JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio membantah bahwa Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan kebijakan membatasi margin bunga bersih. Pasalnya, hal ini tidak seperti yang diinginkan OJK.
"Tidak betul (dibatasi)," ujar Tito kepada Okezone, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Dirinya mengatakan, OJK hanya akan mengeluarkan stimulus insentif. "Hal ini agar bunga kredit bisa turun," ujarnya dalam IDX Channel.
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan penurunan tingkat suku bunga kredit maupun deposito perbankan menjadi single digit pada tahun depan. Berbagai cara dan kebijakan dilakukan bersama-sama antara Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan suku bunga perbankan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad meminta, penurunan suku bunga kredit jangan ditafsirkan seolah-olah keuntungan bank akan berkurang juga. Justru, kata Muliaman dengan penurunan suku bunga kredit, diharapkan akan mampu memperluas juga basis perbankan yang akan menerima kreditnya.
â€Å“Oleh karena itu, program pemerintah yang sekarang sedang berjalan bagaimana memperluas akses keuangan kepada para nasabah baik dengan berbagai macam program melalui KUR dan sebagainya," ucap Muliaman.
Dirinya pun membandingkan Net Interest Margin (NIM) perbankan nasional dengan perbankan-perbankan yang ada di negara ASEAN. OJK menginginkan NIM perbankan nasional dapat seperti di Thailand yang sebesar 3-4 persen.
"Jadi kalau Thailand 3-4 persen, kita dalam waktu satu-dua tahun ini akan menuju margin ke arah Thailand, sekitar 3-4 persen. Oleh karena itu, kita akan membuat berbagai macam kebijkan dan insentif, dengan demikan kalau biaya dananya sudah murah, sudah turun ditambah efisiensi terus meningkat. Kita harap bunga kredit juga terus bisa turun," pungkasnya.
http://economy.okezone.com/read/2016/02/22/320/1317974/dirut-bei-tak-ada-pembatasan-margin-bunga-bersih-perbankan
Sumber : OKEZONE.COM
per pembukaan 22 Feb 2016:Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin membuka naik tipis sebesar 3,84 poin. Itu seiring dengan aksi pelaku pasar saham yang melakukan transaksi jangka pendek.
IHSG BEI dibuka naik 3,84 poin atau 0,10 persen menjadi 4.701,40. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 0,06 persen menjadi 820,44.
"Indeks BEI bergerak menguat namun cenderung terbatas di tengah perilaku transaksi jangka pendek pelaku pasar yang masih menjadi pilihan mengingat volatilitas saham yang relatif tinggi," terang Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, mengutip antaranews.com.
Menurut dia, salah satu faktor yang memengaruhi pelaku pasar melakukan transaksi jangka pendek itu yakni tren koreksi yang terjadi pada mayoritas pasar saham global dalam dua pekan terakhir, serta belum membaiknya harga minyak mentah dunia.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin ini, berada di level US$29,85 per barel, naik 0,71 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi US$33,30 per barel, naik 0,88 persen.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa munculnya isu mengenai pembatasan net interest margin (NIM) pada pekan lalu maksimal di kisaran 4 persen masih membayangi laju saham-saham perbankan untuk bergerak melemah.
"Sentimen negatif terhadap perbankan yang masih beredar membebani laju IHSG," kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 196,92 poin (1,02 persen) ke level 19.482,42, dan indeks Nikkei menguat 130,34 poin (0,85 persen) ke level 16.102,49, Straits Times menguat 7,25 poin (0,27 persen) ke posisi 2.664,13.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2275891/ihsg-bei-naik-tipis-384-poin
Sumber : INILAH.COM
JAKARTA kontan. Awal pekan ini, Senin (22/2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkirakan akan cenderung bergerak di zona negatif. Pasalnya, harga minyak mentah
yang kembali anjlok akan berdampak negatif bagi pergerakan saham berbasiskan
komoditas.
Investor lokal akan memanfaatkan koreksi yang terjadi untuk mengoleksi kembali sejumlah
saham unggulan yang sektornya bullish.
"IHSG diperkirakan bergerak di 4650 hingga 4725 cenderung koreksi," ujar David Sutianto,
Analis First Asia Capital dalam Market Research, Senin (22/2).
"Tidak betul (dibatasi)," ujar Tito kepada Okezone, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Dirinya mengatakan, OJK hanya akan mengeluarkan stimulus insentif. "Hal ini agar bunga kredit bisa turun," ujarnya dalam IDX Channel.
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan penurunan tingkat suku bunga kredit maupun deposito perbankan menjadi single digit pada tahun depan. Berbagai cara dan kebijakan dilakukan bersama-sama antara Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan suku bunga perbankan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad meminta, penurunan suku bunga kredit jangan ditafsirkan seolah-olah keuntungan bank akan berkurang juga. Justru, kata Muliaman dengan penurunan suku bunga kredit, diharapkan akan mampu memperluas juga basis perbankan yang akan menerima kreditnya.
â€Å“Oleh karena itu, program pemerintah yang sekarang sedang berjalan bagaimana memperluas akses keuangan kepada para nasabah baik dengan berbagai macam program melalui KUR dan sebagainya," ucap Muliaman.
Dirinya pun membandingkan Net Interest Margin (NIM) perbankan nasional dengan perbankan-perbankan yang ada di negara ASEAN. OJK menginginkan NIM perbankan nasional dapat seperti di Thailand yang sebesar 3-4 persen.
"Jadi kalau Thailand 3-4 persen, kita dalam waktu satu-dua tahun ini akan menuju margin ke arah Thailand, sekitar 3-4 persen. Oleh karena itu, kita akan membuat berbagai macam kebijkan dan insentif, dengan demikan kalau biaya dananya sudah murah, sudah turun ditambah efisiensi terus meningkat. Kita harap bunga kredit juga terus bisa turun," pungkasnya.
http://economy.okezone.com/read/2016/02/22/320/1317974/dirut-bei-tak-ada-pembatasan-margin-bunga-bersih-perbankan
Sumber : OKEZONE.COM
per pembukaan 22 Feb 2016:Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin membuka naik tipis sebesar 3,84 poin. Itu seiring dengan aksi pelaku pasar saham yang melakukan transaksi jangka pendek.
IHSG BEI dibuka naik 3,84 poin atau 0,10 persen menjadi 4.701,40. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 0,06 persen menjadi 820,44.
"Indeks BEI bergerak menguat namun cenderung terbatas di tengah perilaku transaksi jangka pendek pelaku pasar yang masih menjadi pilihan mengingat volatilitas saham yang relatif tinggi," terang Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, mengutip antaranews.com.
Menurut dia, salah satu faktor yang memengaruhi pelaku pasar melakukan transaksi jangka pendek itu yakni tren koreksi yang terjadi pada mayoritas pasar saham global dalam dua pekan terakhir, serta belum membaiknya harga minyak mentah dunia.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin ini, berada di level US$29,85 per barel, naik 0,71 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi US$33,30 per barel, naik 0,88 persen.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa munculnya isu mengenai pembatasan net interest margin (NIM) pada pekan lalu maksimal di kisaran 4 persen masih membayangi laju saham-saham perbankan untuk bergerak melemah.
"Sentimen negatif terhadap perbankan yang masih beredar membebani laju IHSG," kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 196,92 poin (1,02 persen) ke level 19.482,42, dan indeks Nikkei menguat 130,34 poin (0,85 persen) ke level 16.102,49, Straits Times menguat 7,25 poin (0,27 persen) ke posisi 2.664,13.
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2275891/ihsg-bei-naik-tipis-384-poin
Sumber : INILAH.COM
Bisnis.com, JAKARTA— Terus meningkatnya performa Indeks harga saham gabungan (IHSG), terjadi lantaran sejumlah data perekonomian Indonesia postif bila dibandingkan dengan negara lain.
Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai pencapaian IHSG yang terus positif telah diperkirakan sejak awal tahun. Pergerakan IHSG disokong oleh belanja pemerintah, pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia, hingga data ekonomi Tanah Air yang positif.
"BI Rate bahkan bisa turun lagi ke level 6,5%-6,75% sepanjang tahun ini. Sektor saham pilihan ada di konstruksi, perbankan, dan consumer goods," katanya saat dihubungi Bisnis.com.
Akhir pekan lalu, IHSG terkoreksi 1,70% sebesar 81,23 poin ke level 4.697,56 dari hari sebelumnya. Koreksi Indeks terjadi akibat dorongan ambrolnya sektor finansial 3,33%.
Selama sepekan, IHSG terkoreksi 0,36% dari akhir pekan sebelumya 4.714,39. Investor asing selama sepekan memborong saham senilai Rp14,65 triliun dan mencatat net buy Rp309 miliar.
Akhir pekan, investor asing mengambil posisi jual dengan net sell yang dibukukan senilai Rp912,23 miliar hingga hampir membalikkan posisi net buy. Padahal, sejak awal pekan, investor asing terus membukukan beli bersih dengan capaian net buy Rp1,82 triliun sepanjang tahun berjalan.
Hans Kwee menilai, angka inflasi yang berada di level 4,1% diproyeksi akan mencapai 4% pada akhir 2016. Penguatan Indeks juga terjadi lantaran nilai tukar rupiah yang semakin stabil dan diproyeksi bisa mencapai Rp12.500 per dolar Amerika Serikat.
JAKARTA kontan. Awal pekan ini, Senin (22/2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkirakan akan cenderung bergerak di zona negatif. Pasalnya, harga minyak mentah
yang kembali anjlok akan berdampak negatif bagi pergerakan saham berbasiskan
komoditas.
Investor lokal akan memanfaatkan koreksi yang terjadi untuk mengoleksi kembali sejumlah
saham unggulan yang sektornya bullish.
"IHSG diperkirakan bergerak di 4650 hingga 4725 cenderung koreksi," ujar David Sutianto,
Analis First Asia Capital dalam Market Research, Senin (22/2).
Pada perdagangan akhir pekan lalu didominasi tekanan jual pemodal membuat IHSG yang
sudah menguat dalam empat sesi perdagangan sebelumnya mengalami koreksi tajam
81,234 poin (1,7%) di 4697,560.
sudah menguat dalam empat sesi perdagangan sebelumnya mengalami koreksi tajam
81,234 poin (1,7%) di 4697,560.
Tekanan jual dimotori pemodal asing terutama melanda saham emiten perbankan.
Penjualan bersih asing Rp 912,40 miliar akhir pekan lalu setelah empat hari perdagangan
sebelumnya mencatatkan pembelian bersih hingga Rp1,22 triliun.
Penjualan bersih asing Rp 912,40 miliar akhir pekan lalu setelah empat hari perdagangan
sebelumnya mencatatkan pembelian bersih hingga Rp1,22 triliun.
Investor bereaksi negatif atas rencana OJK membatasi rasio net interest margin(NIM)
perbankan di level 4%. Saat ini rata-rata rasio NIM perbankan Indonesia 5,3%. Langkah
OJK ini dimaksudkan untuk memaksa perbankan menurunkan suku bunga kreditnya.
perbankan di level 4%. Saat ini rata-rata rasio NIM perbankan Indonesia 5,3%. Langkah
OJK ini dimaksudkan untuk memaksa perbankan menurunkan suku bunga kreditnya.
"Pasar bereaksi negatif karena tidak menyukai sesuatu yang sifatnya mengintervensi pasar.
Akibat koreksi akhir pekan lalu, IHSG selama sepekan terkoreksi 0,36% melanjutkan
koreksi pekan sebelumnya 1,76%," lanjutnya.
Akibat koreksi akhir pekan lalu, IHSG selama sepekan terkoreksi 0,36% melanjutkan
koreksi pekan sebelumnya 1,76%," lanjutnya.
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu bergerak bervariasi. Indeks DJIA koreksi 0,13%
di 16391,99. Indeks S&P flat di 1917,78 dan indeks Nasdaq menguat 0,4% di 4504,43.
di 16391,99. Indeks S&P flat di 1917,78 dan indeks Nasdaq menguat 0,4% di 4504,43.
Penguatan ditopang saham konsumsi dan teknologi, sedangkan saham sektor energi
terkoreksi menyusul harga minyak yang kembali anjlok 3% di USD29,79/barel. Pasar masih
mengkhawatikan kelebihan pasokan minyak dunia.
terkoreksi menyusul harga minyak yang kembali anjlok 3% di USD29,79/barel. Pasar masih
mengkhawatikan kelebihan pasokan minyak dunia.
Dari perekonomian AS, data inflasi inti Januari 2016 naik 0,3% (MoM) di atas perkiraan
0,2% memicu kembali ekspektasi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate yang berimbas
pada penguatan dolar AS.
0,2% memicu kembali ekspektasi kenaikan tingkat bunga Fed Fund Rate yang berimbas
pada penguatan dolar AS.
Komentar
Posting Komentar