Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 02 Desember (SEP1) 2015

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 11 poin setelah terkena tekanan jual investor asing. IHSG jadi satu-satunya indeks acuan yang melemah di Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini menguat tipis. Dolar AS berada di Rp 13.772 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.778.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG naik tipis 1,480 poin (0,03%) ke level 4.559,148 melanjutkan penguatan kemarin. Investor asing mulai mengambil untung pasca penguatan IHSG kemarin.

Indeks bergerak datar setelah beberapa investor memilih berburu saham di tengah gencarnya aksi ambil untung. Investor domestik menampung saham-saham bank kelas berat.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG turun tipis 5,298 poin (0,12%) ke level 4.552,370. Investor asing masih terus melepas saham.

Indeks hanya sempat naik ke titik tertingginya hari ini di 4.568,413 sebelum akhirnya jatuh lagi. Indeks bergerak dalam rentang yang tidak terlalu lebar.

Mengakhiri perdagangan, Rabu (2/11/2015), IHSG ditutup melemah 11,805 poin (0,26%) ke level 4.545,863. Sementara Indeks LQ45 ditutup turun 0,651 poin (0,08%) ke level 784,988.

Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 362,206 miliar di seluruh pasar. 

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 233,415 kali dengan volume 4,393 miliar lembar saham senilai Rp 4,611 triliun. Sebanyak 127 saham naik, 142 turun, dan 83 saham stagnan.

Bursa-bursa regional sore ini kompak menguat, meninggalkan BEI sendirian di zona merah. Pasar saham China melonjak hingga lebih dari dua persen.

Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:

  • Indeks Nikkei 225 turun 74,27 poin (0,37%) ke level 19.938,13.
  • Indeks Hang Seng naik 98,34 poin (0,44%) ke level 22.479,69.
  • Indeks Komposit Shanghai melonjak 80,60 poin (2,33%) ke level 3.536,91.
  • Indeks Straits Times bertambah 14,75 poin (0,51%) ke level 2.885,01.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah United Tractor (UNTR) naik Rp 250 ke Rp 16.550, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 225 ke Rp 6.700, Bank Mayapada (MAYA) naik Rp 215 ke Rp 2.145, dan Sinar Mas (SMMA) naik Rp 200 ke Rp 5.200.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 3.175 ke Rp 97.025, Indocement (INTP) turun Rp 650 ke Rp 19.775, Unilever (UNVR) turun Rp 625 ke Rp 36.775, dan Matahari (LPPF) turun Rp 500 ke Rp 15.975.

(ang/rrd) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒