JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona positif pada sesi I hari ini (29/2), setelah bergerak liar.
Pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,49% menjadi 4.756,134. Ada 128 saham yang melaju. Sedangkan jumlah saham yang turun sebanyak 116 saham dan 82 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi siang ini melibatkan 1.500 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,018 triliun.
Meski demikian, investor asing mencatatkan penjualan bersih di seluruh market senilai Rp 24,4 miliar. Sedangkan di pasar reguler, net sell asing mencapai Rp 3,2 miliar.
Sementara itu, ada delapan sektor yang melaju. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor barang konsumen yang naik 1,53%, sektor manufaktur naik 1,15%, dan sektor industri dasar naik 0,71%.
Saham-saham indeks LQ 45 dengan kenaikan terbesar antara lain: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 4,79% menjadi Rp 15.850, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 4,42% menjadi Rp 14.775, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 3,66% menjadi Rp 7.075.
Sedangkan, tiga saham indeks LQ 45 dengan penurunan terdalam yakni: PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 3,16% menjadi Rp 1.840, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,89% menjadi Rp 225, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 1,27% menjadi Rp 1.555.
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rehat di teritori positif pada perdagangan di sesi I.Pada perdagangan preopening, IHSG dibuka naik 5,145 poin (0,11%) ke 4.738,294. Sementara indeks LQ45 dibuka menguat 1,267 poin (0,15%) ke 829.443.
Mengawali perdagangan, Senin (29/2/2016), IHSG dibuka menguat 5,925 poin (0,13%) ke 4.739,074. Sementara indeks LQ45 dibuka naik 1,328 poin (0,15%) ke 829.387.
Pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup menguat 22,985 poin (0,49%) ke 4.756,134. Sementara indeks LQ45 ditutup naik 4,999 poin (0,60%) ke 833.175.
Delapan sektor menguat, hanya 2 sektor yang bergerak melemah. Penguatan tertinggi terjadi di sektorconsumer goods sebesar 1,53%. Sementara pelemahan tertinggi terjadi di sektor konstruksi sebesar 0,60%.
Sebanyak 128 saham naik, 116 saham turun, dan 82 saham stagnan. Frekuensi saham yang ditransaksikan sebanyak 111.375 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 1,501 miliar saham, senilai Rp 2,018 triliun.
Saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers di antaranya UNVR naik 1.250 poin (2,85%) ke Rp 45.150, GGRM naik 825 poin (1,31%) ke Rp 63.825, ICBP naik 725 poin (4,79%) ke Rp 15.850, dan ITMG naik 700 poin (10,81%) ke Rp 7.175.
Sementara saham-saham yang masuk dalam jajaran top losers di antaranya DUTI turun 300 poin (4,62%) ke Rp 6.200, IIKP turun 245 poin (7,44%) ke Rp 3.050, AKRA turun 225 poin (2,89%) ke Rp 7.550, dan SMAR turun 130 poin (3,54%) ke Rp 3.540.
Berdasarkan data perdagangan Reuters, dolar AS siang ini bergerak di Rp 13.390.
Berikut kondisi bursa saham Asia siang ini:
- Indeks Nikkei 225 naik 115,54 poin (0,71%) ke 16.303,95
- Indeks Hang Seng turun 101,38 poin (0,52%) ke 19.262,77
- Indeks SSE Composite turun 93,85 poin (3,39%) ke 2.673,36
- Indeks Straits Times naik 16,54 poin (0,65%) ke 2.666,62
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan penguatan pada perdagangan awal pekan depan. Pasalnya, indikator teknikal menunjukkan sinyal penguatan.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securitas menjelaskan, secara teknikal, IHSG menembus resistance MA7 setelah indikator Stochastic terlihat golden-cross terkonfirmasi pada area jenuh jual.
"Dengan kondisi demikian peluang penguatan IHSG sangat besar hingga menguji upper bollinger bands dilevel 4.800." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (26/2).
Lanjar memperkirakan, IHSG awal pekan depan akan melanjutkan penguatan di kisaran 4.665-4.800. Menurutnya, saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya ACES, BBRI, BDMN, BMRI, CPIN, CTRP, ICBP, WIKA, ROTI
Pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup menguat 74.83 poin sebesar 1.6% di level 4733.15 dengan volume yang relatif moderat. Seakan mengikuti bursa Asia, IHSG optimis sejak pembukaan dengan mayoritas indeks sektoral menguat kecuali sektor pertanian. Investor asing pun tercatat net buy Rp 152.92 miliar hari ini.
Namun bila melihat keseluruhan aktivitas investor asing pada minggu ini masih tercatat net sell sebesar -287.52 dengan aksi jual terbesar pada awal pekan lalu. Lajar bilangm, penguatan rupiah hingga dilevel 13.381 menjadi salah satu faktor pendorong aksi beli investor asing pada perdagangan hari ini
Bursa Asia ditutup mayoritas berbalik menguat pada akhir pekan ini. Bank sentral China kembali membuka ruang pelonggaran moneter dan Kelompok G20 bertemu untuk membahas stimulus menjelang data pertumbuhan ekonomi AS mampu mengangkat pergerakan bursa Asia setelah kemarin turun cukup dalam. Harga minyak pun rebound menuju kenaikan mingguan terbesar sejak tahun 2011.
Investor menilai laporan pendapatan ditengah spekulasi bahwa ECB akan lebih mendukung pertumbuhan global mampu membuat indeks Eropa dibuka menguat cukup tinggi mengikuti bursa Asia.
Investor akan melihat ke pertemuan G-20 hari ini di Shanghai untuk indikasi bahwa pembuat kebijakan masih siap bergerak untuk mendorong pergerakan pasar.
Menuru Lanjar, sentimen selanjutnya dipekan depan diantaranya Indeks industrial productions, Penjualan ritel dan Pembelian rumah di Jepang serta Tingkat inflasi di zona Eropa.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saham-saham sektor perbankan terpantau berada pada zona merah pada perdagangan saham pada beberapa hari ini.
Pelemahan saham perbankan dinilai berkaitan dengan rencanaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberi insentif bagi perbankan yang mampu meningkatkan efisiensi dengan menurunkan Marjin Bunga Bersih atau Net Interest Margin (NIM).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolonmenyatakan melemahnya kinerja saham perbankan ini tidak akan berlangsung lama alias temporer. Pasalnya, hal ini dipandangnya hanya sekedar reaksi pasar.
Naik dan turunnya harga saham merupakan sesuatu yang wajar. Apalagi, pelemahan saham perbankan ini hanya merupakan respon pasar atas rencana regulator untuk mendorong perbankan menurunkan NIM.
"Ada isu kecil tiba-tiba anjlok, saya katakan ini sifatnya sementara. Itu biasa, begitu ada kebijakan baru lalu dilihat akan ada perubahan kebijakan," kata Nelson di Jakarta, Senin (22/2/2016).
Nelson menuturkan, pelemahan saham perbankan disebabkan investor yang ingin mengamankan dananya terlebih dahulu sambil melihat situasi. Namun, pada dasarnya mereka belum mengetahui arah kebijakan regulator tersebut.
"Mereka juga belum tahu arah dan dampak kebijakan. Pada akhirnya akan kembali normal. Kalau bisa shock seperti itu bisa diminimalisir," terang Nelson.
IHSG ditutup melemah pada siang hari ini, Selasa (23/2/2016). Saham-saham perbankan masih menjadi faktor utama memerahnya IHSG, seperti halnya BBRI, BBNI, BBCA, dan BMRI.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Komentar
Posting Komentar