Langsung ke konten utama

IHSG PENUTUPAN per tgl 26 Mei 2014


kontan JAKARTA. Dibuka menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup melemah. Pada penutupan, indeks bursa lokal melemah 0,18% ke level 4.963,92.

Sebanyak 152 saham melemah. Sementara lainnya 112 saham menguat dan 103 saham stagnan.

Transaksi sehari menjelang liburan cukup sepi. Transaksi perdagangan hanya mencapai Rp 4,2 triliun. Sebanyak 4,48 miliar ditransaksikan.

Saham-saham yang berada di jajaran top loser adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang melemah 0,05% menjadi Rp 53.525 per saham, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang melemah 0,11% menjadi Rp 4.440 per saham, PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) yang turun 0,12% menjadi Rp 4.055 per saham dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) yang melorot 0,13% menjadri Rp 3.835 per saham.

Sementara saham yang berada di jajaran top gainers diantaranya, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) yang menguat 21,43% menjadi Rp 3.400, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk yang naik 16% menjadi Rp 580 per saham dan PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) yang naik 15,38% menjadi Rp 750.
Editor: Edy Can

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,18% ke level 4.963,93 pada perdagangan Senin (26/5/2014).
Indeks melemah untuk pertama kalinya setelah tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya naik 1,56%. Pada awal perdagangan, indeks sempat dibuka menguat 0,23%. Namun, pada pukul 09.21 WIB, indeks berbalik arah dan melemah hingga akhir perdagangan hari ini.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.962,6-4.986,09. Dari 495 saham yang diperdagangkan, sebanyak 104 saham menguat, 152 saham melemah, dan 239 saham stagnan.
Enam dari sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia melemah dengan pelemahan terbesar dialami sektor properti 0,65%. Adapun tiga sektor lainnya menguat dipimpin kenaikan sektor infrastruktur 0,27%.
Indeks Bisnis 27 juga ditutup melemah 0,25% ke 434,5. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,31% ke Rp11.579.
Saham-saham penekan IHSG:
BBRI
-1,15%
ASII 
-1% 
BBCA 
-0,66% 
PGAS 
-0,87% 
Saham-saham pendorong IHSG:
TLKM
+1,38%
INDF 
+1,12% 
CPIN 
+0,89% 
INDY 
+13,08% 
Sumber: Bloomberg.

Editor : Ismail Fahmi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza Cadangan Devisa : $136,2 M (April 2024) SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒