Langsung ke konten utama

ihsg per tgl 26 Sep 2016


Hong Kong, Sept 26, 2016 (AFP) 
 Asian markets slipped at the start of the new trading week, picking up where they left off after last week's Fed-inspired rally ran out of steam.

After a burst of enthusiasm on the back of the US central bank's decision to keep interest rates on hold for a bit longer, equities had begun giving up some of their gains on Friday, moving back from 14-month highs in Asia.

The stay of execution for easy money served also to bolster the Japanese yen, knocking some of the stuffing out of Tokyo on Monday, while other major indices also headed downwards.

A stronger yen tends to make Japanese stocks less desirable.

Uneasiness over oil was also dampening enthusiasm, ahead of a meeting of the Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) this week.

"Oil spot prices will have a big influence on where equities markets are going to trade for the early part of the week," said Angus Nicholson, a Melbourne-based analyst at IG Ltd.

"There are uncertainties over whether the OPEC members can reach an agreement," he told Bloomberg News.

Two years of oversupply and OPEC's failure to come to any kind of consensus on how to deal with it have left observers sceptical of any change in direction when players meet in Algeria on Wednesday.

Tokyo's Nikkei was down 0.8 percent by the break, while Hong Kong's major Hang Seng index had lost 0.7 percent by mid-morning.

Shanghai dropped 0.2 percent, Sydney was off 0.3 percent, Taiwan shed 0.7 percent and Seoul lost 0.3 percent.

On Friday the Dow slid 0.7 percent, while the tech-rich NASDAQ gave up 0.6 percent, with shares in Apple and Yahoo leading the downhill charge.

Frankfurt and Paris each lost around half a percent in value, while London held steady.

The yen was on a roll, with currency traders apparently emboldened by last week's Bank of Japan move to target 10-year government bonds in its latest bid to provoke inflation.

The dollar was buying 100.81 yen in early Asian trade against 101.02 yen in New York on Friday.

"The Bank of Japan has lost control of the yen," said Matthew Sherwood, head of investment strategy in Sydney at Perpetual Ltd.

"The only hope for Japan and the yen may be an aggressive Fed, but this is looking next to impossible despite an apparent split in the Fed Open Market Committee."

On oil markets, US benchmark West Texas Intermediate for November delivery was up 26 cents to $44.74 while Brent crude gained 30 cents to $46.19. 

- Key figures around 0300 GMT -

Tokyo - Nikkei 225: DOWN 0.8 percent at 16,612.57 (break)



Hong Kong - Hang Seng: DOWN 0.7 percent at 23,533.52

Shanghai - Composite: DOWN 0.6 percent at 3,015.46

Euro/dollar: UP at $1.1236 from $1.1128 late Friday

Dollar/yen: DOWN at 100.81 yen from 101.02 yen 

Pound/dollar: UP at $1.2978 from $1.2972

New York - DOW: DOWN 0.7 percent at 18,261.45 (close)

London - FTSE 100: FLAT at 6,909.43 (close)


Jakarta ID – Tren pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diyakini masih berada dalam masa konsolidasi. Untuk itu, peluang koreksi tentu saja sangat mungkin terjadi pada perdagangan saham hari ini.

Bagi Kepala Riset PT Asjaya Indosurya Securities Willam Surya Wijaya, bila terjadi koreksi atau pelemahan pasar sebenarnya justru merupakan momentum bagi investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian. Sebab saat itu harga-harga saham sedang murah. Sementara tren IHSG dalam jangka panjang masih terjaga dalam pola uptrend.
Meski begitu, bukan berarti peluang rebound telah terkunci. Untuk hari ini William memperkirakan pergerakan IHSG berpotensi menguat dengan catatan investor terus menjaga posisi support IHSG pada level 5.302. “Kalau itu terjadi IHSG perpotensi menembus targetresistance pada level 5.421,” ujarnya dalam riset harian yang diterbitkan pagi ini Senin, 26 September 2016.
Mendukung target resistance tersebut, Asjaya Indosurya merekomendasikan investor sejumlah saham sebagai menu akumulasi hari ini, yakni: PGAS, BBCA, BBNI, ADHI, KLBF, UNVR, TBIG, SMCB & INDF.



Mashud Toarik/MT
Majalah Investor


JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat tipis 0,16% menjadi 5.388,91. Dalam sepekan terakhir, indeks sudah menanjak 2,3%.
Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menahan suku bunga menjadi salah satu pendorong pasar saham domestik. Apalagi, Bank Indonesia menurunkan 7-days reverse repo rate sebesar 0,25% menjadi 5%.
Sejumlah analis memprediksi, IHSG pekan depan akan melanjutkan penguatan. Analis Lautandhana Securindo Krishna Setiawan memprediksi, indeks pekan depan akan bergerak di rentang 5.340–5.476. Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu juga sepakat indeks cenderung menguat ke kisaran 5.375–5.400.
Menurut Lucky, pekan depan pergerakan indeks masih dipengaruhi sentimen penurunan suku bunga BI dalam negeri. Selain itu, rencana PT Astra International Tbk (ASII) membagi dividen pada pekan depan bisa jadi katalis positif.
Adapun Krishna melihat IHSG didorong program amnesti pajak. "Karena minggu depan puncak amnesti pajak periode pertama," kata dia.
Target yang ditetapkan Direkorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan terkait uang tebusan sebesar Rp 45 triliun sampai akhir September berpotensi tercapai, bahkan melebihi target. Tapi kemarin, dana tebusan baru mencapai Rp 48 triliun, setara 29% dari target Rp 165 triliun.
Krishna memilih SMGR, ADRO dan INTP yang bisa dicermati. Sementara Lucky melirik ASII, INCO, BBRI, BNGA, SSIA, TBIG, WIKA, dan MPPA. 

Komentar

  1. saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
    pengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
    sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
    gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
    kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
    nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
    melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
    hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
    angka yang kemarin di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
    ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
    bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
    apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
    jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
    ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
    demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
    atau silahkan buktikan sendiri..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ihsg per tgl 2-17 OKTOBER 2017 (pra BULLISH November-Desember 2017)_01/10/2019

  RIBUAN PERSEN PLUS @ warteg ot B gw (2015-2017) ada yang + BELASAN RIBU PERSEN (Januari 2017-Oktober 2017) kalo bneran, bulan OKTOBER terjadi CRA$H @ IHSG, well, gw malah bakal hepi banget jadi BURUNG PEMAKAN BANGKAI lah ... pasca diOCEHIN BANYAK ANALIS bahwa VALUASI SAHAM ihsg UDA TERLALU MAHAL, mungkin satu-satunya cara memBIKIN VALUASI jadi MURAH adalah LWAT CRA$H, yang tidak tau disebabkan oleh apa (aka secara misterius)... well, aye siap lah :)  analisis RUDYANTO @ krisis ekonomi ULANGAN 1998 @ 2018... TLKM, telekomunikasi Indonesia, maseh ANJLOK neh, gw buru trus! analisis ringan INVESTASI SAHAM PROPERTI 2017-2018 Bisnis.com,  JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10/2019), akan mendapat sentimen positif dari hijaunya indeks saham Eropa dan Amerika Serikat pada perdagangan terakhir bulan September. Berdasarkan data  Reuters , indeks S&P 500 ditutup menguat 0,50 persen di level 2.976,73, indeks Nasdaq Comp

ihsg per tgl 15 Desember 2014

JAKARTA – Investor asing dipastikan masih bertahan di Indonesia. Kendati bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menaikkan suku bunga hingga 100 bps tahun depan, imbal hasil (yield) portofolio di Indonesia tetap lebih atraktif, sehingga kenaikan Fed funds rate tidak akan memicu gelombang pembalikan arus modal asing (sudden reversal). Imbal hasil surat utang negara (SUN) dan obligasi korporasi Indonesia bertenor lima tahun saat ini berkisar 7-8%, jauh lebih baik dibanding di Eropa dan AS yang hanya 2-2,5%. Begitu pula dibanding negara-negara lain di Asia, seperti Korea dan Thailand sebesar 2,5-3,5%. Di sisi lain, dengan pertumbuhan laba bersih emiten tahun ini sebesar 10-15% dan price to earning ratio (PER) 14 kali, valuasi saham di bursa domestik tergolong murah. Masih bertahannya investor asing tercermin pada arus modal masuk (capital inflow). Secara year to date, asing membukukan pembelian bersih (net buy) di pasar saham senilai Rp 47,54 triliun. Tren

Waspada: ekonomi 2024

  INFLASI: +0.04% (Januari 2024) INFLASI: +0.34% (Februari 2024) INFLASi: inflasi pangan Maret 2024 PDB: +5.05% (2023, yoy) Cadangan Devisa : $144 M, aza Cadangan Devisa: $140,4 M, aza SBY v. Jokowi: ekonomi yang lebe bagus 🍒