Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencetak penguatan tertinggi di seluruh dunia sepanjang pekan pertama Februari.
Berdasarkan data BEI yang dikutip Bisnis, Minggu (7/2/2016), IHSG tercatat naik 183,78 poin atau 3,98% pada periode perdagangan, 1-5 Februari 2016.
Selain itu, secara tahunan (year to date), indeks juga menempati urutan pertama dengan naik 205,94 poin atau 4,48%.
Posisi IHSG di penutupan perdagangan akhir pekan ini naik hingga ke level 4.798,95, dari penutupan di pekan sebelumnya di level 4.615,16.
Pada perdagangan hari terakhir di pekan ini, Jumat (5/2/2016), IHSG berhasil ditutup menguat 2,85%.
IHSG terpantau mengungguli indeks acuan bursa AS Dow Jones yang naik 2,16% atau 346,94 poin dan bursa Filipina yang naik 1,16% atau 77,51 poin.
Dari 13 daftar bursa acuan dunia, sebanyak 6 indeks saham dunia mencatatkan kinerja positif pada pekan pertama Februari, sedangkan 7 indeks saham dunia lainnya melemah.
Sementara itu, jika dilihat dari 10 besar bursa saham dunia, hanya bursa Thailand melalui Indeks SET yang mampu tumbuh baik secara mingguan dengan naik 0,3% atau 3,88 poin dan secarayear to date naik 1,31% atau 16,84 poin.
Adapun bursa lainnya masih mencatatkan kinerja negatif secara tahunan seperti Bursa Malaysia, Indeks KOSPI Korea Selatan, Indeks PSE Philipina, Indeks FTSE 100 Inggris Raya, Indeks S&P Sensex India, bursa saham Australia, Indeks Dow Jones Industrial Average Amerika Serikat, Indeks Straight Times Singapura, Indeks Nikkei 225 Japan, Indeks Hang Seng Hongkong, dan Shanghai China.
Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia optimistis data ekonomi domestik yang positif dapat menjadi sentimen pendongkrak laju indeks harga saham gabungan (IHSG) ke teritori hijau.
Direktur Utama BEI Tito Sulistyo menuturkan selama empat bulan terakhir, pergerakan IHSG berkutat pada kisaran 4.500-4.600. Namun, seiring pengumuman capaian pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2015 sebesar 5,04%, IHSG melesat 133,13 poin atau 2,85% ke level 4.798,95 atau nyaris menembus level 4.800.
"Market cap bisa melewati Rp5.000 triliun. Saya percaya angka psikologis terlewati, yaitu angka 4.700," ujarnya, Jumat (5/2/2016).
Menurutnya, data indikator ekonomi yang positif dalam menopang kinerja bursa di tengah minimnya sentimen positif dari pasar global. Tito optimistis pada tahun ini ekonomi Indonesia mampu terakselerasi sekitar 5%.
Selain itu, kondisi perekonomian Amerika Serikat juga dinilai menunjukkan indikator yang membaik, sedangkan harga minyak dunia diharapkan tidak berada di level yang terlalu rendah.
Tito menuturkan kunci membaiknya kondisi perekonomian domestik adalah dengan pencapaian target pajak pemerintah, akselerasi belanja pemerintah, dan bergulirnya proyek-proyek infrastruktur.
"Kalau harga minyak tidak bergejolak, daya beli masyarakat naik, currency stabil, 5% pertumbuhan ekonomi bisa tercapai," kata Tito.
Untuk mendukung sentimen positif di pasar modal, Otoritas Bursa berencana meluncurkan produk-produk baru dan memperkuat Anggota Bursa. Saat ini ada 528 emiten yang melantai di BEI dengan jumlah broker sebanyak 115 perusahaan.
Dengan kondisi tersebut perbandingan antara emiten dengan broker ada pada posisi 4,5 kali. Padahal rasio emiten dengan broker di negara lain mencapai 7 kali, bahkan di atas 10 kali. Di Thailand, misalnya, jumlah emiten sekitar 600 perusahaan dan jumlah broker hanya 38, sehingga rasionya di atas 15 kali.
"Saya pengennya relaksasi margin bisa secepat mungkin kita keluarkan sehingga T3 bisa jadi T2 sehingga transaksi bisa lebih cepat," imbuhnya.
BEI juga terus mendorong konsolidasi broker sebagai strategi penguatan Anggota Bursa. Tujuannya agar pendapatan per broker menjadi lebih besar, broker untung lebih banyak, dan dapat meningkatkan transaksi saham.
Bisnis.com, JAKARTA – Sektor perbankan dan infrastruktur dinilai akan menjadi penggerak indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan depan.
“Perbankan dan konstruksi adalah sektor favorit untuk mendobrak IHSG menuju 4.700,” papar Analis Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya dikutip Bisnis, Minggu (7/2/2016).
Lebih lanjut dia merekomendasikan saham perbankan dengan kapitalisasi besar (big cap) dengan pangsa pasar dan kemampuan menyalurkan pinjaman yang besar.
“Bank kecil kurang disukai karena dari segi kekuatan finansial kalah dengan pemain besar,” tambahnya.
Dia menyebutkan pilihan saham perbankan adalah BBCA dan BBRI. Angka historis kredit macet bank besar selama 10 tahun berkisar antara 2-3% dengan BI rate bermain di tingkat rendah dan tinggi pada kisaran 5%-11%.
Adapun harga minyak yang masih dibawah US$50/barel akan mendukung sektor konstruksi infrastruktur terutama BUMN.
“Perusahaan-perusahaan itu akan diuntungkan dari rencana percepetan anggaran pengeluaran pemerintah untuk membangun proyek infrastruktur secara nasional,” tuturnya.
Adapun pilihan saham jatuh pada WIKA, WSKT, dan ADHI.
Bisnis.com, JAKARTA - Kapitalisasi pasar indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat naik 4,54% sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data BEI yang dikutip Bisnis, Minggu (7/2/2016), kapitalisasi pasar IHSG per Jumat (5/2/2016) tercatat sebesar Rp5.094,26 triliun.
Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi di akhir 2015 lalu yang tercatat sebesar Rp4.872,70 triliun.
Peningkatan kapitalisasi pasar IHSG juga diiringi dengan aksi beli investor asing di pasar saham yang mencapau Rp410 miliar secara tahunan (year to date) dan Rp2,73 triliun pada pekan pertama bulan ini.
IHSG pun mencatatkan kenaikan 3,98% atau 183,78 poin ke level 4.798,95 sepanjang periode perdagangan 1-5 Februari 2016. Adapun secara tahunan indeks menguat 4,48% atau 205,94 poin.
Rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami kenaikan 13,3% menjadi Rp6,30 triliun dari Rp5,56 triliun di akhir pekan lalu.
Namun rata-rata volume transaksi harian mengalami koreksi 7,14% dan rata-rata frekuensi harian kenaikan 3,48%.
Direktur Utama Tito Sulistio dalam keterangan tertulis mengatakan performa positif IHSG di sepanjang pekan ini karena adanya akumulasi yang dilakukan oleh pemodal pada saham-saham berkapitalisasi besar dan memiliki pengaruh signifikan terhadap koefisien IHSG.
Saat ini ada sekitar 20 perusahaan besar yang tercatat di BEI yang menguasai 60% kapitalisasi pasar IHSG.
Komentar
Posting Komentar