Bisnis.com, JAKARTA - Impor bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi Indonesia masih merosot signifikan pada Januari 2016. Bank sentral Eropa dan China memberikan sinyal siap mengucurkan stimulus untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Bursa Global. Bursa saham Amerika Serikat tutup dalam perayaan Hari Presiden. Bursa Eropa memperpanjang rebound, naik 2,99% pada penutupan perdagangan didorong kenaikan saham perbankan.
Harga Minyak. Harga minyak meneruskan tren positif didorong spekulasi bullish investor. Kontrak WTI diperdagangkan menguat 1,09% ke US$29,76 per barel pada penutupan perdagangan elektronik, sedangkan Brent bergerak naik 2,01% ke US$34,03 per barel pada pukul 05.17 WIB.
Ekonomi Jepang. Ekonomi Jepang menyusut 1,4% pada kuartal IV/2015, setelah berekspansi 1,3% pada kuartal III/2015. Pasar sebelumnya memproyeksikan ekonomi Negeri Sakura melambat 0,8% pada kuartal terakhir tahun lalu.
Stimulus Bank Sentral. Gubernur People Bank of China Zhou Xuaochuan mengatakan tidak ada dasar bagi renminbi untuk merosot lebih dalam. China akan mempertahankan mata uangnya tetap stabil terhadap basket currencies dan membiarkan renminbi bergerak lebih fleksibel terhadap dolar AS. Presiden European Central Bank Mario Draghi menyatakan siap mengeluarkan kebijakan baru jika gejolak di pasar finansial terbukti mengganggu dampak stimulus moneter kepada target inflasi.
Neraca Perdagangan. Nilai ekspor Indonesia turun 20,72% year on year pada Januari, sedangkan nilai impor merosot 17,15%. Impor bahan baku dan barang modal masing-masing turun 22,03% dan 18,96% pada periode yang sama. Surplus neraca perdagangan Januari senilai US$50,6 juta.
Realisasi APBN. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan proses tender senilai Rp9,3 triliun telah selesai dari target penyelesaian tender 90% proyek infrastruktur senilai Rp53,1 triliun pada kuartal I/2016. Dalam APBN-P 2016, Kementerian PUPR berencana meminta tambahan anggaran Rp10—Rp15 triliun untuk persiapan Asian Games.
GIAA. Penurunan harga BBM membuat laba bersih PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencapai US$76,48 juta pada 2015 dibandingkan kerugian US$338,43 juta pada 2014.
ASII. PT Federal International Finance, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), berencana menawarkan obligasi senilai Rp1,5 triliun pada bulan ini yang akan digunakan untuk pembiayaan sepeda motor.
JAKARTA kontan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak bervariasi berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan besok hari.
Lanjar Nafi, Analis Reliance sekuritas mengatakan secara teknikal masih bergerak konsolidasi dengan red candle pada hari ini. Indikator stochastic bergerak bearish keluar dari area overbought. Sedangkan momentum RSI yang masih tertahan pada MA14 dari momentumnya.
"Sehingga diperkirakan IHSG masih akan bergerak mixed mencoba menguat dengan range pergerakan 4690-4800." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (15/2).
Pada perdagangan hari ini, IHSG bergerak mengikuti bursa mayoritas bursa Asia. IHSG ditutup menguat hanya 26.33 poin atau 0.56% di level 4.740,73 dengan volume yang moderate. Investor asing hari ini juga mencatatkan net buy sebesar rp146.39 Miliar di saat rupiah menguat cukup baik.
Lanjar menilai, sentimen dalam negeri yakni aktivitas ekspor di bulan Januari yang turun berkontraksi terhadap ekspetasi di level -20.72% dari -17.66% dengan ekspetasi -15.20% menjadi penahan laju penguatan IHSG di saat mayoritas bursa Asia rebound cukup tinggi dan nilai tukar rupiah menguat 0.82% karena neraca perdagangan surplus U$51M.
Mayoritas bursa Asia rebound di awal pekan di saat investor kembali menilai pelemahan ekuitas global ke pasar uang pekan lalu cukup berlebihan atau oversold. Otoritas moneter di Eropa dan Jepang telah mengisyaratkan stimulus tambahan mungkin akan terjadi untuk menopang ekonomi global tahun ini.
Selain itu, lanjut Lanjar, Bank Sentral China pun kembali meningkatkan upaya untuk memulihkan stabilitas mata uang dan perekonomian bangsa sebagai pemecah pernyataan depresiasi yuan yang tanpa batas meskipun depresiasi tersebut belum menunjukkan hasil dikarenakan tingkat ekspor China Januari masih menurun di level -11.2% dari -1.4% diperiode yang sama tahun lalu.
Sementara bursa Eropa dibuka optimis mengikuti bursa Asia. Neraca perdagangan eropa dirilis cukup positif dan ECB menegaskan potensi stimulus lebih lanjut.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang akan ditunggu pelaku pasar adalah data FDI china dan Machinery Orders di Jepang dan dalam negeri menanti data pertumbuhan pinjaman dan penjualan mobil dengan ekspetasi masih melambat.
Komentar
Posting Komentar