Langsung ke konten utama

ihsg penutupan per tgl 15 Des 2015

Bisnis.com, JAKARTA— Menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) besok, Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level tertinggi sepanjang perdagangan pada hari ini.
Berdasarakan data Bloomberg,  pada perdagangan hari ini, Selasa (15/12/2015), IHSG ditutup menguat 0,80% sebesar 34,98 poin ke level 4.409,17 dari penutupan kemarin 4.374,19. Penguatan IHSG seiring dengan menguatnya bursa saham di Asia Pasifik.
Penutupan IHSG hari ini menjadi level terkuat Indeks yakni di level 4.409,17. Sedangkan, level terlemah IHSG berada pada 4.370,01.
Penguatan IHSG bersama dengan bursa saham China, Taiwan, Korea Selatan, dan Thailand. Sejak awal tahun, IHSG masih terkoreksi 15,65%.
“Jika imbas penguatan laju bursa saham AS dapat juga dirasakan IHSG, maka diharapkan laju IHSG dapat berbalik menguat meski tipis. Apalagi jika diikuti penguatan laju rupiah, maka dorongan itu akan kian kuat,” tutur Reza Priyambada, analis dari NH Korindo Securities.
Tujuh dari sembilan sektor yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini menguat, dipimpin oleh sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebesar 2,35%. Sementara, sektor agribisnis memimpin pelemahan dua sektor lainnya yakni turun 0,87%.
Sebanyak 142 dari 524 saham yang ada di BEI pada hari ini menguat. Sedangkan, 120 saham lainnya melemah dan 262 saham stagnan.
Penguatan IHSG hari ini, didorong oleh naiknya harga saham-saham seperti ASII (+2,45%), UNTR (+10,36%), INTP (+4,64%), BMRI (+1,45%), dan ICBP (+3,62%).
Akan tetapi, kenaikan IHSG ditahan oleh melorotnya harga saham-saham seperti BBCA (-0,76%), SMAR (-6,98%), PWON (-3,89%), ISAT (-2,88%), dan AKRA (-2,89%).
Seiring dengan kenaikan IHSG, Indeks Bisnis 27 juga ditutup naik 1,29% atau 4,80 poin ke level 377,95 dengan pergerakan 372,58-377,95. Sebanyak 18 saham menguat, tujuh melemah, dan dua saham sisanya stagnan.
Pada saat yang sama, kurs rupiah pada perdagangan di pasar spot hari ini ditutup menguat 0,55% sebesar 77 poin ke level Rp14.046/US$.

Penguatan rupiah seiring dengan menguatnya mata uang Asia. Sepanjang hari ini,  rupiah bergerak pada level terkuat Rp13.961/US$ dan terlemah Rp14.100/US$.
Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound 34 poin, berkat aksi beli investor domestik. Indeks berhasil tembus lagi level 4.400.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah. Dolar AS berada di Rp 14.055 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 14.130.

Mengawali perdagangan pagi tadi, IHSG menipis 4,090 poin (0,09%) ke level 4.370,101. Aksi beli selektif di saham-saham yang sudah murah mendorong IHSG rebound.

Investor asing masih memilih untuk melepas saham. Sedangkan investor domestik memburu saham-saham murah.

Pada penutupan perdagangan Sesi I, IHSG naik tipis 1,471 poin (0,03%) ke level 4.375,662. IHSG bergerak lesu pasca pelaporan neraca perdagangan RI yang defisit. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI di November 2015 defisit sebesar US$ 346,4 juta. Raihan defisit ini merupakan pertama kalinya terjadi di 2015.

Laporan BPS tersebut sempat membuat investor asing melanjutkan aksi jualnya. Namun, aksi beli investor lokal jelang penutupan perdagangan mampu membawa IHSG naik cukup tinggi.

Mengakhiri perdagangan, Selasa (15/12/2015), IHSG ditutup menguat 34,981 poin (0,80%) ke level 4.409,172. Sementara Indeks LQ45 ditutup naik 8,249 poin (1,10%) ke level 756,370.

Transaksi investor asing hingga sore hari ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 30,518 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 217,589 kali dengan volume 5,034 miliar lembar saham senilai Rp 4,29 triliun. Sebanyak 143 saham naik, 120 turun, dan 76 saham stagnan.

Bursa-bursa regional rata-rata ditutup melemah sore ini. Pelaku pasar masih menanti kebijakan The Federal Reserve (The Fed) soal suku bunga AS.

Berikut situasi dan kondisi bursa regional sore ini:

  • Indeks Nikkei 225 anjlok 317,52 poin (1,68%) ke level 18.565,90.
  • Indeks Hang Seng turun 35,48 poin (0,17%) ke level 21.274,37.
  • Indeks Komposit Shanghai melemah 10,31 poin (0,29%) ke level 3.510,35.
  • Indeks Straits Times naik 5,82 poin (0,21%) ke level 2.820,86.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah United Tractor (UNTR) naik Rp 1.450 ke Rp 15.450, Merck (MERK) naik Rp 1.00 ke Rp 129.000, Indocement (INTP) naik Rp 900 ke Rp 20.300, dan Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 49.250.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain SMART (SMAR) turun Rp 300 ke Rp 4.000, dan AKR (AKRA) turun Rp 200 ke Rp 6.725, Multi Bintang (MLBI) turun Rp 150 ke Rp 8.250, dan Indosat (ISAT) turun Rp 150 ke Rp 5.050.

(ang/wdl) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒