT, ADHI, WIKA, WTON dan PTPP. Di infrastruktur, dia menyukai JSMR dan TLKM. Hans juga merekomendasikan sektor semen seperti SMGR dan INTP.

Menurut Hans, suku bunga The Fed yang sudah naik memberikan kepastian dan pengaruh positif terhadap nilai tukar, pasar obligasi dan pasar modal di tahun 2016. Bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) bisa turun karena potensi penguatan rupiah.

Dus, Hans merekomendasikan sektor perbankan. Saham pilihannya adalah BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI. Alfred juga memprediksikan, kinerja sektor perbankan cukup bagus di tahun depan.

Memang, emiten perbankan menaikkan pencadangan tahun ini. Nah, jika ekonomi tahun 2016 tumbuh lebih tinggi, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) stabil atau turun.

Alfred menilai, jika NPL stagnan, pencadangan kredit bermasalah bisa berkontribusi ke laba bersih. Apalagi, dengan penurunan NPL, laba bisa semakin tinggi. Di saham bank, Alfred merekomendasikan BBTN dengan target Rp 1.680 dan price book value (PBV) 1,3 kali di 2016.

Dia juga merekomendasikan BBRI dengan target Rp 14.850 dan PBV 2,7 kali di 2016. Alfred melihat, emiten yang punya eksposur langsung ke harga minyak akan positif.

Dia mencontohkan, sektor transportasi, seperti GIAA akan moncer. Hans memprediksi, IHSG di 2016 ditutup 5.800 sampai 6.100. Sementara Alfred memperkirakan, IHSG ditutup 5.400-5.500 tahun depan.

pppppppppppppSSSSSSSSSppppppppppp

per tgl 05 Februari 2016, tren indeks finansial mulai terbang lage:

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks sektor finansial memimpin IHSG pada Jumat (5/2/2016) setelah data BPS menunjukkan sektor keuangan mencetak pertumbuhan PDB tertinggi pada akhir 2015. 

IHSG telah menguat 1,87% atau 87,03 poin ke level 4.752,85 pada pukul 09.54 WIB. Seluruh 9 indeks sektoral IHSG bergerak di zona hijau.

Indeks sektor finansial memimpin dengan kenaikan 2,78%. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) adalah pendorong utama dengan kenaikan 3,95%, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 4,43%.

BPS mengumumkan produk domestik bruto sektor keuangan dan asuransi tumbuh paling tajam pada kuartal IV/2015, naik 12,52% dan menjadi pemicu utama pertumbuhan 5,04% pada ekonomi Indonesia di tiga bulan terakhir 2015. Ekonomi Tanah Air berekspansi 4,79% pada 2015.

Penguatan paling tajam berikutnya terjadi pada indeks sektor aneka industri yang naik 2,71%. PT Astra International Tbk (ASII) yang naik 3,16% dan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang menguat 4,55% adalah pendorong utama sektor tersebut.

Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.54 WIB

Sektor	Perubahan
Finansial	+2,78%
Aneka Industri	+2,71%
Agribisnis	+2,03%
	+1,74%
Pertambangan	+1,63%
Infrastruktur	+1,00%
Perdagangan/Jasa	+0,88%
Properti	+0,60%
Industri Dasar	+0,50%

Sumber: Bloomberg

per tgl 03 Februari 2016, tren indeks konsumer MELAMPAUI tren indeks properti: 

ID: Secara terpisah, analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adhi Joe merekomendasikan sembilan saham, yang mayoritas di sektor konsumer lantaran sentimen ekonomi yang bertumbuh.

Sepanjang pekan ini, saham PT Unilever Tbk (UNVR) ditargetkan Rp 40.000, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ditargetkan Rp 7.500, dan saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) ditargetkan Rp 1.200.

Sementara itu, saham semen dan konstruksi juga mampu menguat karena dipicu sentimen pembangunan infastruktur yang digenjot sejak Januari 2016.

Kiswoyo merekomendasikan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan target masing-masing Rp 12.000 dan Rp 23.000. Adapun saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ditargetkan pada posisi Rp 3.500

Kiswoyo juga merekomendasikan beli pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan target Rp 12.000, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan target 1.200, dan saham PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) dengan target Rp 200.

Dia memprediksi, IHSG mampu melaju pada kisaran 4.500-4.750 sepanjang pekan ini. Sedangkan rupiah diperkirakan bergerak pada level Rp 13.800-13.890. “Sepertinya investor asing bakal kembali gencar melakukan aksi beli, sebab mereka sudah banyak lepas portfolio beberap pekan terakhir,” kata dia.

Kiswoyo menambahkan, ketika IHSG menandakan tren menguat selama satu bulan, maka ada kemungkinan besar pergerakannya mampu positif selama enam bulan ke depan. Ini dengan dibantu oleh fundamental ekonomi yang lebih baik. Hingga akhir tahun, pihaknya optimistis IHSG mampu berada di kisaan 5.800-6.000. (ID/gor)

Baca selanjutnya di

http://id.beritasatu.com/marketandcorporatenews/mansek-patok-target-ihsg-5000/138852

mmmmmmmmmmmSSSSSSSSSSSSSSSmmmmmmmmmmmmm

Jakarta kontan-Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun 2016 mendatang diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun ini, yang cenderung negatif. Dalam data Bursa Eefek Indonesia (BEI) tercatat, kinerja IHSG hingga 23 Desember turun sekitar 13,50% berada di posisi 4.522,65 poin, dibandingkan posisi akhir tahun 2014 di posisi 5.226,95 poin.

Padahal, IHSG sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang tahun ini di level 5.523,29, yang dicetak pada 7 April 2015. Sedangkan, posisi terendah pada 28 Agustus yakni di 4.120,20.

Chairman Grup Indosurya Surya Effendi optimistis kinerja IHSG membaik. “Kami melihat fundamental ekonomi pada tahun 2016 lebih baik dibandingkan tahun ini karena gencarnya program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, itu yang akan menjadi penggerak ekonomi sehingga akan berdampak positif pada pasar modal, itu yang mengangkat IHSG,” ucapnya di Jakarta, Senin (28/12).

Menurutnya, tingginya komitmen pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur sejak pertengahan tahun 2015 dan akan terus berlanjut pada tahun berikutnya membuat fundamental ekonomi Indonesia membaik yang akhirnya berdampak positif pada pasar modal.

“Komitmen pemerintah dalam perbaikan infrastruktur cukup tinggi, itu yang membuat kita optimistis terhadap pasar modal. Tahun depan IHSG harusnya lebih baik,” katanya.

Dia menambahkan bahwa kondisi pasar modal Indonesia saat ini juga telah mengantisipasi faktor rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya sehingga pasar saham domestik tidak akan bergejolak jika The Fed merealisasikan rencananya. “Kenaikan suku bunga The Fed yang bertahap terbukti tidak terlalu menimbulkan gejolak di pasar saham,” imbuhnya.

Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman berharap paket-paket kebijakan pemerintah terimplementasi dengan baik sehingga target pertumbuhan ekonomi tercapai. Secara moderat, dia memperkirakan indeks di 2016 akan mencapai level 4.950 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17% dan laba korporasi tumbuh 14,8%.

Norico memperkirakan tahun depan, Bank Indonesia (BI) juga berpeluang menurunkan BI rate sekitar 50 basis poin (bps) sampai 75 bps ke level 7,0%-6,75% setelah berkurangnya tekanan ekternal dengan adanya kepastian kenaikan suku bunga The Fed.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi tahun depan, maka konsumsi domestik akan meningkat.

Peningkatan ini, menurut Norico, akan mendorong pertumbuhan penjualan sektor consumer goods. Oleh karena itu, dia melihat sektor ini akan menjadi salah satu sektor yang akan paling bersinar di tahun depan.

Selain itu, sektor infrastruktur dan industri dasar menurutnya akan prospektif seiring dengan program pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur. Tahun depan, keduanya akan banyak memiliki ladang-ladang garapan dari proyek pemerintah.

Lona Olavia/Merdhy Pasaribu/MER

Suara Pembaruan