Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 06 Mei 2014 (banyak sumber)

Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini diprediksi masih rawan terkoreksi. Karena itu, ada baiknya memperhatikan saham-saham pilihan Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada pada perdagangan Selasa (6/5/2014), berikut ini: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp2.290-2.350. Membentuk pola three inside up dekati MBB. Stochastic mencoba berbalik naik. Rekomendasi lakukan pembelian berkelanjutan atau maintained buy selama di atas Rp2.320. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp2.700-2.755. Membentuk pola tweezers top di bawah MBB. William’s %R mulai bergerak naik di atas area oversold. Rekomendasi lakukan pembelian berkelanjutan atau maintained buy selama di atas Rp2.715. PT Tbk (PWON) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp354-372. Membentuk pola Shooting star dekati MBB. Stochastic & RSI bergerak naik diikuti kenaikan volume. Rekomendasi lakukan pembelian berkelanjutan atau maintained buy selama di atas Rp360. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp1.120-1.190. Membentuk pola oiercing line dekati upper bollinger band (UBB ). RSI berbalik naik. Rekomendasi trading buy selama di atas Rp1.155. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp1.050-1.100. Membentuk pola stochastic cenderung bergerak turun di atas lower bollinger band (LBB ). Rekomendasi trading sell jika Rp1.050 gagal bertahan. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp29.150-30.250. Membentuk pola Shooting star dekati MBB. RSI berbalik naik diikuti peningkatan volume. Rekomendasi lakukan pembelian berkelanjutan atau maintained buy selama di atas Rp29.700. PT Tbk (AISA) diperkirakan akan bergerak dalam rentang harga Rp2.190-2.325. Membentuk pola white marubozu dekati UBB. Stochastic bertahan naik. Rekomendasi lakukan pembelian berkelanjutan atau maintained buy selama di atas Rp2.275. (rna) TEMPO.CO, Jakarta - Indeks saham pada perdagangan Senin, 5 Mei 2014, menguat empat poin (0,1 persen) ke level 4.842. Rilis positif data perekonomian dalam negeri pada awal bulan tampaknya mampu menjadi sentimen positif yang menjaga aksi beli pelaku pasar. Data manufaktur Tiongkok pada April yang kembali melambat ke level 48,3 memang menjadi sentimen negatif yang menekan laju bursa saham regional. Kecemasan atas dampak buruk kontraksi negeri itu bagi perekonomian global bahkan mendorong pelaku pasar memanfaatkannya menjadi momentum aksi ambil untung. (Baca juga : Pergerakan Indeks Dipengaruhi Kinerja Emiten ). Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha, membenarkan penguatan indeks tertahan sentimen negatif data Tiongkok. Melambatnya perekonomian salah satu negara tujuan ekspor Indonesia tersebut, menurut Reza, semakin membangun kekhawatiran menurunnya kinerja neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. “Siapa investor yang senang memegang saham bila ekonomi Tiongkok terus mengalami kontraksi,” kata dia. (Baca : Data Manufaktur Cina Tekan IHSG). Sentimen negatif indeks disinyalir juga datang dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tak memenuhi harapan pelaku pasar. Kinerja PDB kuartal I 2014 yang hanya tumbuh sebesar 5,25 persen dinilai pelaku pasar masih terlalu rendah dari indikator fundamental perekonomian yang membaik beberapa waktu belakangan. “Rilis PDB mengancam kinerja emiten,” ujar Reza. Reza pun menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham sektor perkebunan dan konsumsi, seperti LSIP, UNVR, dan MYOR. Alasannya, secara teknikal, harga kedua sektor saham tersebut dinilai masih cukup rendah. (Baca : IHSG Terganjal Sentimen Dalam Negeri ). Tanpa sokongan sentimen positif tambahan, indeks diprediksi cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pasalnya, pelaku pasar yang enggan menanggung risiko kerugian dipastikan akan memanfaatkannya untuk melakukan profit taking kembali. Hari ini, Selasa 6 Mei 2014, indeks diprediksi akan bergerak terbatas dalam kisaran 4.810-4.870. MEGEL JEKSON INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG Senin (5/5/2014) diprediksi variatif cenderung menguat terbatas dalam kisaran 4.820-4.870. Akan tetapi, indeks belum indikasikan reli lebih lanjut. Pada perdagangan Jumat (2/5/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,386 poin (0,03%) ke posisi 4.838,760. Intraday tertinggi 4.858,907 dan terendah 4.835,195. Investor asing mencatatkan net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell. Purwoko Sartono, research analyst dari PT Panin Sekuritas memproyeksikan, Senin (5/5/2014) ini IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas. “Data makro ekonomi seperti inflasi dan neraca perdagangan tampaknya sudah diantisipasikan oleh pasar,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, akhir pekan lalu. Dari eksternal, lanjut dia, data payroll AS menunjukkan kenaikan dalam skala tertinggi dalam 2 tahun terakhir. “Hanya saja sentimen positif tersebut dibatasi oleh meningkatnya tensi di Ukraina,” ungkap dia. Secara teknikal, kata Purwoko, momentum indikator berada di bawah average-nya. Belum ada indikasi IHSG bisa rally lebih lanjut. “Kisaran support-resistance 4.820-4.870,” imbuhnya. [jin] Kalau IHSG Turun, Saya Tak Terlalu Heran Oleh: Ahmad Munjin pasarmodal - Selasa, 6 Mei 2014 | 03:00 WIB INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG mendatar pada kisaran resisten. Karena itu, kalaupun indeks turun dinilai tak mengherankan. Seperti apa? Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, selain faktor teknikal, mendatarnya laju IHSG juga dipicu oleh kinerja emiten kuartal I-2014 yang 75% mencatatkan laba di bawah ekspektasi. “Oleh karena itu, jika ternyata IHSG kemudian turun,terus terang saya tidak terlalu heran,” katanya kepada INILAHCOM. Pada perdagangan Senin (5/5/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 3,743 poin (0,08%) ke posisi 4.842,503. Intraday terendah 4.838,074 dan tertinggi 4.856,337. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.Berikut ini wawancara lengkapnya: Mengawali pekan, IHSG hanya menguat 3,7 poin ke 4.842. Apa yang terjadi? Laju IHSG memang tidak ke mana-mana karena belum ada sentimen baru. Sentimen baru itu masih ditunggu oleh semua orang. Bagaimana dengan kinerja emiten kuatal I-2014? Sementara itu, sentimen dari laporan keuangan emiten kuartal I-2014 tidak banyak yang bisa diharapkan. Sebagian besar kinerja keuangan, tetap jelek. Artinya, pasar hanya bisa menunggu sentimen pemilu. Memang, kinerja emiten-emiten bank bagus tapi banyak yang berada di bawah harapan. Kalau saya, meski naik lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2013, saya selalu membandingkannya dengan konsensus pasar. Jika target konsensus masih di atas laba bersih yang terjadi, ya siap-siap turun saja sahamnya. PT Bank Central Asia (BBCA) mencatatkan kenaikan laba, tapi karena masih di bawah konsensus, harga sahamnya turun. Begitu juga dengan PT Bank Mandiri (BMRI) yang tidak terlalu bagus. Intinya, sebagian besar kinerja emiten untuk kuartal I-2014 masih di bawah harapan. Oleh karena itu, jika ternyata IHSG kemudian turun terus terang saya tidak terlalu heran. Lantas, bagaimana Anda melihat arah IHSG hingga akhir pekan ini? Arah IHSG masih cenderung mendatar (flat). Orang masih menunggu sentimen pemilihan presiden 2014. Hanya saja, meski datar, IHSG berada di dekat resistance. Karena itu, kondisinya tidak terlalu bagus. Kita flat di area resistance. Artinya, risiko IHSG untuk turun lebih besar daripada potensi kenaikannya. Level support dan resisten IHSG? Dalam sepekan, support IHSG berada di 4.825. Jika ditembus, tren IHSG berubah jadi turun. Akan tetapi, jika indeks turun pun, untuk jangka menengah tren IHSG masih flat dalam kisaran 4.750-4.625. Artinya, kalaupun turun, tidak bisa terlalu banyak. Di sisi lain, resistance indeks berada di 4.900-5.100. Bagaimana Anda melihat arah BI rate setelah April alami deflasi? Soal BI rate, kemungkinan BI akan mempertahankannya di 7,5%. Inflasi terkendali sehingga Bank Indonesia sebenarnya punya kesempatan untuk menurunkan suku bunga acuan itu. Masalahnya, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih lemah, BI tidak mungkin percaya diri untuk menurunkan suku bunga. Meski begitu, sentimen dari BI rate masih bagus untuk bursa saham. Akhir pekan lalu, dirilis data neraca perdagangan yang surplus. Inflasi April juga alami deflasi. Jika melihat variable ekonomi kita memang masih oke. Hanya saja, kinerja emiten kuartal I-2014 agak berat untuk membawa IHSG naik. Apalagi, yang kinerjanya bagus, hanya saham-saham big caps. Itu pun, meski naik, 75% kinerja emiten lapis pertama berada di bawah harapan. Karena itu, IHSG agak berat untuk bisa naik. Saham-saham pilihan Anda? Untuk saham-saham pilihan, kalaupun IHSG turun, saya rekomendasikan buy on weakness saham PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT London Sumatera (LSIP), PT United Tractors (UNTR), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Sebab, kinerja emiten-emiten tersebut berada di atas harapan untuk kuartal I-2014.[jin]

kontan JAKARTA. Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih ditutup menguat 0,077% pada level 4.842,503 dibanding akhir pekan lalu. Penguatan ini sebenarnya terbilang tipis, karena sejumlah analis menilai IHSG mendapat tekanan dari rilis data GDP Indonesia triwulan satu yang lebih rendah, yakni level 5,21% dari ekspektasi pasar sebelumnya di kisaran 5,7% dan 5,8%. Sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG akan sedikit konsolidasi dengan kecenderungan bearish akibat sentimen domestik tersebut. "Data GDP Indonesia kuartal satu masih berpotensi menekan indeks," ujar Reza Nugraha, analis MNC Securities. Akan tetapi, William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities memproyeksikan bahwa tren penguatan IHSG masih berlanjut dalam jangka waktu pendek hingga menengah ini. Berikut beberapa prospek analis untuk indeks IHSG esok : - Chandra Widjanarka - Bahana Sekuritas : Bearish. S : 4.800 , R : 4865 - Purwoko Sartono - Panin Sekuritas : Bearish . S : 4827 , R : 4863. - Reza Nugraha - MNC Securities : Bearish. S : 4.810 , R : 4.880 - Yusuf Nugraha - Anugerah Sentra Investama - Bullish. S : 4.833,39 , R : 4.863,12 - William Surya Wijaya, Asjaya Indosurya Securities - Bullish. S: 4.838, R : 4.903 Editor: Asnil Bambani Amri
 kontan
JAKARTA. Laju reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin pagi (5/5) harus sedikit tertahan. Meski mendapat beberapa tekanan, IHSG masih menguat tipis 0,077% di level 4.842,503 dibandingkan akhir pekan lalu.
Sementara, sejumlah indeks di bursa regional mencatat rapor merah. Indeks Nikkei 225 melemah 0,19% menjadi 14.457,51. Indeks Hang Seng Hong Kong turun cukup dalam sekitar 1,28% menjadi 21.976,33. Sementara, Topix indeks hanya naik tipis 0,02% di level 1.182,48.
Purwoko Santoso, analis Panin Sekuritas mengatakan, salah satu tekanan IHSG dipengaruhi dari pelemahan indeks yang terjadi di bursa regional. "Penguatan IHSG terbatas pada tekanan dari bursa regional. Hal ini karena data manufaktur PMI China lebih rendah, di level 48,1 pada April, tak sesuai dengan harapan sebelumnya," ujarnya.
Tak hanya itu, data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) di triwulan satu 2014 tak sesuai ekspektasi pasar. Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan I ini berkisar 5,7%-5,8%, namun BPS merilis angka 5,21%. Sehingga, data ekonomi makro ini turut menghambat laju IHSG.
Adapun, Yusuf Nugraha, analis Anugerah Sentra Investama memperkirakan, pergerakan IHSG besok masih dipengaruhi sentimen domestik dengan penurunan data PDB dan indeks kepercayaan bisnis Indonesia selama triwulan satu kemarin.
Sekadar info, indeks kepercayaan bisnis Indonesia menurun dari 104,72 menjadi 101,95. "Penurunan indeks kepercayaan dikarenakan investor masih menunggu kepastian pasangan capres dan cawapres yang akan dicalonkan dari masing-masing partai politik," ujar Yusuf.
Dengan kondisi data domestik itu, tutur Yusuf, IHSG masih dapat melanjutkan penguatan terbatas pada level support 4.833,39 dan resistance 4.863,12. Sebaliknya, Purwoko berpendapat, IHSG akan berkonsolidasi dan cenderung bearish, pada support 4.827 dan resistance 4.863.
Editor: Asnil Bambani Amri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ISU FUNDAMENTAL perbankan: BBRI, bnii (2022) #1

ASIENk: bbri diintai   BBRI: LCS andalan BBRI : wealth management tumbuh 2021: simpanan orang kaya d perbankan BBRI: restrukturisasi debitur turun UMKM: kredit k perbankan +13,3% / Januari 2022 BBRI: hapus buku utanK (2023) BBRI: optimis kredit 2022   BBRI: sasaran akhir 2022 neh BBRI: bermitra solusi teknologi BBRI: bermetaverse   BBRI: buyback lage   BBRI: tren turun harga saham BBRI 2021: LABA bersih d atas bbca BBRI: jadwal dividen 2021 BBRI: kredit tumbuh d 2022 BBRI: kinerja 2022 diekspektasiken lebe bagus   Per Februari 2022, Perbankan Salurkan Kredit Rp5.741,5 Triliun BBRI: rups bakal ganti direksi BBRI: tren harga saham ctak rekor tertinggi BBRI: market cap Rp 867 T BBRI: makin efisien biaya dananya BBRI: brilink Rp 18,2 T BBRI: 3 taon ke depan BBRI: merek yang TOP BBRI: optimistis 2022 BBRI: #1 @ ihsg   BBRI: dividen Rp 174,23 / saham  BBRI: Rp 43 T lebe dibagikan sbagai DIVIDEN final 2022 BBRI: bagi dividen terbesar bwat pemerintah BBRI: laba bersih naek   BBRI: laba bersih

analisis fundamental : ASRI, saham properti (2019-2020, 2021, 2022)

Lunasi Utang, Agung Podomoro Raih Pinjaman dari Guthrie Venture SG$ 172,8 Juta Agung Podomoro Land Jual Central Park untuk Modal Ekspansi Mulai membaik, kinerja sektor properti diprediksi naik 25% di tahun ini Marketing sales Kawasan Industri Jababeka (KIJA) capai Rp 899 miliar di tahun lalu Stok Rumah Membludak, Jakarta Paling Banyak Rekomendasi Saham Properti saat Penjualan CTRA, BSDE, LPKR, PWON Melonjak Kuartal I/2021 Bisnis Properti Asia Pasifik Kuartal I Positif, Tahun Menjanjikan Covid-19 melonjak, Indonesia Property Watch: Pasar properti bisa terkontraksi 5%-10% Fokus Pasar: Industri Properti Tumbuh Positif pada 2022 Jauh dari Jakarta, Apartemen di Bogor dan Tangerang Lebih Berkembang Gara-gara Pandemi, Jakarta Ditinggalkan Konsumen Properti? Pendapatan Emiten Properti Moncer hingga Kuartal III 2021, Siapa Paling Cuan? Menakar Prospek Saham Emiten Properti TAKAR PROPERTI 2023: rekomendasi (2) INFLASI: prospek properti Pasar Properti: bakal tumbuh positif Pajak : disk